Dengan perasaan yang masih tidak enak karena Nicaula berganti pakaian kebesaran para hantu kuntilanak, akhirnya Satria mau juga berjalan dengan Sang Ratu keliling istananya.
Paling enggak mata gue jauh lebih aman daripada tadi. Secara ngeliat sesuatu yang menggiurkan, pastinya bikin kesehatan jantung gue terancam. Dan gue gak mau merusak akhlak karena gak bisa jaga pandangan.
Meskipun pada dasarnya setiap lelaki menyukai hal-hal yang tersembunyi dari bagian tubuh perempuan, tetapi jika terus menerus dibiarkan maka orang lain ikut rusak pandangannya. Satria tak ingin itu terjadi.
Bangga hati Nicaula.
Ini adalah pertama kalinya seorang pria mengatur hidupnya kearah yang lebih baik.
Cintanya mulai tumbuh subur seiring Satria terus memupuknya tanpa Ia sadari.
Perjalanan panjang ternyata menyusuri istana megah yang luar biasa.
Setiap pintunya yang super besar dijaga ketat oleh empat prajurit bersenjata mirip keris kujang.
Apakah kerajaan ini juga bagian dari kerajaan Pajajaran? Dan... semua ornamen termasuk bahan makanan yang ada di sini semuanya berukuran besar. Bahkan bawang merah yang tempo hari Aku lihat di sel tahanan pun ukurannya tidak biasa!
Nicaula tertawa.
Ia mendengar suara hati Satria yang bergumam merasa keheranan.
"Semua ada di kota Gaib ini. Semua penghuninya menginginkan kebebasan dalam hal apapun. Termasuk bereksperimen dengan hasil tanaman karena kami adalah golongan orang-orang bertalenta tinggi."
"Hm. Juga termasuk kedalam golongan orang-orang yang kufur nikmat dan tak menerima adanya Aw.. aaawww aaawwwww!!"
Satria berteriak keras merasakan sakit yang hebat di urat syarafnya.
Ia kembali tersadar. Ini adalah akibat dari ikatan sihir yang dipakaikan oleh Ratu Nicaula kepada Satria agar tidak membuat guncang bumi mereka.
Satria kembali melenguh.
Angku memantaunya terus.
Ia tidak lepaskan Satria barang sekejap pun. Karena saat ini fokusnya adalah terus menjaga anak manusia utusannya itu untuk mengambil senjata pamungkas bagi kaumnya yang akan berperang dengan kaum iblis.
Satria! Tanyakan padanya dimana gudang senjata!
Satria berdecak.
Angku pintar. Ahli strategi. Tetapi urusan mengambil hati Ratu, Satria sudah punya caranya.
"Aduhh!" pekik Satria sembari menjatuhkan lututnya ke lantai.
"Ada apa? Kenapa?"
"Perutku sakit melilit."
"Kamu pasti belum makan, ya?"
"Iya, Ratu. Aku belum makan sama sekali hari ini. Tolong carikan Aku buah-buahan segar! Tapi harus ratu ambil langsung dari pohonnya!"
Nicaula mengerutkan keningnya.
Ia menjentikkan jarinya, kemudian berjalan cepat sambil berteriak, "Tunggu! Jangan kemana-mana!"
Satria tak menyia-nyiakan kesempatan untuk membuka satu persatu ruangan besar yang tidak ada penjaganya.
Payah! Tentu saja ruangan yang dijaga tidak ada apa-apanya! Justru yang dijaga pengawal itu mencurigakan dan pastinya ada barang berharga yang memang harus dijaga ketat! Ck, Satria Satria! Otakmu kadang-kadang!
Satria mengetuk dahinya, menyadari betapa bodohnya Ia.
Tak lama Ratu Nicaula datang bersama rombongan dayang-dayangnya yang cantik dan anggun. Juga berpakaian khas ala-ala jurig yang cekikikan di tengah malam terbang melayang di udara.
Satria lagi-lagi menepuk keningnya.
"Kenapa kalian memakai pakaian yang sama?" cebik Satria membuat Nicaula tersenyum lebar.
"Katamu tidak suka dengan pakaian sutra yang kami kenakan! Ya daripada nanti matamu sakit melihat pemandangan bagian dalam tubuh kami, kusuruh dayang-dayangku untuk berganti pakaian kebesaran kita semua! Hehehe..."
"Alamak. Tapi jangan pakai baju kafan putih seperti hantu kuntilanak juga dong. Cobalah cari referensi di toko online! Modif pakaian kalian menjadi lebih modis dan trendy meskipun harus berwarna putih!"
"Kami punya banyak pakaian mewah. Bahkan kami juga punya desainer terkenal seantero kota gaib. Tentunya juga dengan warna-warna yang menarik. Ini hanyalah pakaian yang kami pakai ketika tugas dinas di alam dunia."
