Bab 19 Ban Bocor

Mereka kini pulang ke rumah masing - masing. Tetapi, ada beberapa siswa yang masih nongkrong di warung setelah pulang sekolah.

"Kita jalan yukk!" ajak Yura ke Vira dan Naya.

Vira yang waktu itu ingin menaiki motor nya mengurungkan niat nya.

"Kemana?" tanya Vira ke arah Yura.

"Di deket - deket sini aja, gue denger - denger ada taman hiburan?" jawab Yura kemudian Ia pun berfikir.

"Heh Yur, kalau di deket sini yang lo bilang taman hiburan. kalau nggak salah pasar malam tuh," sahut Naya karena sedari tadi Naya diam dan kini Ia menyeruakan pendapatnya.

"Iya, Nay pasar malam," sahut Yura dan setelah itu Yura mengacungkan ibu jari ke arah Naya. "Good," sambung Yura.

Sedangkan Naya mulai mengibaskan rambut nya.

"Pasar malam tuh kan bukanya malam, lebih baik kita pulang ke rumah masing - masing nanti habis magrib ngumpul di rumah gue. Gimana? setuju nggak?” ucap Vira dan langsung mendapatkan anggukan dari kedua teman nya.

"Setuju,” jawab Yura dan Naya secara serentak.

"Gue, pulang duluan guys, udah di tunggu sama Akmal" ucap Yura dan Ia pun pergi meninggalkan parkiran. Akmal merupakan pacar Yura juga kakak kelas 11 di SMA Angkasa.

"Gue juga pamit dulu Vi, " ucap Naya dan Naya pergi meninggalkan parkiran dan Naya masuk ke dalam mobil yang menjemput nya.

"Kebiasaan nih, pasti gue di tinggal sendiri," gerutu Vira sembari mengerucutkan bibir.

Vira pun menaiki motor nya.

"Loh, kok motor gue jadi berat gini jalan nya.” Vira berbicara kepada dirinya sendiri.

"Vi, coba turun lihat ban motor lo!!" ucap teman se angkatan Vira.

Vira pun menuruti apa yang di suruh teman nya.

"Astagfirullah nih ban motor gue, bocor atau gimana?" ucap Vira dengan ekspresi panik sekaligus bingung.

"Kayak nya bocor deh Vir," sahut teman Vira setelah melihat ban motor Vira lebih dekat.

"Terus gimana?” tanya Vira kepada teman seangkatan.

"Kalau bengkel dari sini jauh, coba lo telfon keluarga lo, suruh kesini" usul teman Vira.

"Wahh ide lu bagus juga,” ucap Vira dan dengan secepat kilat mengambil teleponnya yang berada di tas nya.

"Yaudah Vi, gue pulang dulu an ya,” ucap teman Vira dan teman nya segera pergi meninggalkan Vira.

Vira pun segera membuka ponsel nya dan ternyata ponselnya mati.

"Yah baterai nya habis,” ucap Vira ketika ponsel yang akan di hidup kan mati.

Dengan geram Vira menendang ban motor nya.

'Duk - duk - duk.’ Suara Vira menendang ban motor itu.

Ternyata, sejak tadi ada yang memperhatikan kelakuan Vira. Orang tersebut segera menghampiri Vira. Seseorang itu, kini sudah berada di belakang Vira dan Vira belum menyadari nya. Karena Vira sibuk menendang ban motornya.

"Hehh... ngapain lo tendang - tendang ban motor lo?" tanya orang itu ke arah Vira dengan ketus.

Vira yang memang tidak tau jika di belakang ada orang lain langsung melonjak kaget dan hampir jatuh ke bawah jika tidak mendapat pegangan dari orang yang di belakang nya.

"Kaget gue, siapa sih." Vira pun menjawab dengan nada yang tidak kalah ketus.

Dan setelah itu Vira mendongak kan kepala ke atas.

"KAK ASKA" teriak Vira tak kalah kaget.

"Ih lepas kak!!" suruh Vira karena tangan Aska masih memegangi punggung Vira.

'Bruk.' Suara tubuh Vira yang jatuh, karena Aska melepaskan tangan nya dari punggung Vira.

