BAB 2

Rama duduk di meja makan, Ayesha pun mengikutinya setelah tadi ia buru buru mandi dan berganti pakaian meski hanya daster yang warna nya sudah pudar. Tidak ada make up di wajahnya, tidak ada aroma parfum di tubuhnya, hanya wangi sabun mandi yang akan menghilang setelah beberapa menit dari Ayesha mandi.

"Lama sekali di kamar, Ayesha pasti habis ngadu macam macam sama kamu, Ram." Kata Ratna sengan ketus.

"Tidak, Bu. Tadi aku kesiangan karena semalam aku pulang larut." Jawab Rama sedikit menutupi perdebatannya dengan Ayesha tadi.

"Ayesha, mana susu anakku. Kenapa tidak ada di meja." Kata Mira dengan nada keras.

Ayesha berdiri dari duduknya untuk mengambilkan susu anaknya Mira yang lupa ia sajikan di atas meja makan. Namun Rama menahan pergelangan tangan Ayesha hingga Ayesha duduk kembali.

"Mbak Mira, Rio itu kan anaknya Mbak, mengapa menyuruh istriku yang membuatkannya susu?" Tanya Rama yang kini mencoba membela Ayesha.

"Apa apaan kamu, Rama? Berani kamu sama Mbakmu?" Ratna yang tidak terima karena Rama membela Ayesha. "Mira itu mbakmu, kalian terikat darah, sementara Ayesha hanya istrimu yang akan ada bekasnya, ingat ya Ram, darah itu lebih kental dari pada air." Imbuhnya lagi.

"Tapi Ayesha itu istriku, Bu. Bukan pembantu di rumah ini."

Ratna berdiri sambil bertolak pinggang. "Jadi karena hal ini kalian lama keluar dari kamar? Pasti Ayesha mengadu macam macam padamu kan Ram?"

"Tanpa Ayesha mengadupun aku tau kejadian di rumah ini, Bu." Rama masih membela Ayesha.

"RAMA!!" Sentak Ratna. "Kamu lebih membela wanita ini dari pada Ibu dan Kakakmu?"

"Bu, bukan seperti itu. Hanya saja tolong hargai Ayesha, Ayesha itu istriku, Bu."

"Tapi ibu tidak sudi memiliki menantu mandul seperti istrimu. Lihatlah dia, sudah lima tahun menikah tidak juga memberikan anak untukmu, Ram." Ratna terus saja mencoba memprovokasi Rama.

"Itu bukan keinginan kami, Bu." Kata Rama membela lagi.

"Ibu tidak mau tau, Ram. Jika Ayesha tidak juga memberimu anak, Ibu ingin kamu menceraikan dia dan menikah lagi dengan wanita lain." Tegas Ratna yang membuat Ayesha meluruhkan air matanya.

Rama membanting sendok dan segera meningglkan rumah untuk pergi ke kantor tanpa menenangkan Ayesha terlebih dahulu. Sementara itu Mira menyuruh suaminya untuk membawa putra mereka ke luar dan Ratna mendekat ke arah Ayesha.

Plakkk, Ratna menampar keras pipi Ayesha.

"Berani sekali kamu meracuni pikiran Rama, hah?!"

Ayesha hanya menangis sambil memegang pipinya yang terasa panas dan perih. Di tambah Mira yang menjambak rambut Ayesha, "Dassar wanita miskin dan mandul, berani beraninya menghasut adikku."

"Ampunn Kak." Ayesha memegangi kepalanya yang terasa sakit karena sebagian rambut rambutnya itu tercabut paksa karena jambakan Mira.

Mira membenturkan kepala Ayesha ke atas meja makan dan meninggalkan Ayesha.

"Aku berharap Rama menikahi wanita lain dan membuang kamu." kesal Ratna dan meninggalkan Ayesha juga seorang diri.

Ayesha menunduk dan menangisi nasibnya yang tidak mungkin ia bisa rubah. Sedari dulu Ayesha memang lemah, hal itu yang membuat banyak pria bosan padanya. Hanya Rama saja yang bertahan pada Ayesha karena Ayesha merupakan wanita penurut dan Rama menyukai hal itu

Ayesha berdiri dan membersihkan meja makan dari kekacauan pagi ini, meski dirinya merasa sedih namun pekerjaan di rumah ini tetaplah harus ia kerjakan.

"Jangan menangis, Ay. Ini sudah pilihanmu. Kamu melepas keluarga yang begitu menyayangimu dan memilih keluarga Mas Rama. Jangan menangis!!" Kata Ayesha menguatkan dirinya sendiri.

Ayesha segera membersihkan rumah dan juga mencuci pakaian seluruh pemilik rumah. Ia kembali membersihkan dirinya kemudian pergi ke suatu tempat dengan beralasan akan pergi ke pasar karena memang kebutuhan dapur sudah pada habis.