Satria terkesima.
Ratu Nicaula bahkan menjelaskannya lengkap dengan visual layar seperti sedang menonton televisi.
Dunia alam gaib ini memang jauh lebih maju peradabannya di banding dunia manusia.
Tapi manusia terkadang jauh lebih sombong dibandingkan iblis itu sendiri.
Hm. Bisa dimengerti juga jika para iblis, setan dan demit emosi melihat kesombongan manusia yang kian menjadi. Satria hanya bisa menelan saliva.
Satria terkejut. Nicaula menggenggam jemari tangannya.
"Ja_jangan pegang-pegang! Kita bukan muhrim, Ratu! Sebelum janur kuning melengkung, kau belum halal untukku. Dan Aku tidak boleh menyentuhmu!" pekik Satria panik.
Sebenarnya alasan hatinya bukan itu. Toh dia adalah anak muda masa kini yang juga suka sekali melihat hal-hal yang agak menantang sebenarnya.
Satria juga suka sekali berci+man ketika berpacaran.
Jadi alasan yang barusan Ia berikan pada Nicaula adalah alasan yang dibuat-buat.
Tetapi setiap kali merasakan kalau Nicaula adalah bangsa setan, tentu saja bulu kuduk Satria meremang.
Ia selalu ingat film Thailand yang menceritakan tentang seorang pemuda yang jatuh cinta pada hantu cantik.
Walaupun cinta setengah mati, tapi tetap tidak bisa disatukan kecuali dia yang hidup mau mengikuti yang mati.
Satria hanya ingin menjalani misi. Masih ingin hidup lebih lama lagi. Masih mau melanjutkan hidupnya di alam dunia.
Ingin menikah dan punya anak.
Ingin ini, ingin itu banyak sekali.
Nicaula melepaskan genggamannya.
Entah mengapa, bersama Satria dirinya bisa sangat penurut. Ternyata Satria semakin membuatnya jatuh cinta dalam dan lebih lagi.
Ratu Setan yang masih gadis perawan itu melayani Satria bak Suaminya.
Nicaula berdiri di samping Satria. Memberikan buah-buahan segar setelah mencuci dan mengupasnya dihadapan calon suaminya itu.
"Duduklah, Nika!"
"Iya, calon suamiku!"
Nicaula menurut.
Dua bola bening matanya menatap lurus ke wajah Satria. Antara kagum tapi juga bingung.
Pria dihadapannya itu tidak terlalu tampan, tidak pula seorang putra raja. Tapi kenapa mampu membuatnya menjadi seorang yang polos menuruti semua arahannya.
"A_ada apa? Apa ada sesuatu di wajahku?" tanya Satria yang merasakan hawa panas karena merasa malu juga risih diperhatikan sedemikian rupa oleh Nicaula.
"Kamu... istimewa!"
"Uhuk-uhuk!" Sontak Satria terbatuk.
Nicaula memberikan segelas air putih kepada Satria.
"Pelan-pelan, Satriaku! Ada orang mati gara-gara tersedak!"
Waduh?!? Ke_kenapa ucapannya bikin jantungku jadi ciut!? Semoga Aku tidak mati karena tersedak!
Nicaula tertawa cekikikan. Ia lupa pada larangan Satria tapi seketika berhenti tawa setelah mendekap mulutnya agar segera diam.
"Maaf. Habisnya kamu lucu sekali!"
Ah... Hampir melting hati Satria diperlakukan manis seperti itu oleh seorang wanita.
Sayangnya wanita ini adalah bangsa jin.
Hm. Satria menghela nafas.
"Mari kita bicarakan kesepakatan!" ujar Satria mulai mengajak Nicaula bicara serius.
"Apa itu?"
"Sebelum kita menikah, Aku ingin bantuanmu."
"Soal senjata pamungkas untuk membantu para JIN berperang melawan Raja Iblis Satan?"
Satria melongo. Nicaula sangat cerdas. Gadis ini tersenyum mengangguk.
"Baiklah. Aku bersedia pinjamkan senjata. Karena peperangan yang terjadi diantara kalian tidak akan bisa mengusik ketentraman warga kota gaib!"
"Sungguh? Sungguh?!? Kalau begitu, Aku minta kepada pasukan prajuritmu untuk membawanya ke lubang portal yang ada di taman tempat pertama kali Aku masuk ke kota gaib ini, Nika!"
"Baik. Tapi dengan catatan, kamu tidak boleh pergi meninggalkan kota ini. Barternya adalah jiwa dan ragamu!"
Glek.
Satria menelan salivanya.
To Be Continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Oziq Sinichi
mantaaap thor
2023-05-24
0