Bab 2 Teringat

Mendadak Vira teringat akan kejadian dua tahun lalu yang pernah menimpanya.

Dua tahun yang lalu, pagi itu Vira berangkat ke sekolah dengan mengendarai motor kesayangan nya.

“Ma, Vira berangkat dulu takut telat,”

ucap Vira kepada mamanya sembari berlari cepat. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 06:55.

“Iya, hati - hati di jalan yah Vi.” Mama Ghea mengingat kan Vira.

Tetapi ternyata Vira sudah keluar dari rumahnya, sehingga ia tidak mendengarkan perkataan mamanya. Vira pun menaiki motor kesayangannya yaitu kawasaki ninja berwarna hitam.

Motor itu melaju dengan sangat cepat, menyelip setiap kendaraan yang dilaluinya. Hingga Vira lupa akan keselamatan dirinya sendiri.

“Brummm....”

“Brummm...”

“Brummm...”

Ketika telah sampai dijalan raya, Vira melihat jam yang ada di pergelangan tangannya. Sontak ia pun melotot kan matanya bahwa mengetahui jika tiga menit lagi gerbang sekolah akan ditutup, apalagi hari ini adalah jadwal ulangan harian matematika.

“Harus cepat nih,” batin Vira, ia pun menambah kecepatan motornya.

“Brummm...”

“Brummm...”

“Brummm...”

Asap dari motor yang sedang ditumpangi Vira pun mengepul.

“Bull...”

“Bull...”

“Bull...”

Tak disangka ketika Vira menarik rem nya justru, motor yang ditumpangi Vira mengalami rem blong, sehingga motor itu tidak bisa berhenti sama sekali.

“Aduh, gimana ini rem nya blong. Aduh rem depan, tidak bisa, coba rem belakang aduh kok juga nggak bisa gimana Ini,” gumam Vira was-was.

“Apalagi ini jalan tikungan,” ucap Vira.

"Ya Allah selamat kan hamba,” gumam Vira.

Di sisi kanan dan kiri jalan adalah jurang dan sekarang di depan ada tikungan Vira harus belok kanan kalau tidak masuk jurang. Dan sekarang tidak ada rem percuma jika gas di kecilkan tetap saja tidak bisa berhenti karena tadi nya terlanjur Vira meng gas pol motornya itu.

"Mama, papa, Yura, Naya, Bi atun, Ya Allah tolong Hamba.”

Detik berikutnya.

Bruakk.

Sedangkan di kediaman rumah keluarga Pradipta.

‘“Pyarr”

Sebuah gelas yang berisi teh jatuh ke lantai. Gelas itu pun pecah, sedangkan kaca nya bertaburan dimana-mana.

"Astagfirullah ada apa ini?” ucap mama Ghea sembari mengusap dada nya. "Kok perasaan ku Jadi tida enak ya? kenapa aku jadi kepikiran Vira,” sambung Ghea.

Sedangkan kini motor yang di kendarai Vira masuk kedalama jurang.

Vira saat ini masih sadar, ia masih teringat akan detik-detik ia kecelakaan. Ketika ia keluar dari pembatas jalan dan langsung masuk ke dalam jurang.

Kondisi Vira sekarang kakinya terjepit dengan roda yang berada di dalam motor.

Banyak luka di siku, lengan dan kaki, karna terperosok masuk jurang sedalam 5 meter.

Darah berada di mana - mana, Vira masih sadar ingatnya akan kejadian ini pasti masih berputar - putar di otak nya. Ia hanya bisa menangis menahan semua luka yang di tubuhnya. Lama kekelamaan cahaya mulai hilang dan berganti gelap. Kini, Vira sudah pingsan ia sudah menutup matanya.

Sedangkan kendaraan lainnya yang melalui jalan ini, langsung bergegas bergerumbul menyelamatkan Korban.

Sedangkan di kediaman rumah Vira.

“Kring - kring - kring.” Suara bunyi telepon rumah berdering dengan sangat keras.

Mama Ghea dengan sigap mengangkat telepon itu, lalu menjawab panggilan.

“Hallo,” ucap Ghea ketika ia sudah berhasil mengangkat telepon itu.

“Dengan orang tua dari saudari Devira Arabella Pradipta?” tanya seseorang diujung telepon.

“Iya, saya Ibunya, memangnya ada apa?” tanya Ghea, ia penasaran mendapatkan telepon yang bertanya soal anaknya.

“Kami dari pihak kepolisian ingin mengabarkan bahwa saudari Devira Arabella Pradipta hari ini mengalami kecelakaan, dan sekarang tengah di larikan di Rumah Sakit Wiratama,” ucap seorang pria diujung telepon yang diketahui bahwa ia adalah seorang anggota polisi.

