Syima terdiam saat penjelasan demi penjelasan yang Wira ucapkan padanya. Mungkin saat ini, otaknya berusaha mencerna apa yang Wira katakan.
"Syima, kakak tahu itu berat buat kamu. Karna kamu suka sama Yudha. Tapi Yudha tidak suka sama kamu dek, kalau ia suka sama kamu, kaka gak akan bantu Yudha buat dekat sama Risma."
"Apa kak Wira yakin, kalau Yudha mampu membuat Risma kembali jadi adik kita yang dulu lagi kak?" kata Syima pada akhirnya.
"Iya, kakak yakin kalau Yudha mampu membuat Risma keluar dari masalalunya yang penuh dengan kerinduan itu. Kakak yakin Yudha mampu membuat Risma berubah," kata Wira dengan penuh keyakinan.
"Baiklah kalau kak Wira yakin, aku akan ikut bantuin Yudha untuk dekat dengan Risma."
"Kamu yakin bisa bantuin Yudha, Syima?"
"Aku yakin seratus persen bisa kak, kita adalah saudara, kenapa ngak?" kata Syima penuh semangat.
Wira tersenyum saat melihat semangat yang Syima tunjukkan. Semangat yang awalnya tidak pernah terlihat sama sekali, namun saat ini, semangat itu terlihat nyata dengan sangat tulus.
"Kak Juli mau beli apa sih? Kok gak beli-beli juga sampai sekarang," kata Risma sambil melihat Juli yang sibuk dengan ponselnya.
"Eh, maaf-maaf, kaka mau beli minuman sama roti aja deh kayaknya," kata Juli sambil mengambil apa yang ia mau, namun ia masih melihat ponselnya sesekali.
"Kamu mau apa Ris? Ambil aja, biar kakak yang bayarin sekalian," kata Juli lagi.
"Gak usah kak, aku gak mau apa-apa kok."
"Jangan gitu dong Ris, kaka jadi gak enak hati nih kalo kamu gak beli apa-apa. Padahalkan, kamu kesini karna kakak yang ajak."
"Beneran gak usah kak, aku gak lapar kok."
"Risma, jangan tolak pemberian kakak yah. Kakak jadi merasa gak dihargai banget lho," kata Juli berusaha membujuk.
"Ya udah deh, aku ambil air fanta satu," kata Risma pada akhirnya.
Juli tersenyum saat melihat trik yang ia mainkan berhasil. Ia selalu memainkan trik yang sama pada Wira, saat ia meminta Wira menemaninya kekantin.
Beberapa menit lamanya, Risma dan Julia berada di kantin itu. Akhirnya, mereka keluar setelah ponsel Juli berdering beberapa kali.
Risma merasa sedikit aneh dengan tingkah Juli barusan. Entah apa yang ia sembunyikan sebenarnya, tapi itu jelas kalau Juli sedang berusaha membuatnya menghindari sesuatu.
"Kak Juli, aku harus segera kerumaj kak Syima. Maaf ya, aku duluan."
"Oh, ya sudah kalau gitu. Hati-hati di jalan ya Ris," kata Julia dengan santainya.
Risma hanya mengangguk dengan sedikit senyum tipis yang lebih cepat dari hitungan detik. Karna senyum itu sangat cepat menghilang dari pandangan mata.
'Hush, untung saja aku bertanya pada Wira. Apa yang mereka bahas di taman, dan aku kasih tahu sama Wira, kalau Risma sedang mencari Syima sekarang. Kalau Risma tahu, Syima sedang ngambek akibat Wira pilih kasih, kan jadi ribet urusannya,' kata Julia dalam hati sambil melihat Risma yang semakin menjauh saja.
'Terlalu aneh kak Julia hari ini, kayalnya ada sesuatu yang sedang ia sembunyikan dari aku,' kata Risma dalam hati sambil terus melangkah.
"Ah sudahlah, apa urusannya sama aku. Apa yang ia sembunyikan, itu adalah haknya. Kenapa aku harus mengurusi hidup orang lain. Sedangkan hidup aku saja tidak pernah bisa aku urus dengan baik," kata Risma bicara sendirian.
"Wuih, sejak kapan kamu bisa ngomong sendirian saat jalan Ris?"
Risma merasa kaget saat mendengarkan sebuah suara yang tidak asing lagi di kupingnya. Ia sontak langsung melihat asal suara itu dengan cepat.
"Kak Wira," kata Risma tak percaya.
"Iya, ada apa dengan kakak? Kok kamu kaget banget saat lihat kakak di sini?" kata Wira sambil mendekat.
"Gak, gak kaget kok."
"Terus?"
"Gak ada apa-apa."
"Yeeee, bohong banget kamu ya Ris. Mulut bilang gak kaget, tapi wajahnya bilang sangat kaget sekarang."
"Gak kok."
Risma ngotot bilang tidak, padahal jelas-jelas kalau ia sedang kaget sekarang. Apalagi saat ia bicara pada dirinya sendiri, tentang mengurusi hidup orang lain lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Sella Kristin
next
2020-07-20
1