Yara menganggukkan kepalanya. Setelah sedikit mengobrol dengan sang mama, dia lalu memutuskan untuk kembali pulang. Hatinya sudah terasa lebih lega dibandingkan tadi.
Dalam perjalanan, Yara berhenti sebentar di supermarket untuk membeli sesuatu. Hari ini dia ingin memasak makanan kesukaan Aidan dan mengantarnya ke kantor, sebelumnya dia sudah meminta izin untuk terlambat datang ke rumah sakit selama 2 jam. Dia ingin bicara dan menyelesaikan semua masalah dengan sang suami.
Nova yang baru saja bangun tidur mencium wangi masakan dari arah dapur. Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang membuat perutnya kian meronta-ronta.
"Kau masak apa?"
Yara menoleh ke belakang saat mendengar ucapan sang mertua. "Aku masak kepiting asam pedas kesukaan mas Aidan, Bu. Apa Ibu mau mencicipinya?"
Nova mengangguk sambil menarik kursi dan duduk di sana, menunggu hidangan disajikan oleh menantunya.
"Ini, Bu." Yara meletakkan semangkuk kepiting asam pedas lengkap dengan nasinya ke hadapan Nova.
"Begini 'kan, bagus. Kau memasak dan menunggu suamimu pulang, setelah itu kau bisa melayaninya," ucap Nova sambil melihat Yara dengan tajam.
"Aku akan membicarakannya dengan mas Aidan, Bu. Kalau gitu aku pergi ke kantornya dulu."
Nova hanya berdehem saja untuk menanggapi ucapan Yara, dia lalu melirik ke arah wanita itu melalui ekor matanya.
Yara segera bersiap untuk pergi ke perusahaan di mana Aidan bekerja. Dengan menggunakan kemeja berwarna coklat muda dan celana kulot berwarna hitam, tidak lupa dengan hijab yang selalu menutupi kepala, dia segera pergi dari rumah untuk mengantar makanan kesukaan sang suami.
"Semoga aku bisa bicara dengan mas Aidan dan menyelesaikan semua masalah ini."
Beberapa saat kemudian, Yara sudah sampai di parkiran perusahaan. Dia segera keluar dari mobil dan masuk ke dalam tempat itu.
"Permisi, Nona." Yara tersenyum ke arah resepsionis yang saat ini juga tersenyum kepadanya.
"Selamat siang, Nona. Ada yang bisa kami bantu?" tanya resepsionis dengan ramah.
"Siang juga, Nona. Saya ingin mengantar makanan untuk suami saya, namanya Aidan William."
Resepsionis itu mengangguk paham. Kemudian mengotak-atik komputernya, dan memberikan sebuah kartu sebagai akses untuk masuk ke dalam perusahaan.
"Ruangan tuan Aidan ada di lantai 3 lorong sebelah kanan, Nona. Apakah Anda ingin saya antar?" tawar wanita itu.
Yara menggelengkan kepalanya. "Terima kasih atas tawarannya, Nona. Sebelumnya saya sudah pernah ke sini, jadi saya tahu ruangannya."
Resepsionis itu kemudian mengangguk dan mempersilahkan Yara. Yara sendiri langsung mengalungkan kartu akses itu ke lehernya dan segera masuk dengan menenteng tas bekalnya yang berwarna merah.
Yara masuk ke dalam lift, dan segera menekan tombol 3 menuju ruangan Aidan. Kemudian dia segera keluar dari sana setelah pintu liftnya terbuka.
Para karyawan yang ada di perusahaan itu mulai berhamburan keluar karena memang saat ini sudah waktunya istirahat. Begitu juga dengan Aidan yang saat ini sedang membereskan pekerjaannya sebelum pergi istirahat.
"Kita mau makan di mana, Ai?" tanya seorang wanita bernama Rosa yang baru saja masuk ke dalam ruangan Aidan
Aidan tersenyum saat melihat kedatangan Rosa, wanita itu adalah salah satu rekan kerja satu timnya. Dia menjabat sebagai ketua dari tim pemasaran yang ada di perusahaan itu dan Rosa adalah anggotanya.
