🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Pangeran yang harusnya pergi ke kantor nyatanya masih di rumah sakit menemani Senja yang tak mau di tinggalkan, bahkan tangan pria itupun tak sama sekali di lepaskan masih saling menggenggam satu sama lain. Senja yang dinyatakan sudah jauh lebih baik pun di izinkan pulang sore ini oleh team dokter.
Ia yang bukan dirawat di rumah sakit milik keluarga Rahardian tentu tak betah berlama-lama.
"Semua sudah beres?" tanya Senja.
"Sudah, Sayang. Kita tinggal bersiap pulang saja," jawab Mimih.
"Sebelum pulang, bisakah kamu mengantarku ke makam anak itu? aku belum minta maaf," pinta Senja pada Pangeran.
Semua mata tertuju pada pria yang sejak pagi sekali tak beranjak dari sisi putri bungsu Biantara.
"Hem, baiklah.Nanti kita kesana," jawab Pangeran yang tak bisa dan tak ingin menolak.
"Nanti biar Pipih, kirim alamatnya padamu," ujar Langit yang di jawab anggukan kepala oleh teman anak-anaknya itu.
Bisakah kini Pangeran di sebut teman?
Jika sikap Senja sekarang malah berubah drastis, padahal semua orang tahu bagaimana ia selama ini tak butuh sosok pendamping di luar keluarga besarnya. Tapi lihatnya hari ini, senyum tak lepas dari ujung bibirnya yang masih terlihat sedikit pucat karna memang badannya masih lemas akibat tidur yang tak nyenyak sepanjang malam.
.
.
.
Hampir di jam 4 sore, Senja yang di dorong Pangeran karna duduk di kursi roda akhirnya sampai di mobil. Di bantu oleh Langit kini gadis itu sudah masuk kedalam kendaraan mewah milik Pangeran. Orang tuanya yang kebetulan tak bisa ikut membuat kini hanya mereka saja yang menemui keluarga korban.
"Kata Mimih, dia anak piatu?" tanya Senja dengan ucapan lirih.
"Iya, Ibunya meninggak dua tahun lalu karna penyakit Diabetes," jawab Pangeran yang hanya tahu sedikit tentang anak yang di tabrak Senja hingga meninggal.
"Aku harus apa untuk menebus kesalahanku?"
"Cukup do'akan saja, dia tak butuh apa-apa darimu, selalmu saja tak ada artinya untuk dia yang sekarang sibuk dengan urusannya sendiri," sahut pria yang masih sibuk memutar setir mobil.
"Tapi aku akan tetap merasa bersalah, Ran."
"Rajin-rajin lah bersedah atas namanya, kurasa itu sudah lebih dari cukup."
Senja yang duduk manis di kursi penumpang membuang napas kasar sedangkan Pangeran menoleh sekilas sambil tersenyum kecil.
Ia tahu, apa yang di rasakan Senja tak mudah, penyesalan dan rasa takut itu pasti akan selalu membekas di hatinya. Dan apakah Pangeran harus bersyukur atas kejadian yang menimpa Senja? karna seolah tanpa sadar justru mendekatkan mereka kembali.
Harapan Pangeran satu persatu terwujud bahkan lebih dari yang selama ini ia harapkan.
"Ran, maaf ya, aku merepotkanmu," ucap Senja tanpa menoleh, dari yang ia lihat tentu ia bisa menebak pasti Pangeran akan ke kantor tapi nyatanya se sore ini mereka masih bersama dan entah sampai kapan.
Belum ada cerita apapun dari mereka tentang 7 tahun belakangan ini selama berpisah, keduanya masih fokus pada masalah yang di alami Senja termasuk Pangeran yang terus berusaha menenangkan gadis itu. .
"Tak apa, semua bisa ku urus nanti."
"Terimakasih atas waktu dan--," Senja langsung menoleh saat mendengar suara dering ponsel milik Pangeran, pria itu pun langsung mengangkatnya meski terlihat ragu.
.
.
.
.
Ndut Abul yaaaa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Yuli Indri
daddy andra nih pasti yg telp wkwkwkk
2023-09-01
0
Happyy
🤗🤗
2023-07-02
2
Sagara Banyu
cinta datang terlambat nih naga- naganya ...
2023-06-04
1