Bab 15 Keinginan

Hari ini adalah hari terakhir Vira mengikuti kegiatan MPLS. Vira, sangat bersemangat sekali. Ia pun membuka gorden yang ada di kamarnya, menampakkan keindahan pagi hari di kota Jakarta. Vira pun berjalan ke arah kamar mandi dengan membawa sebuah handuk. Lima belas menit berlalu Vira sudah siap untuk turun lalu ia melihat dirinya di pantulan cermin. “Waww Cantik” gumam Vira. Ia kemudian mengambil tas dan berjalan ke bawah tepat nya di ruang makan. Ternyata di sana sudah ada mama dan papa yang menunggu untuk makan bersama.

“Selamat pagi mah, pah,” sapa Vira, kepada kedua orang tuanya sambil tersenyum.

“Pagi sayang,” jawab mereka bersamaan.

Setelah sapaan itu, tidak ada yang membuka suara lagi. Sedangkan, mereka memilih untuk menikmati sarapan dalam diam dan hanya dentingan sendok yang terdengar.

Selesai sarapan pagi itu, Vira berjalan ke arah garasi motor untuk mengambil kendaraan yang akan ia gunakan untuk berangkat ke sekolah nanti. Setelah Vira melihat - lihat kendaraan yang ada di garasi, keputusannya sudah bulat ia pun memilih menaiki motor Kawasaki ninja warna hitam, yaitu motor kesayangan nya dulu.

“Mau bawa motor yang mana yah?” gumam Vira.

“Gimana kalau motor kesayangan ku dulu, lagi pula aku sudah tidak se takut dulu sewaktu di bonceng sama kak Gibran.” Vira pun mulai mengambil kunci motor menyalakan mesin dan mulai melaju ke sekolah.

Sedangkan, di kediaman keluarga Azkara (Gibran)

"Gibran!!!" panggil papa Gibran ke arah Gibran, yang bernama Samuel Trias Azkara.

Gibran yang pagi itu sedang sarapan menoleh ke arah sang Papa.

"Iya pa, ada apa?" tanya Gibran yang sekarang sudah memperhatikan nya.

"Kata pak Edy tahun ini akan di adakan pemilihan ketua OSIS?" tanya papa Gibran (Samuel).

"Iyaa pa,” jawab Gibran.

"Kamu ikut lah pemilihan ketua OSIS nya untuk mencalonkan diri! !" suruh Papa Gibran atau lebih tepat nya memerintah.

Gibran pun berfikir dengan ucapan sang papa. Jika Gibran menolak pun pasti tidak bisa karena perintah sang papa tidak bisa di bantah. (mutlak).

"Iyaa nanti Gibran daftar ke kakak OSIS kelas 12," jawab gibran yang akhirnya menyetujui perintah sang papa.

"Gibran!!!" panggil Mama Gibran dengan lembut. Bernama Salsa Nabila Azkara.

"Iyaa, mah.?" jawab Gibran kini ia menoleh ke arah sang Mama.

"Kalau kamu memang nggak berminat jadi calon ketua OSIS ya, nggak usah daftar sayang.” Nasehat mama Salsa kepada Gibran karena salsa tau Gibran selalu menuruti perintah sang papa meskipun Gibran tidak suka.

"Eh, siapa bilang mah, Gibran minat kok,” jawab Gibran serius karena sebenarnya ia memang ingin sekali menjadi ketua OSIS tahun ini.

"Yaudah kalau kamu minat. Semoga nanti yang terpilih kamu ya!" Harapan dan do'a seorang ibu kepada anaknya.

"Aminn. makasih mah," jawab Gibran dengan lembut seraya tersenyum kepada orang yang telah melahirkan nya ke dunia yaitu Mama Salsa.

"Pah - Mah, ini sudah jam setengah tujuh Gibran berangkat yah!" pamit Gibran kepada kedua orang tua nya dan mengambil tangan papa dan mama nya kemudian mencium nya secara bergantian.

"Iya, hati - hati.” Pesan sang mama. sedangkan papa Gibran hanya tersenyum mendapati sang anak yang mulai keluar dari rumah dan berjalan ke arah garasi motor dan mengambil motor kesayangan nya untuk di bawa ke sekolah.