"Em ... terserah kau mau makan di mana," ucap Aidan sambil mematikan laptopnya.
"Oke. Aku mau makan-"
"Assalamu'alaikum, Mas."
Aidan dan Rosa yang sedang berdiri berhadapan tersentak kaget saat mendengar suara seseorang, sontak mereka langsung menoleh ke arah pintu.
"Ya-Yara? Kau, kau di sini?" Aidan membulatkan matanya saat melihat keberadaan sang istri.
Yara menganggukkan kepalanya dengam senyum manis. "Iya Mas, aku ingin mengantar makanan untukmu, kebetulan aku lagi memasak kepiting asam pedas." Dia menunjukkan bekal yang ada di tangannya, lalu melirik ke arah seorang wanita yang ada di samping Aidan. "Dia, siapa Mas?"
"Ah, iya. Ini rekan kerjaku, namanya Rosa. Dan Rosa, ini istriku, namanya Yara."
Kedua wanita itu saling berjabat tangan dan memperkenalkan diri masing-masing.
"Aku tidak tau kalau kamu sudah menikah, Ai?" tanya Rosa membuat Aidan melihat ke arahnya.
"Benarkah? Aku kira kau sudah tahu dari yang lain." Aidan menatap heran, kemudian dia beralih melihat ke arah Yara. "Kau tidak kerja, Yara?
"Kerja, Mas. Tapi masuknya agak sorean, makanya aku ke sini dulu." Yara lalu berjalan masuk dan duduk di atas sofa. Dia meletakkan makanan yang dibawa ke atas meja lalu membukanya.
Aidan tersenyum. Dia senang karena Yara datang dan mengantar makanan untuknya, dia lalu kembali melihat ke arah Rosa yang masih berada di ruangan itu.
"Maaf, Rosa. Aku tidak bisa makan bersamamu, lebih baik kau makan dengan yang lainnya saja."
Rosa berdecak kesal dalam hati, lalu melirik Yara dengan sinis. "Ya sudah. Tapi besok kita makan bersama ya?"
Aidan menganggukkan kepalanya membuat Rosa berbalik dan keluar dari ruangan itu, dia lalu berjalan ke arah sofa dan duduk di samping Yara.
"Sepertinya kalian sangat dekat, Mas?" tanya Yara yang merasa jika sejak tadi wanita bernama Rosa itu menatapnya tajam.
"Yah dekat begitu saja," jawab Aidan sambil memperhatikan makanan yang sudah tersaji di depannya. Air liurnya menetes karena sudah tidak sabar untuk menyantap makanan itu.
Yara yang melihatnya tergelak. "Silahkan makan, Suamiku. Jangan lupa baca do'a."
Aidan menganggukkan kepalanya dan langsung menyantap makanan yang sudah sejak tadi membuatnya keroncongan, membuat Yara menggelengkan kepalanya.
Yara tersenyum saat melihat suaminya makan dengan lahap, dan dia akan berusaha lebih keras lagi untuk memberikan waktu yang lebih banyak pada Aidan.
Selesai makan, mereka masih tetap duduk di tempat itu. Yara membereskan sisa makanan mereka dan membuangnya ke tempat sampah, lalu kembali duduk di samping Aidan.
"Mas, bisa kita bicara?" tanya Yara sambil menatap Aidan sayu.
Aidan juga menatap Yara, lalu tangannya terulur mengusap lesung pipi yang ada diwajah sang istri. "Aku sudah memaafkanmu, Yara. Tapi tolonglah, aku juga butuh perhatian dan pelayanan darimu. Bukan hanya pasienmu saja."
Yara tersenyum simpul. "Baiklah. Aku akan berusaha untuk mengurangi jadwal di rumah sakit."
"Bagaimana jika kau resign saja, Sayang?"
•
•
•
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Dian Rahmi
jangan mau yara
2024-01-11
0
Fhebrie
Rosa bibit pelakot hati hati yara km lengah sedikit saja suamimu bisa selingkuh sama Rosa soalnya pelakornya mepet terus
2023-12-01
0
Happyy
💖💖
2023-11-06
0