Yata terdiam saat mendengar apa yang Aidan katakan. Tiba-tiba dadanya terasa sesak, dan mata kian terasa panas karena ingin mengeluarkan cairannya. Namun, sekuat tenaga dia mencoba untuk menahan rasa sakit yang entah kenapa menusuk hatinya.
"Mas, bukankah kita sudah pernah membahas masalah ini?" Yara menatap Aidan dengan sendu. Deru napasnya bahkan sudah semakin cepat saat ini.
"Kau lupa waktu dan lupa aku jika sudah bekerja, Yara. Bagaimana mungkin aku bisa membiarkannya?" Aidan berucap dengan marah. Selama ini dia merasa diabaikan, dan juga tidak diperhatikan walau mereka hidup bersama.
Yara menundukkan kepala dengan tangan saling bertautan membuat Aidan menjadi tidak tega. Dia mengusap wajah kasar, lalu menggenggam kedua tangan wanita itu.
"Aku hanya ingin menghabiskan waktu bersamamu, Sayang. Jika pekerjaanmu membuat kita jauh, lalu untuk apa kita menikah?"
Ucapan Aidan terasa menusuk hati Yara. Apakah selama ini pelayanannya kurang memuaskan? Apa selama ini dia kurang perhatian, sehingga sang suami memintanya untuk keluar?
"Kita juga harus bersiap untuk punya anak, 'kan? Jika kau selalu sibuk, bagaimana bisa mengurus anak kita nanti?"
Sejak awal mereka memang menunda untuk punya momongan karena ingin menikmati masa-masa berduaan dulu, dan memutuskan punya anak jika sudah merasa puas akan kehidupan rumah tangga mereka.
"Aku ingin kau selalu berada di rumah saat aku berangkat kerja, juga saat pulang kerja. Aku ingin kau membuatkan kopi untukku saat malam, juga menemaniku bekerja saat lembur. Setiap ingin menutup mata, dan membuka mata kau selalu berada di sampingku. Aku ingin kau selalu berada di rumah."
Duar.
Kata-kata yang Aidan ucapkan terasa mengiris-ngiris hati Yara. Bukankah sejak awal laki-laki itu tahu, jika dia seorang Dokter? Lalu, kenapa meminta hal seperti itu?
Bagi sebagian orang, mungkin pekerjaan adalah sesuatu yang biasa dan bisa diganti jika suatu saat merasa bosan. Namun, bagi sebagian orang yang lain. Pekerjaan itu sangat penting, dan sudah seperti bagian dari hidupnya. Dari awal dia bersusah payah untuk menggapainya, dan setelah tergapai harus dilepaskan begitu saja. Bukankah itu keterlaluan?
"Sebelum kita menikah, Mas sudah tau apa pekerjaanku, bahkan Mas sudah tahu jika aku berjuang keras untuk mendapatkannya. Bukankah akan sangat keterlaluan, jika Mas memintaku untuk membuang semua hasil kerja kerasku?"
Kini gantian Aidan yang terdiam. Sebenarnya dia tidak masalah jika Yara bekerja, tetapi akhir-akhir ini istrinya itu terlalu larut dalam pekerjaan hingga membuatnya kesal sendiri. Belum lagi saat mendengar ocehan sang ibu, tentu membuat kepalanya serasa ingin pecah.
"Mas." Yara menggenggam tangan Aidan dengan erat, air mata sudah jatuh membasahi wajah. "Saat ini, orang yang paling penting dalam hidupku adalah dirimu. Surgaku ada di bawah telapak kakimu, dan Allah tidak akan meridhoiku jika kau tidak senang. Tapi ...." Matanya bertemu dengan kedua manik mata hitam pekat milik sang suami.
"Tapi aku juga punya impian, dan aku ingin mewujudkannya bersamamu. Apa aku salah?"
