BAB 12

Rama menutup wajahnya dengan masker dan kepalanya menggunakan topi agar tidak dikenali oleh anak buah Egi. Namun ternyata keberuntungan ada di pihak Rama karna sedari di loby ia tak melihat pengawal pengawal itu. Rama menaiki lift untuk sampai ke ruang perawatan Ayesha, tadi ia sudah mencari informasi dengan menyuap salah satu suster untuk memberi tahu ruangan Ayesha di rawat.

Rama pun masih mendapat keberuntungannya, karena ia tak melihat penjaga di depan kamar Ayesha, hal itu karna Rama juga menyuap suster yang sama untuk mengecoh anak buah Egi yang berjaga di depan pintu. Dengan segera Rama berjalan cepat untuk masuk ke dalam kamar Ayesha.

"Yesha...." Panggil Rama saat Rama masuk ke dalam kamar Ayesha.

Ayesha yang sedang duduk bersandar di brankarpun melihat ke arah pintu. Rama segera mendekat ke arah brankar Ayesha dan menggengam tangannya. "Yesha, maafkan aku."

Namun Yesha menarik tangannya, "Untuk apa kamu kesini?" Tanya Ayesha dengan sengit.

"Ayesha aku ingin minta maaf Ayesha."

"Maaf kamu bilang? Apa dengan maaf kamu bisa mengembalikan bayiku?" Sentak Ayesha.

Rama baru mengingat jika Ayesha baru mengalami keguguran, ia segera memeluk Ayesha. "Maafkan aku Ayesha, maafkan aku."

Ayesha mendorong dada Rama, "Pergi, Mas." usir Ayesha.

"Yesha, ayo kita perbaiki semuanya." bujuk Rama.

"Apa yang di perbaiki? Kamu sudah selingkuh, mengkhianati pernikahan kita, aku tidak akan mau memaafkanmu."

"Aku khilaf, Yesh. Mengertilah."

Ayesha melirik sinis pada Rama, "Mengerti kamu bilang? Khilaf kamu bilang? Dimana pikiranmu saat kamu berbuat hal menjijikan itu, Mas?"

"Yesha, ayo kita perbaiki semuanya, aku janji tidak akan mengulanginya lagi."

"Lalu bagaimana dengan selingkuhanmu yang sedang mengandung itu?" Tanya Ayesha dengan sengit.

Rama terdiam, namun sedetik kemudian ia meyakini dirinya jika Ayesha pasti bisa menerima pernikahannya dengan Tiara nanti.

"Aku tetap harus bertanggung jawab, Yesha. Ada anak tak berdosa di rahim Tiara."

Ayesha mengambil botol berisikan air mineral dan melemparnya ke arah Rama, "Enak sekali kamu bilang bertanggung jawab." Kata Ayesha dengan nafas tak beraturan menahan sesak. "Ceraikan aku, aku tidak sudi melanjutkan pernikahan dengan pria serakah sepertimu."

"Aku mencintaimu, Ayesha."

"BOHONG!!" ayesha menatap nyalang pada Rama, "Akan aku balas setiap air mata pengorbananku dan tetesan darah yang menyebabkan bayiku meninggal." Ancamnya dengan serius. "Baik kamu, ibumu, kakakmu, dan selingkuhanmu, tidak akan bisa hidup tenang." Tekannya lagi.

"Beri aku kesempatan, Ayesha." Ucapnya penuh permohonan bersamaan dengan pintu yang terbuka. Egi masuk dengan menenteng tas milik Ayesha.

"Berani sekali kau datang kesini." Sentak Egi. "Fendo..." Panggil Egi pada anak buahnya yang berjaga di depan pintu.

Fendo masuk dan terkejut melihat keberadaan Rama. "Bagaimana bisa dia masuk menemui Nona Ayesha?" Tanya Egi.

"Maaf, Bos, sepertinya dia masuk saat saya sedang menolong suster membawakan barang ke gudang." Jawab Fendo.

Egi merasa geram, ia segera menyuruh Fendo dan Edo untuk menarik Rama keluar. Namun Rama bersikeras menahan diri untuk tetap bersama Ayesha.

"Aku suaminya, aku akan menjaganya disini."

"Aku bukan lagi istrimu, bawa dia keluar." Kata Ayesha ikut mendukung perintah Egi.

"Yesha, sampai matipun aku tidak akan menceraikanmu." Teriak Rama saat di seret oleh kedua anak buahnya.

Ayesha hanya menghela nafas, kemudian ia menutup wajahnya karena menangis mengeluarkan rasa sesak di dadanya.

Egi hanya diam, sebagai seorang bodyguard, ia tidak bisa berbuat lebih termasuk menjadi seorang teman untuk Ayesha.

Setelah merasa tangisannya cukup, Ayesha membuka wajahnya dari kedua telapak tangannya itu, ia melihat Egi yang beridiri dan menentang tas Ayesha.

"Bawa sini tasku." Kata Ayesha.

Egi berjalan mendekat dan memberikan tas itu.

"Keluarlah." Ucap Ayesha dan Egi undur pamit.

