Puncak

Kicauan burung terdengar bersahutan dan cahaya matahari menerobos kedalam kamar Dita, Dela dan Meri. Ya mereka satu kamar bertiga. Cahaya matahari tersebut tepat mengenai wajah cantik Dita. Dita mengerjapkan mata, perlahan iya membuka mata lalu merubah posisinya penjadi duduk. Dilihatnya kedua sahabatnya masih tertidur pulas. Dita pun langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Selesai mandi Dita memilih memakai celana panjang, baju panjang, shal tak lupa kupluk dan flat shoes, guna mempercantik penampilannya. Sementara kedua temannya bersiap Dita memutuskan turun kebawah untuk sarapan, kebetulan di villa ini memang menyediakan makanan bagi pengunjung yang dimasak langsung oleh pekerja disana. Sesampainya di meja makan besar yang berada di dapur yang cukup besar itu Dita tak langsung makan Dita memilih menunggu Dela dan Meri.

"Ta, kok lo gak makan?" tanya salah satu teman sekelasnya

"Nunggu dua curut turun, " jawab Dita menyunggingkan senyum.

"Oh,"

"haayyy kita berdua datang," seru Meri membuat keributan dipagi hari dengan suara cemprengnya.

Semua mata melihat ke arah mereka berdua. Ada yang geleng kepala, ada yang kaget, ada yang tersenyum, ya siapa lagi kalo bukan Dita yang tersenyum. Mereka berdua pun hanya ngengir kuda sambil berjalan ke arah kursi kosong di samping Dita.

Dimeja makan hanya tinggal mereka bertiga dan beberapa teman yang kekenyangan dan belum beranjak pergi. Sedang yang lain sudah pergi entah kemana. Setelah beberapa menit hening tanpa suara.

" habis ini kita kemana ??" tanya Dela

" gue sih mau kekebun teh, " saut Dita.

" ya udah kita kekebun teh aja," timpal Meri. Lalu diangguki oleh keduanya.

"Sejuk banget," Dita merasakan udara dengan mata terpejam dan merentangkan kedua tangannya berditi diantara rimbunnya kebun teh. Dita sangat menikmati suasana ini, suasana sepi tanpa hiruk pikuk keramaian kota. Disuguhi pemandangan yang luar biasa indah.

Mereka bertiga melanjutkan perjalanan menuju rumah pohon yang berada tak jauh dari kebun teh.

Dela naik lebih dulu disusul Dita dan Meri. Sesampainya di atas mereka makin takjub melihat pemandangan yang lebih indah lagi.

**RUMAH DIMAS**

Dimas lagi sibuk mengepak barang yang akan iya bawa ke villa. Setelah dirasa cukup dan tak ada yang ketinggalan. Dimas turun membawa ransel berukuran sedang.

" Dim, kamu jadi pergi ke villa kita? " tanya papanya yang melihat Dimas menggendong ransel itu dipunggungnya.

"Iya pah jadi, Dimas mau sekalian liburan menghilangkan penat akibat pekerjaan". Jawabnya

" oh iya mama mana ya pah? " lanjutnya lagi.

" Tadi mamamu sama tante Dewi pergi menjenguk temannya ke rumah sakit". Kata papa Riki.

"Oh ya udag kalo gitu aku pamit ya pah" kata Dimas lalu menyalami papahnya dan berjalan keluar.

" jangan lupa telpon mama kalo sudah sampai" teriak papa Riki saat punggung anaknya masih terlihat.

Dimas pun melajukan mobil putih kesayangannya dengan kecepatan sedang. Awalnya Dimas berniat mengajak 2 temannya yang lain tapi iya urungkan karna dia merasa gak akan lama di villa. Paling 2-3 hari, setelah urusannya selesai Dimas berniat langsung pulang.

Diinnnnn Diiiiinnnnn

Suara klakson mobil tapi Dita tak mendengar mungkin karna telinganya di sumpal earphone. Dan akhirnya

Brug ,

"Aaawww, sakit" jetit Dita. "ni orang bisa nyetir gak sih orang segede ini ditabrak" Dita nmengumpat kesal.

Tak lama keluarlah seseorang dari mobil itu dengan kacamata hitamnya. Dan Dita masih mengumpat.

"Apa lo bilang? hah? gue gak bisa nyetir? , gak salah lo? lo nya aja yang budek sudah gue bunyikan klakson dari tadi. Lagian siapa suruh berdiri dipinggir jalan? " rentetan pertanyaan si cowok.

" gue yang ditabrak kok elo yang marah - marah? harusnya tu gue yang marah" kata Dita kesal.

Dari kejauhan Meri dan Dela mendengar keributan. Mereka berdua menuju asal suara.

" Kenapa lo Ta..? " tanya Dela

" ada cowok songong nih nabrak gue " celetuk Dita

" bukannya minta maaf malah marah-marah" lanjut Dita lagi. Dan berlalu pergi seraya menarik tangan Meri yang masih terpaku melihat cowok keren didepannya.

"Dasar cewek aneh " gumam Dimas

Sepanjanjang jalan Dita terus saja menyumpah serapahi cowok itu. Dita merasa cowok itu merusak suasanana aja. Dita juga berharap tidak akan pernah bertemu dengan cowok itu lagi.

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

masih terus dibaca......

2022-07-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!