Biang Keladi

Dimas yang telah mengetahui kelakuan pak Satrio pun tak langsung melabraknya pasalnya bukan hanya korupsi uang perusahaan pak Satrio juga berencana mengambil alih perusahaan.

Dimas yang sedari tadi berdiri di depan pintu ruangan yang bertuliskan Manager Keuangan itu memilih untuk balik keruangannya.

Diruang CEO itu Dimas berfikir kemudian menyusun rencana untuk membongkar kedok pak Satrio. Cukup lama Dimas mondar - mandir di ruangannya akhirnya ia menemukan ide untuk menjatuhkan pak Satrio.

Setelah menemukan ide Dimas langsung mengambil ponselnya, ia mencari nomor seseorang dan akhirnya memencet tombol hijau. Telepon tersambung, tak lama orang disebrang sana menjawab telpon Dimas.

Dimas mengatakan bahwa ia ingin bertemu dengan seseorang itu sekarang juga. Setelah mematikan sambungan telpon Dimas bergegas pergi keluar dari ruangan dan meninggalkan kantor tanpa pamit kepada papanya yang sedang ada rapat.

Dimas masuk kemobil dan duduk di balik kemudi, ia melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Di dalam mobil Dimas terus berfikir. Rasanya ia tak habis fikir dengan kelakuan pak Satrio yang telah begitu tega kepada keluarganya padahal keluarganya begitu berjasa kepada keluarga pak Satrio.

Kurang lebih lima belas menit sudah Dimas menunggu seseorang di taman tempat mereka janjian.Namun hingga saat ini seseorang itu belum juga menampakkan batang hidungnya membuat Dimas merasa kesal.

"Hai bro!" ucap seseorang membuat Dimas terjungkat kaget.

" Kemana aja sih lo Vin lama banget" bukannya membalas sapaan seseorang itu Dimas malah balik bertanya dengan nada kesal.

"Lo tau lah Dim Jakarta macet" ucap Vino

" Ah tiap hari juga gitu, ya udah gak penting kita balas alasan lo" kata Dimas.

Mereka duduk di kursi taman. Dimas menceritakan semua tentang perusahaan dan pak Satrio, terlihat raut wajah kaget Vino saat mengetahui semuanya.

Dengan serius Vino dan Dimas membahas masalah itu lebih dalam. Dan mulai menyusun strategi untuk membongkar kedok si biang keladi.

Vino yang notabane nya sahabat sekaligus juga manager keuangan di perusahaan HK cabang bandung. Dan kebetulan saat ini ia tengah balik ke Jakarta menengok orang tuanya. Jadilah Dimas memninta bantuannya.

Setelah selesai berbicara, mereka berdua pulang kerumah.

***RUMAH DIMAS***

Dimas sore sampai dirumah. Terlihat sekali wajah capeknya pulang kerja ditambah masalah yang ada di kantor membuatnya pusing. Namun ia coba tersenyum dihadapan orang tuanya. Ia tak ingin orang tuanya terutama papanya mengetahui tentang kekacauan di kantor.

" Eh anak mama udah pulang" ucap mama Risa

"Gimana hari pertamamu bekerja? Pasti capek ya" ucap mama Risa sambil mendekat kepada anaknya.

"Iya mah capek, gini ya rasanya kerja lebih enak kuliah" ucap Dimas mengadu.

"Ya biar bagaimana pun enaknya kuliah lebih enak lagi bekerja bisa hasilin uang, dan terserah kita mau apakan uang itu gak akan ada yang melarang" ucap Zul yang sudah dari tadi menunggu Dimas di meja makan dengan sang papa.

" Bener kata kakak kamu Dim, tapi untuk sepenggal kalimatnya, sisanya jangan dituruti" ucap mamanya yang sudah duduk di kursi samping papanya menghadap ke mereka berdua, juga Dimas sudah mendudukkan diri dikursi kosong sebelah Zul.

"Kok cuman sepenggal mah, emang ada yang salah sama kalimat Zul? tanyanya kepada mamanya.

" Iya, mama gak mau kalian berdua hambur - hamburin uang sekalipun itu hasil jerih payah kalian sendiri. Lebih baik kalian lakukan hal positif jika penghasilan kalian lebih misalnya disumbangin" ucap mama Risa. Sedang papa Riki hanya tersenyum seraya mengangguk membenarkan perkataan istrinya itu.

Selesai makan malam Dimas sekeluarga kembali duduk diruang keluarga. Mereka berbincang - bincang sesekali terdengar gelak tawa saat Zul menceritakan hari pertamanya mengajar.

Rasa kantuk membuat Dimas tidak bisa lagi ikut bersenda gurau bersama keluarganya. Dimas pamit kekamar lebih dulu sedang ketiga anggota keluarga yang lain.asih asyik mengobrol.

Dimas berjalan ke kamar atas dimana kamarnya berada, ia masuk tak lupa ia mengunci pintu dan langsung membanting tubuhnya di kasur.Mungkin karena lelah bekerja akhirnya Dimas teertidur dengan cepat diikuti dengkuran yang cukup keras.

Pagi ini Dimas akan kembali ke rutinitas sebagai mahasiswa. Setelah sarapan Dimas pamit pergi padahal mata kuliahnya dimulai pukul sepuluh nanti dan sekarang baru pukul delapan itu artinya masih ada waktu dua jam baru mata kuliahnya dimulai.

"Bareng aja sama kakak mu" ucap mama Risa.

" Enggak ah Dimas berangkat sendiri aja, lagian Dimas gak mau teman - teman Dimas tau siapa Dimas sebenarnya" tolak dimas. Memanng benar tidak ada yang tau identitasnya kecuali tiga curut itu.

" Oh, ya sudah kamu hati - hati ya dek" ucap mama Risa.

Setelah berpamitan Dimas melajukan mobilnya menuju kampus. Sebelumnya ia sudah mengabari anak - anak untuk kumpul di tempat biasa.

" Hai " sapa Dimas pada teman - temannya.

" Kenapa lo nyuruh kita kumpul sekarang ada hal penting apa? " tanya Regi

"Hal pentingnya adalah gue kangen sama kalian" jawab Dimas tanpa rasa bersalah. Sedang Dita hanya menarik nafas dan menghembuskannya kasar.

" Lo kenapa sih Dim suka banget ngerepotin orang hanya demi hal gak penting" ucap Dita bernada kesal.

"Sory" ucap Dimas.

.

.

.

.

.

Gimana nih ceritanya teman - teman? Suka gak? komen ya!

Lanjut ya ...

❤❤❤❤❤

Terpopuler

Comments

Tri Indra

Tri Indra

suka banget

2020-04-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!