"Siapa nama kamu," kata Yudha saat melihat tidak ada tanggapan dari gadis cantik yang ada dihadapannya saat ini.
"Aku harus pergi," kata Risma sambil bangun dari duduknya.
"Tunggu dulu, aku ingin tahu nama kamu, jangan pergi gitu aja dong," kata Yudha menahan Risma.
Risma menatap tajam kearah Yudha, ia tidak ingin Yudha tahu namanya. Tapi Yudha yang mendapat tatapan tidak bersahabat itu hanya bisa mempersembahkan senyum terbaiknya.
"Jangan takut padaku, aku tidak akan menyakiti kamu kok. Aku hanya ingin berteman saja," kata Yudha dengan nada lembut.
Mendengar ucapan Yudha barusan, mata Risma melotot. Ia tidak pernah ingin berteman dengan siapapun, apa lagi orang asing yang baru muncul. Sedangkan orang yang sangat dekat saja bisa menyakitinya, apalagi orang yang baru muncul.
"Tidak, aku tidak butuh teman. Aku tidak suka berteman. Aku harus pergi," kata Risma sambil berjalan dengan langkah besar.
"Hei! Tunggu! Tunggu aku!" kata Yudha sambil berusaha mengejar.
Yudha memegang tangan Risma, ia mencoba membuat gadis itu mengerti, kalau ia hanya ingin tahu nama dan alamat gadis itu saja.
"Lepaskan aku!" teriak Risma.
"Aku hanya ingin tahu nama kamu, kenapa kamu terlihat emosi seperti itu sih?" kata Yudha tidak mengerti.
"Aku tidak butuh teman, aku tidak suka teman dan tidak akan pernah berteman," kata Risma sambil berteriak.
Air mata mengalir dari mata hitam berkilau milik Risma. Ntah kenapa, hatinya sangat sedih saat mendengarkan kata teman yang Yudha ucapkan.
"Hei! Kenapa kamy menangis sih? Aku tidak bermaksud buat menyakiti kamu. Aku hanya ingin tahu nama kamu, itu aja. Jika kamu tidak ingin mengatakan nama kamu, aku tidak akan memaksakannya lagi. Tapi tolong jangan menangis, aku tidak enak hati."
Yudha melepaskan tangan Risma yang ia pengang. Ia melihat wajah gadis itu, sangat mengibakan.
Ntah kenapa, gadis itu malah menangis saat ia tanya siapa nama. Hal yang sangat amat tidak pernah ia temui selama ia hidup di dunia ini.
Biasanya, para gadis yang berebut-rebut untuk tahu namanya. Dan para gadis yang selalu mengejar dirinya, hanya untuk tahu namanya saja.
Tapi kali ini, hal yang baru Yudha temui di kota ini. Sambutan pertama saat ia menginjakkan kaki di kota yang baru, adalah penolakan dari seorang gadis.
......
"Kenapa lagi kamu sayang?" kata mama saat melihat Risma pulang dengan mata sembab.
"Gak ada apa-apa kok ma, Risma kelilipan tadi."
"Anak mama gak akan bisa bohongin mama sayang. Apa yang terjadi sebenarnya, ayo ceritakan pada mama," kata mama sambil memegang tangan Risma lembut.
Risma menantap mata mama dengan penuh rasa pilu. Ia merasa sangat sedih dan tidak tahu harus apa lagi sekarang.
Mama membalas tatapan pilu Risma dengan tatapan penuh kasih dan kehangatan. Membuat gadis itu tidak punya cara lain, selain bercerita apa yang ada dalam hatinya.
"Kenapa harus ada rasa rindu dalam hati Risma ma? Kenapa Risma tidak bisa hidup normal seperti yang lain?" kata Risma sambil memeluk mama.
"Sayang, semua orang punya rasa rindu dalam hati mereka masing-masing. Bukan hanya kamu, mama juga punya. Tapi, setiap orang punya caranya sendiri untuk menyikapi rasa rindu mereka."
"Mama tidak tahu bagaimana cara Risma menyikapi rasa rindu yang ada dalam hati Risma. Tapi mama sarankan, cobalah Risma memikirkan hal yang lain selain rasa rindu itu," kata mama sambil membelai rambut Risma.
"Risma sudah coba mama, tapi Risma tidak tahu caranya harus seperti apa lagi. Risma tidak ingin rindu, tapi Risma tidak tahu caranya bagaimana supaya tidak merasakan rindu," kata Risma sambil terus menangis di pelukan mama.
"Risma, cobalah melupakan apa yang terjadi. Sudah tiga tahun berlalu sayang, kenapa Risma masih tetap terpuruk dalam rindu."
"Risma juga tidak ingin terpuruk mama, tapi Risma tidak tahu cara bagaimana supaya tidak terpuruk. Risma ingin melupakan rasa rindu, tapi tidak bisa."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Sella Kristin
mantapp
2020-06-15
2