Ayesha menaiki ojeg langganannya, "Mau kemana, Mbak Ayesha?" Tanya Ojeg bernama Egi. "Kita ke pasar ya Mbak?" Tanya Egi lagi.

"Tidak Bang Egi, aku mau ke suatu tempat dulu, tapi ongkosku tidak cukup karena nanti aku harus ke pasar juga. Boleh jika aku berhutang dulu, Bang Egi?" Tanya Ayesha ragu ragu.

"Mbak Ayesha kayak sama siapa aja, santai aja Mbak, memang Mbak mau kemana?"

"Antar saya ke komplek XX Blok XX."

Ojeg bernama Egi itu hanya tersenyun tipis dari balik helm nya itu. Tanpa banyak bertanya, Egi menjalankan motornya ke tempat yang ia sudah tau sebelumnya.

"Berhenti disini aja, Bang." Kata Ayesha sambil menepuk pundak Egi.

Ayesha turun tepat di bawah pohon yang cukup rindang, matanya menatap sendu ke arah sebuah rumah megah dengan gaya classic eropa. Tiba tiba saja air mata kembali luruh di pipi Ayesha,

Egi hanya melihat kemudian memotret Ayesha tanpa Ayesha tau, kemudian mengirimkannya pada seseorang dengan sebuah pesan singkat. "Nona Ayesha berada dalam radius 50 meter dari rumah utama."

Tidak lama, egi menerima sebuah balasan. "Selidiki apa yang terjadi pada putriku."

Setelah cukup lama melepas rindu pada rumah yang megah bak istana itu, Ayesha kembali menaiki motor Egi. "Kita ke pasar, Bang Egi."

"Iya Mbak." Jawab Egi.

Ayesha membeli kebutuhan sayur mayur dan lauk pauknya, setelah selesai ia kembali ke rumah milik mertuanya itu.

"Bang Egi, saya bisa kasih ongkos seperti biasa saya ke pasar. Nanti kalau saya ada uang lebih saya akan bayar ongkos yang tadi ya, Bang."

"Tidak usah dipikirkan, Mbak. Mbak Ayesha kan langganan saya." Jawab Egi dengan santai kemudian menerima uang sebesar dua puluh ribu dari Ayesha agar tidak terlihat mencurigakan.

Ayesha mengucapkan terimakasih kemudian segera masuk ke dalam rumah mertuanya itu. "Lama sekali, dari mana kamu? Pacaran dulu sama tukang ojeg ya?" Maki Ratna.

"Maaf, Bu. Tadi di pasar penuh." Kata Ayesha.

"Halah, bilang saja jika kamu pacaran dulu dengan tukang ojeg itu, kan?"

"Tidak, Bu. Tolong jangan memfitnah aku, Bu. Tidak cukupkah Ibu memperlakukan aku dengan tidak baik."

Ratna mendorong Ayesha hingga tersungkur, "Tentu saja tidak cukup, aku tidak akan pernah cukup menyiksamu sampai Rama menceraikanmu." Kata Ratna berapi api.

"Apa salahku, Bu?" Ayesha menangis tersedu sedu, membuat siapapun yang mendengarnya merasa iba.

"Kesalahanmu adalah mau di nikahi oleh putraku, aku tidak sudi Rama menikahi wanita miskin sepertimu." Balas Ratna yang tidak mengetahui jati diri Ayesha.

Hanya Rama yang tau siapa jati diri Ayesha, saat tau jika keluarga Ayesha tidak memberikannya restu, Ayesha memilih melepas embel embel keluarganya dari kehidupannya atas permintaan Rama yang saat itu sangat mencintai Ayesha.

Diam diam Egi yang masih berada tidak jauh dari sana merekam kejadian itu, Ratna memang tidak punya hati, bahkan kejadian itu di tonton banyak tetangga karena Ratna melakukannya di teras rumah mereka.

Egi segera mengirim video rekaman itu pada Bosnya yang tak lain adalah Ayahnya Ayesha. Selama ini Egi bekerja sebagai mata mata untuk Tuan Adrian Wibisana untuk memata matai Ayesha sekaligus menjaga Ayesha dari jauh.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sabar ya, ikuti dulu alurnya, Ayesha bukan cewek lemah koq. 😉

Enaknya jadwal Up di jam brp ya?

Dibantu Like, Vote, komentar dan hadiahnya ya teman teman 🤗

Terpopuler

Comments

N∆🥂

N∆🥂

Apa ada ya kek gini di real life??

2024-04-24

2

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

kamu akan menyesall bu Ratna jikalau tau siapa itubayeshaa

2024-05-08

1

Yani Maria Hadiansyah Yani

Yani Maria Hadiansyah Yani

Cerita nya bagus banget

2024-04-22

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!