Ayesha membuka tasnya dan mengambil dompetnya, tidak ada uang sepeserpun namun ia memiliki kartu ATM yang berisikan uang hasil penjualan anting antingnya.

"Aku harus pergi, Bang Egi tidak boleh menemukanku. Jika aku ke Amerika, pasti Daddy akan menjodohkanku dan aku tidak bisa balas dendam untuk bayiku yang sudah gugur." Gumam Ayesha.

Sementara itu, Rama kembali pulang dan Ratna mencecarnya banyak pertanyaan. Bahkan Ratna menanyakan siapa sebenarnya Ayesha, mengapa Ayesha bisa mempunyai bodyguard yang hampir mau menembaknya?

Mendengar hal itu Rama begitu tetkejut, untuk apa anak buah mertuanya itu mengambil tas milik Ayesha, apa Ayesha yang memintanya sendiri.

Karna tak kunjung mendapat jawaban, Ratna meninggalkan Rama dan Tiara di ruang tamu.

"Ram, sebenarnya siapa Ayesha itu? Kenapa dia bisa memiliki tas series limited edition? Atau jangan jangan kamu yang membelikannya ya?"

"Apa urusanmu, mau itu tas Ayesha, mau itu tas aku yang belikan, bukan urusanmu."

"Tapi aku juga mau, Ram. Aku sedang mengandung anakmu, apa kamu tidak ingin memberikanku hadiah karna tlah mengandung anakmu?" Rayu Tiara.

"Urusan menikah denganmu saja belum ada jalan keluarnya, bagaimana bisa memikirkan hal lain."

"Ceraikan saja sih Ayesha, biar tidak perlu mendapat surat ijin menikah ke dua kali denganku. Selesaikan?" Ucap Tiara dengan enteng.

"Sampai kapanpun aku tidak akan menceraikan Ayesha." Tegas Rama.

"Lalu hubungan kita bagaimana?"

"Kamu hanya ibu yang akan melahirkan anakku, dan setelah anak itu lahir kita bercerai dan bayi itu akan aku asuh bersama Ayesha."

"Gila kamu Ram!!"

"Kamu lebih gila karena merayu pria beristri sepertiku, aku menyesal terjebak olehmu, Ra."

Rama ingin meninggalkan Tiara namun Tiara mengikutinya.

"Ram, suruh nih calon istri kamu cuci piring sendiri. Enak saja mangkuk kotor di taruh di meja makan, dikiranya ini reatoran apa,selesai makan langsung pergi." Kata Ratna menyindir Tiara.

"Maaf, Bu. Memang disini tidak ada pembantu?" Tanya Tiara.

"Tidak ada, biasanya Ayesha yang mengerjakan semuanya, sekarang Ayesha tidak ada ya kamu lah." Sentak Ratna.

Tiara membolakan kedua matanya, ia memang ingin menggantikan posisi Ayesha sebagai istri Rama, tetapi Tiara tidak mau jika sampai menggantikan posisi Ayesha dalam urusan pekerjaan rumah.

"Bu, tapi kan aku wanita karir, masa aku pegang kerjaan rumah. Kalo aku berhenti kerja nanti gak bisa beli beliin ibu macem macem kayak tas yang kemarin aku berikan, Bu." ucap Tiara membuat Ratna sedikit bahagia.

"Kamu mau membelikan Ibu lagi?" Tanyanya berbinar.

"Tentu saja, malah nanti aku ingin ke salon dan mengajak Ibu. Jika sudah gajian ya Bu."

Mendengar hal itu tentu saja semakin membuat Ratna berbinar. "Ya sudah kalau begitu tidak usah di kerjakan, nanti Mira pulang biar dia yang kerjakan." Kata Ratna melembut.

Rama yang mendengar nama Mira segera menanyakan keberadaan Mira pada sang Ibu. Rama ingin membuat perhitungan karena ulah Mira, Ayesha keguguran. "Dimana Mbak Mira Bu?"

"Ngentar Rio sekolah, mau ngapain nanyain Mira?"

"Aku akan buat perhitungan dengan Mbak Mira, karena Mbak Mira, Ayesha keguguran anakku."

"Apa? Keguguran?" Tanya Ratna tak percaya. Namun bukannya merasa iba, tetapi Ratna malah menuduh Ayesha yang tidak tidak. "Sudahlah jangan salahkan Mira, lagi pula bayi itu bukan milikmu, Ibu yakin Ayesha ada main sama si Egi itu."

Rama menarik nafasnya, "Egi itu adalah kaki tangan Ayahnya Ayesha, Bu. Ayesha bukan anak sembarang orang sampai Ayahnya menaruh Egi untuk memata matai kehidupan Ayesha."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Like, Koment, hadiah dan Vote sangat berarti untuk menaikan semangatku dalam menulis bab selanjutnya 🙏

Terpopuler

Comments

Yani Maria Hadiansyah Yani

Yani Maria Hadiansyah Yani

Pengen👊mulutnya ratna

2024-04-23

1

sherly

sherly

bodoh nih ay

2024-03-03

4

Bunda Titin

Bunda Titin

ke laut aj loe !!!!!!.....😠😠

2024-02-25

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!