"Aduhh punggung gue,” gerutu Vira dengan kesal dan setelah itu Vira duduk di lantai sambil mengusap punggung nya.

"Kenapa di lepas sih?" tanya Vira ke arah Aska sembari mendongak kan kepala ke atas. Karena memang kini posisi nya Vira masih duduk di lantai sedangkan Aska berdiri. Aska kini sudah memasang wajah datar.

"Lah, lo tadi nyuruh gue lepas, ya gue lepas lah,” jawab Aska sambil memutar bola mata nya dengan malas.

"Tapi, bilang dulu kek kalau mau melepas jangan langsung, sakit tau nggak," kesal Vira dan ketika akan bangkit dari duduk nya.

"Aww, Sakittt,” ucap Vira dan Vira mulai akan menangis. Mata Vira sudah berwarna merah menahan kesakitan di punggung nya.

"Kak tolong!!" ycap Vira merengek ke arah Aska.

Karena Aska sedari tadi hanya diam dan tidak mau membantu Vira berdiri. Aska yang merasa bersalah pun langsung membantu Vira berdiri.

"Ayok hati - hati" ucap Aska melembut kan suara dan mengulur kan tangan nya ke arah Vira.

Vira pun sudah berdiri dengan di rangkul oleh Aska supaya tidak ambruk lagi.

ketika Aska dalam posisi merangkul Vira.

'deg - deg - deg - deg - deg.' Suara jantung mereka berdetak lebih cepat.

"Fiks, kayak nya gue beneran jatuh cinta ama ni bocah,” batin Aska yang masih setia merangkul Vira dan sesekali melirik ke arah Vira."Tapi dia suka nggak ya sana gue, secara gue kan orang yang dia benci," sambung Aska.

"Ya Allah ini jantung nggak bisa di kondisi kan apa,” batin Vira. "Ya, kali gue jatuh cinta sama kak Aska kan nggak mungkin, tapi gue nggak munafik sih emang nyaman ada di posisi ini,” sambung Vira yang masih berbicara di dalam hati.

Ketika Vira berada di rangkulan Aska Vira merasakan kenyamanan yang tidak bisa di cari di semua orang.

"Gue, nanya sekali lagi ngapain lo nendang - nendang ban motor lo?" tanya Aska ke arah Vira dengan nada yang masih lembut, dengan posisi Vira masih di rangkulan Aska.

"Emm.. ban motor gue, bocor yang depan kak,” jawab Vira dengan jujur.

"Yaudah pulang bareng gue, nanti biar gue suruh seseorang buat bawa ke bengkel." Entah dari mana Aska tiba - tiba ingin menolong Vira.

"Nggak ngerepotin kak?" tanya Vira ke arah Aska dengan nada yang sudah di turun kan, sembari melihat manik hitam milik Aska.

"Nggak lah," jawab Aska dan secara tidak sadar mengusap puncak kepala Vira.

"Eh, nomor ponsel lo mana?, biar gue bisa lebih mudah hubungi nya!" ucap Aska dan menyerah kan handphone nya ke Vira.

Vira dengan secepat kilat mengambil ponsel Aska dan mulai mengetik nomor nya.

"Ini" ucap Vira sembari memberikan ponsel nya.

"Alamat rumah dimana?" tanya Aska setelah memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana.

"Di perumahan Pelita, jalan Alamanda nomor 33,” jawab Vira.

"Duduk di sana dulu ya,” ucap Aska dan menuntun Vira ke kursi panjang yang ada di depan parkiran.

"Gue ambil motor dulu lo, tunggu di sini dulu,” ucap Aska dan Aska langsung berlari masuk ke parkiran menyala kan motor kawasaki ninja memasukkan gigi motor dan mulai meng gass.

'Citt...' Suara motor Aska berdiri tepat di hadapan Vira.

Vira langsung mendongak kan kepala.

Aska pun segera membantu Vira untuk berdiri.

"Alhamdulillah udah bisa berdiri" ucap Aska, ketika melihat Vira sudah tidak kesulitan untuk berdiri.

Aska segera melepaskan almamater nya dan memakai kan di paha Vira ketika Vira sudah duduk di jok belakang.

.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!