Satria dan Tio masih menunggu Fajar serta Yusman keluar dari gerbang hutan Hitam.
Keduanya masih duduk menunggu di saung warung kopi yang jaraknya hanya sekitar seratus meteran dari lubang besar bening yang Satria lihat.
Sementara hujan mulai mereda meskipun masih agak gerimis turun dari atas langit. Namun petir sudah tak ada lagi.
"Yo, si Fajar sama si Yusman masih juga belum keluar. Gue takut mereka kesasar!"
"Iya juga sih. Ini udah lewat dari seperempat jam!"
Satria menoleh kiri dan kanan. Tampak lengang, sepi dari pengawasan.
"Lo tunggu di sini! Gue jemput mereka dulu. Oke?"
Tio menatap Satria dengan wajah tegang.
"Keluar bawa mereka ya?!" pintanya dengan suara cemas.
Satria mengangguk sambil menyodorkan kepalan tangannya. Mereka menyatukan kepalan itu khas ala-ala anak gaul jaman sekarang.
Mereka cemas sekaligus gemas karena dua temannya belum juga kembali. Sedangkan pihak kepolisian hutan dengan santuinya seperti cuek menunggu hujan reda baru akan lanjutkan pencarian.
Satria dengan wajah tegang kembali memasuki gerbang hutan Hitam.
Matanya menatap lekat tulisan yang terpampang di samping pohon Cemara besar.
...DILARANG MASUK, BERBAHAYA DAN TIDAK DIBUKA UNTUK UMUM...
Ia menghela nafas panjang. Tulisan itu terlihat sangat besar, tapi kenapa baru sekarang nampak jelas terbaca. Sedangkan tadi tidak tampak tulisan yang terdiri dari huruf kapital itu.
Gue yakin, si Fajar kayaknya gak baca tulisan ini pas masuk barusan! Gumamnya dalam hati.
Satria percepat langkahnya karena hari mulai beranjak sore.
Matanya terpukau melihat keindahan panorama alam yang tersaji di depan.
"Indahnya..."
Kakinya telah melewati bundaran besar bening yang bagaikan cermin tembus pandang itu.
Benar-benar pemandangan yang berbeda dari sebelumnya meskipun pepohonan tinggi besar tetap menjadi ciri khas. Namun warna batang dan daunnya berbeda sekali dengannya yang di luar hutan Hitam.
Seperti ada biasan cahaya indah matahari yang lain memantul sehingga membuat batang-batang pohon serta dedaunannya tampak berwarna-warni seperti pelangi.
"Ah, ya... ini kan habis hujan!" gumam Satria pada dirinya sendiri.
Seketika Ia tersadar kalau niatnya masuk menerobos hutan Hitam adalah untuk mencari dua temannya.
"Fajaaaar! Yusmaaan!!!"
Dia mulai berteriak memanggil nama kedua temannya yang menghilang setelah masuk lubang raksasa di hutan Hitam.
Koak koak koaaak!!!
Koakkk!!!
Satria terperanjat. Suara pekikan yang sangat besar. Dan Ia yakin kalau itu adalah suara burung hutan yang hinggap di atas pepohonan tinggi mahoni yang banyak tumbuh di sekitar hutan konservasi ini.
Bulu tengkuknya meninggi. Seketika Ia menatap ke arah atas pepohonan.
Krosak krosak
Blueeerrr
Kepak klepak klepak
Benar saja.
Seekor burung hutan besar terbang tak lama bahkan nyaris turun menukik menuju arah Satria yang tercekat sendirian.
Ia baru merasa lega setelah burung itu terbang menjauh melintasi pepohonan mahoni yang tingginya sudah sekitar 40 meteran itu.
"Uffhh... Hhh..."
Satria kembali lanhkahkan kaki dan berteriak memanggil nama kedua temannya.
"Fajaaaar, Yusmaaan!!! Dimana kalian???"
Semakin masuk area kawasan hutan, suhu lembab semakin menerpa kulitnya dan suara Satria juga menjadi menggema bertambah besar serta ber-echo.
"Fajar jar jar jar!!! Yusman man man man!!!"
"Fajar jar jar jar!!! Dimana kalian an an an???"
Satria tersenyum sendiri. Seperti lucu rasanya mendengar suara sendiri.
Tapi setelah itu Ia tersadar, kalau saat ini hanya dirinya saja seorang di dalam hutan Hitam.
Satria berdiam sejenak.
Ia mengamati keadaan sekitar.
Tetesan air hujan yang menggelayut di dahan-dahan pepohonan sesekali jatuh menetes membuat siluet indah karena tersorot sinar matahari yang keemasan di balik awan.
Hujan telah benar-benar reda kini.
Mata Satria menatap ke arah depan hutan. Nampak terlihat semakin gelap dan pepohonan kian rindang jika Ia lanjut masuk ke dalam. Bahkan kemungkinan sinar matahari susah tembus karena pepohonan tumbuh semakin rapat dan rindang.
"Fajaaaar!!! Yusmaaan!!! Auoooo...!!! Kalian dimana??? Ayo kita pulaaaang!!! Wooiii!!!"
Keplek keplek keplek
"Koaaakkkk!!! Koaaaarrrkkk!!!"
Satria lompat dan terjatuh di jalan setapak.
Seekor kelelawar besar tiba-tiba mengepakkan sayapnya yang lebar dan...
Wusss...
"Woaaa!!!"
Satria lari terbirit-birit masuk hutan Hitam semakin jauh ke dalam.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
aku deg2 an nih
2023-05-07
0
ɳσҽɾ
Apa itu, tapi aku suka bunyi krosak krosaknya. Real banget itu
2023-04-04
0