Mendengar hal tersebut membuat Ghea sonta menjatuhkan telepon yang ia pakai. Telepon itu pun jatuh ke lantai.

“APA?" teriak Ghea dengan panik.

"Vira? apa benar yang dikatakan orang itu adalah kau nak?” ucap Ghea sembari menangis dengan terisak.

Tiba-tiba saja mendengar suara tangisan dari nyonyanya membuat Bi Atun bergegas menemui Ghea.

"Nyonya, ada apa?” tanya bi Atun dengan wajah paniknya.

"Vira, bi Vira kecelakaan hiks.” Tangis Ghea semakin meraung - raung.

"Inalillahi non Vira kecelakaan,” ucap Bi Atun lalu ia mengabari tuan nya.

Kini, di rumah sakit Wiratama.

“Sus, asien atas nama Devira Arabella Pradipta dimana ya?” tanya papa Kevin kepada seorang suster yang sedang berjaga di tempat resepsionis.

"Pasien atas nama Devira Arabella Pradipta sedang ditangani Dokter di IGD pak,” jawab Suster itu, setelah melihat komputer untuk mencari nama pasien.

“Oke, terima kasih ya sus.” Setelah mengatakan itu Kevin segera lari ke IGD untuk melihat keadaan putrinya.

Sedangkan mama Ghea dia pingsan karna syok atas kejadian yang dialami putrinya, dan sekarang Ghea tengah beristirahat di kamar inap rumah sakit VVIP NOMOR 2. Tentu di dampingi oleh Bi Atun yang sabar menjaga mereka.

"Sus, putri saya di dalam kan?, saya ingin masuk!” teriak papa Kevin ketika ada beberapa suster yang mencoba menahan nya ketika ingin masuk ke ruang rawat Vira.

"Saya mohon tenang pak, putri anda memang sedang berada didalam

Sekarang masih di tangani oleh Dokter, Bapak jangan masuk sekarang, takutnya nanti mengganggu Dokter yang tengah menangani pasien.”

Suster tersebut memberi pengertian kepada Orang tua Vira.

“Iya, sudah kalau begitu saya tunggu di sini saja,” ucap Kevin sembari duduk di kursi depan ruang IGD.

Beberapa menit kemudian pintu ruang IGD pun terbuka, dan munculah seorang dokter yang mengenakan baju berwarna putih.

"Dengan keluarga pasien?" tanya dokter itu kepada Papa Kevin.

"Iya saya Ayah pasien" jawab Kevin kemudian ia bangkit dari duduk nya.

"Boleh ikut saya ke ruangan saya?” pinta dokter itu.

"Tentu.” Kevin pun mengikuti langkah dokter yang ada didepannya.

“Bagaimana kondisi putri saya dok?” tanya Kevin ketika mereka sudah berada di ruang dokter itu.

"Kondisi putri bapak tidak mengalami cedera serius pada fisik nya," ucap dokter pun menjelaskan kondisi Vira.

Kevin yang mendengar hal tersebut langsung bernafas lega.

“Hanya saja kecelakaan tersebut berdampak pada mental, pikiran, dan psikis nya. Saya sarankan anda untuk mencari Dokter Psikolog ataupun psikiater ketika pasien sudah diizinkan untuk keluar dari rumah sakit. Karena saya yakin di waktu detik - detik pasien kecelakaan pasien masih dalam keadaan sadar. Sehingga ketika pasien sudah sadar pasien akan mengalami trauma,” jelas sang dokter panjang - lebar mengenai kondisi Vira.

“Iya, dok saya paham nanti saya akan carikan dokter Psikolog.” Akhirnya Kevin pun pamit untuk keluar dari ruangan itu

“Kalau begitu saya permisi dok," ucap Kevin sembari melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan itu

Tiga hari kemudian, setelah kecelakaan yang menimpa Vira. Kini, Vira sudah di per bolehkah untuk pulang. Tapi setiap minggu harus rajin kontrol ke Psikolog.

Kecelakaan yang dialami Vira kini sudah di usut oleh pihak kepolisian dan hasil nya kecelakaan itu memang di sengaja pelakunya adalah rival bisnis Kevin.

Sejak kejadian itu, Vira sampai sekarang mengalami trauma akan motor kesayangan nya. Bukan hanya motor nya saja, tapi semua motor bermerek yang sama dengan motor kesayangan nya Vira. Pasti Vira akan teringat dan menyebabkan trauma.

Dulu, ketika beberapa hari setelah kecelakaan, motor Vira ingin dijual oleh kedua orang tuanya. Tetapi tidak diizinkan oleh Vira. Hingga kini trauma yang dialami Vira belum hilang.

.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!