🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Keluarga korban?"
Suara seorang wanita yang ternyata perawat membuat Pangeran dan Senja menoleh secara bersamaan. Tak perduli se berantakan apa wajahnya karna air mata yang seolah tak ada habisnya ia pun ikut bangun dan berjalan di dalam pelukan Pangeran.
"Kami, Sus."
Pandangan mereka beralih pada datangnya pria paruh baya berkaca mata dengan jas putih yang melekat ditubuh tinggi besarnya.
"Bagaimana, Dokter?" tanya Pangeran yang sudah tak enak hati karna raut wajah orang di hadapannya kini sangat mencurigakan terlebih suster yang juga ikut menunduk.
"Mohon maaf, Tuan. Kami sudah melakukan yang terbaik tapi takdir Tuhan berkata lain. Nyawa pasien tak tertolong. Itu karena benturkan di kepala yang cukup hebat dan adanya pendarahan," jelas Dokter.
Semua yang di dengar Pangeran terutama Senja benar-benar layaknya petir di siang bolong hingga membuat gadis itu tak sadarkan diri saking kagetnya.
Kini, Pangeran tak hanya mengurusi korban kecelakaan yang keluarganya tak kunjung datang tapi juga Senja yang kini terbaring tak berdaya di ranjang pasien karna belum juga sadar.
Pangeran yang bingung harus menghubungi siapa akhirnya mau tak mau mengambil ponsel milik Senja yang tertinggal di mobil.
7 tahun berpisah usai kelulusan sekolah memang tak ada tukar kabar sama sekali diantara mereka termasuk dengan Awan, kakak kembar Senja. Itu Pangeran lakukan karna ia ingin melupakan semua tentang gadis itu yang nyatanya tak pernah berhasil. Pangeran berhasil merayu Daddy dan Mommynya untuk kuliah di luar negeri dan ia memang baru pulang 2 bulan lalu itupun karna terus di paksa.
"Hallo, Sen," jawab Awan saat panggilan tersambung. Pangeran tersenyum kecil karna ini pertama kalinya lagi ia mendengar suara Si teman lama yang selalu ia doakan menjadi kakak iparnya.
"Sen, kenapa?" Awan mengulang pertanyaannya dengan nada sedikit bingung sebab ini tak pernah terjadi pada adiknya saat menelepon lebih dulu.
"Hem, Sorry. Ini gue Pangeran," jawabnya pelan.
"Pangeran? Pangeran apa?" tanya Awan lagi, wajar jika ia lupa karna pria itu hilang bagai di telan bumi.
"Pangeran temen SMA lo!"
"Loh, kok lo bisa telepon gue? ini kan nomer SenSen, adek gue mana?" Awan yang bingung langsung memberondong Pangeran dengan banyak pertanyaan.
Akhirnya semua di ceritakan olehnya, mulai dari kronologi kecelakaan, meninggalnya korban hingga kondisi Senja yang kini sedang tak sadarkan diri.
.
.
.
Dan bukan keturunan Biantara atau Rahardian jika tak cepat melakukan sesuatu karna terbukti sebelum Pangeran kembali ke dalam rumah sakit Langit dan Air sudah ada di ruangan tempat Senja berada.
"Permisi, Om."
Dia pria yang sedang berdiri di sisi Ranjang Senja pun menoleh saat mereka mendengar ada suara seseorang yang sama.
"Iya, kamu siapa?" tanya Air, Tuan Rahardian Wijaya.
"Saya--, Saya temennya Senja. Tadi kebetulan ada pada saat kejadian, saya juga yang bawa Senja juga korban kemari," jelas Pangeran. Meski dulu sering bertemu tapi berbeda setelah 7 tahun.
"Siapa?" tanya Air lagi.
"Siapa? Saya?" Pangeran sampai menunjuk dirinya sendiri dengan telunjuk tangannya.
"Siapa yang nanya? Hahaha," bukan Air rasanya jika bisa serius, termasuk saat Sang keponakan jelas sedang tak sadarkan diri di depannya.
Langit yang melihat kelakuan kakak ipar sekaligus adiknya hanya bisa membuang napas kasar, belum saja istrinya tahu karna bisa bisa badan pria itu habis kena cubitan maut Cahaya.
"Hallo, Om, apa kabar?" sapa Pangeran pada Langit.
.
.
.
Kabar baik, tumben gak sebut PiCaMer??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Efrida
sblm cerita ini ada kah awal nya.
2023-09-04
0
Ragil Saputri
astaghfirullah ngakak abis dibuat kakak
2023-09-02
0
pipi gemoy
mantap papi langit masih ingat sama Endut
anaknya saja lupa 😂
2023-08-23
2