Gibran menyalakan motor nya dan melaju menuju ke sekolah.

Sedangkan kini, di kediaman keluarga Copers (Aska)

Pagi itu mereka sedang duduk di ruang keluarga, yang mana Andre sedang menyiapkan berkas untuk meeting dan Aska sedang menyiapkan barang yang akan di bawa ke sekolah mengingat hari ini hari terakhir MPLS. Dan Aska sebagai salah satu Anggota OSIS harus menyiapkan semua nya dengan sempurna.

Aska!!!" panggil Dedy Aska yaitu Andre dan melihat ke arah sang anak semata wayang dengan mantan istrinya yaitu Ana.

"Iya, ded?" jawab Aska dingin dan dengan malas melihat ke arah sang Dedy.

Sifat Aska memang dingin ke arah Dedy nya ini di karena kan sang Dedy yang sibuk dengan urusan nya sendiri dan seperti lupa jika mempunyai seorang anak. Bisa di katakan Aska itu seorang remaja yang kurang akan perhatian dan kasih sayang orang tua.

Sedikit Informasi, Mommy Aska sudah bercerai dengan Dedy Aska 5 tahun yang lalu. Ketika umur Aska 12 tahun (6 SD). karena kesalah pahaman. Mommy nya di luar negeri (London). Sedangkan, sang Dedy ada satu rumah tapi seperti tidak memperhatikan anak nya. Bahkan Aska sering mendapatkan bentakan, makian, tamparan, ancaman, dari sang Dedy jika melakukan kesalahan sedikit pun.

Pesan dari Aska :

Kalian yang di luaran sana jika kalian berfikir sebuah perceraian adalah akhir dari masalah itu salah. Karena, setelah perceraian kedua belah pihak pasti akan saling bermusuhan, tidak ada etika baik apalagi komunikasi yang baik.

Jika memang dalam sebuah hubungan rumah tangga ada masalah di selesai dengan kepala dingin Komunikasi yang baik adalah kunci utama dalam sebuah hubungan.

Di sini Aska tidak melarang kalian untuk bercerai. Dan jika sebuah hubungan sudah di bicarakan dengan kepala dingin dan kalian masih kekeh untuk bercerai tolong pikirkan hati seorang anak, buah hati kalian mampukah ia menerima nya. Tanpa kehadiran kedua orang tua nya di sisi nya. Jangan sampai anda menyesal di kemudian hari, ketika anda menjumpai anak kalian lagi.

"Dedy mau kamu harus ikut dan mencalonkan diri menjadi Ketua OSIS tahun ini!!!" perintah sang Dedy dengan tegas dan tidak menerima penolakan.

"Oke, kalau itu yang Dedy mau,” batin Aska dan seringai muncul di bibir seorang remaja itu.

"Oke,” jawab Aska dengan dingin nya.

Dan tanpa basa basi lagi, apalagi pamit Aska langsung pergi dansa meninggal kan ruang keluarga.

"Ishhh anak itu,” geram Andre saat melihat Aska pergi tanpa pamit.

Ets. jangan salah paham dulu dengan kelakuan Aska, Aska memang kurang ngajar dengan sang Dedy karena sang dedy Andre sibuk sampai tidak mengajarkan tata krama dan sopan santun.

Tapi, meskipun sang Dedy tidak mengajari nya tapi di sekolah Aska juga di ajari oleh Guru di sana. Aska hanya kurang ajar kepada Dedy nya saja.

Jika kepada orang lain Aska masih punya sopan santun, dan tata krama yang baik.

Kini, tidak jauh berbeda, di kediaman keluarga Ferrero (Zian)

Di meja makan setelah mereka selesai sarapan.

"Ayah, Bunda, dan Elsa. Kakak Zian berangkat dulu ya,” pamit Zian kepada Ayah Zaki, Mama Ella, dan adik Elsa.

"Iyaa sayang hati - hati." Pesan Ayah dan bunda Zian.

Zian pun melanjutkan langkah nya ke garasi untuk mengambil sepeda motor kesayangan nya.

Sesaat akan naik.

"Klunting.” Suara notifikasi Whatsapp menandakan sebuah pesan baru masuk.

.

Bersambung.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!