Aidan kembali diam. Perasaan bersalah kini menghantam hatinya. Wajar jika dia marah pada Yara, tetapi bukan berarti dia bisa mematahkan impian wanita itu begitu saja.
"Baiklah. Maafkan, Mas. Mas terlalu egois dan hanya memikirkan diri sendiri, hingga memintamu untuk membuang segala hasil dari kerja keras yang sudah kau lakukan. Kau boleh tetap bekerja, tapi jangan lagi terlalu sibuk."
"Apa kau serius, Mas?" tanya Yara dengan sendu.
Aidan menganggukkan kepalanya. "Tentu saja. Sekarang jangan menangis lagi, lihat wajahmu ini sudah sembab."
Yara langsung mengusap air mata yang masih membekas di wajahnya, lalu terbitlah senyum manis yang sejak dulu membuat Aidan tergila-gila.
"Aku masih ada waktu setengah jam lagi. Ayo, kita makan es krim yang ada di sebrang kantor!" Ajak Aidan kemudian sambil beranjak dari sofa.
Yara tentu saja merasa senang dan berlalu mengikuti langkah sang suami, tanpa mereka sadari jika sejak tadi Rosa berada di balik dinding dan menguping pembicaraan mereka.
Kebetulan pintu ruangan itu tidak tertutup, jadi siapa saja bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Terlebih-lebih jika orang tersebut sengaja ingin menguping.
"Si*al. Kenapa aku tidak tahu jika Aidan sudah menikah? Padahal sudah beberapa bulan aku bergabung dengan perusahaan ini, dan aku juga menyukainya." Rosa merasa kesal sendiri.
Memang bisa dibilang Rosa adalah karyawan baru, tentu dia tidak tahu jika Aidan sudah punya istri. Lalu, apa yang harus dia lakukan sekarang? Sejak pertemuan pertama, dia sudah jatuh hati dengan Aidan dan terus mendekati laki-laki itu walaupun sangat cuek dan juga dingin.
Namun, setelah mereka dekat. Kenapa malah jadi seperti ini? Kenapa tiba-tiba muncul wanita sebagai istrinya, dan kenapa Aidan tidak bilang jika sudah menikah?
"Tapi, saat ini hubungan mereka tidak baik. Mungkin ini adalah kesempatan untukku, aku akan mencurahkan seluruh perasaanku untuknya. Sampai dia lupa jika sudah menikah."
Rosa sudah memantapkan hati, jiwa, dan raga untuk merebut Aidan. Selain tampan, laki-laki itu juga sangat berkarisma. Membuat para wanita terpesona saat memandangnya, tetapi si*alnya dia sudah punya istri.
"Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, termasuk bersatunya aku dan Aidan. Lihat saja, aku akan membuat mereka berpisah. Lalu Aidan akan menikahiku, dan mencampakkan wanita itu."
Rosa mengibaskan rambutnya seperti sedang iklan sampo, dia lalu melanjutkan langkahnya untuk kembali ke ruangan.
Setelah selesai makan es krim sambil bersenda gurau, Aidan kembali masuk ke dalam perusahaan untuk melanjutkan pekerjaan sementara Yara juga langsung pulang ke rumah.
Sepanjang perjalanan, Yara terus memikirkan apa yang Aidan katakan. Dia tahu jika keinginan suaminya itu baik, hanya saja terasa sangat tidak adil untuknya.
"Atau aku buka praktek sendiri saja ya? Aku akan membeli tanah yang ada di sekitar rumah agar tidak jauh, aku juga bisa bebas menentukan waktunya."
•
•
•
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Fhebrie
aku dah dag dig dug dengan prlakor ini
2023-12-01
0
Danny Muliawati
itu lebih baik buka oraktek sendiri jd banyak waktu utk suami d hati2 ada pelakor tuh
2023-10-17
0
Benazier Jasmine
ide bagus, awas aidan jgn smpk u kyk ayahnya yara menyesal seumur hidup karena telah selingkuh dg wanita lain
2023-05-20
0