Dengan jawaban yang ambigu, siapapun yang mendengar juga akan merasa ragu. Padahal ini adalah kesempatan bagi Laura untuk membuktikan bahwa sekarang dia berada di pihak Super Rangers.
Laura sendiri juga tidak yakin. Dia hanya tahu bahwa Thunder Phoenix benar-benar ada di planet Bumi. Dia juga sudah pernah mencoba mencarinya, walah sayang sekali dia gagal dan malah tersesat. Mana waktu itu dia bertemu dengan Joanne dan hampir celaka.
“Aku tahu seperti apa lokasinya, tapi tidak tahu di mana.” jelasnya.
Brian yang curiga memberi kode pada Alicia dengan anggukan kepala. Alicia paham apa maksud Brian dan segera melaksanakan perintah ketuanya.
Gadis berambut sebahu itu pun berkonsentrasi penuh. Dia berniat membaca pikiran Laura untuk membuktikan kecurigaan mereka. Ini adalah kemampuan khusus yang diberikan Yellow Giraffe pada Alicia. Pikirnya, Radolard tidak tahu tentang kemampuan ini, jadi pasti akan mudah mencari niat asli Luca Kasha.
Namun, gagal jadi fans namanya kalau Laura tidak tahu kemampuan Alicia. Jadi, sebisa mungkin dia tidak menyebutkan apapun soal reinkarnasi dan identitas aslinya dalam hati. Selebihnya, Laura tidak mempermasalahkannya.
“Bagaimana?” bisik Brian begitu Alicia selesai.
Alicia mendekat pada Brian, lalu berbisik dengan nada datar, “Jo tampan tiada tara. Lagi marah juga tampan. Habis ini dia datang lagi atau tidak, ya? Kalau datang lagi, jangan-jangan dia ingin bertemu denganku. Terus lama-lama jatuh cinta. Oh, My God. Kyaa kyaaa kyaaa.”
“Hah? Kau juga menyukai Joanne?” tanya Brian yang bingung dan kaget.
Alicia mendengus.
“Enak saja! Apa bagusnya si kutub selatan itu? Tadi itu isi hati Luca yang aku baca.” tampiknya.
“Huh! Jadi, Luca benar-benar menyukai Joanne. Wow!” ujar Brian takjub.
“Menurutku kita masih harus hati-hati. Bagaimanapun dia adalah penyihir dari Planet Porcar. Bahkan bisa bertelepati.”
Brian mengangguk setuju.
“Jadi,… Uwa!!”
Alicia melonjak terkejut, karena kaki Green Turtle tahu-tahu menginjak kakinya. Ukuran Green Turtle cukup besar, jadi injakkan tersebut cukup mengejutkan bagi Alicia, walaupun Green Turtle hanya sekejap melakukannya.
“Maafkan aku nona muda. Aku terpaksa menginterupsimu.” ujar partner Sean itu dengan bahasanya sendiri.
Alicia yang memahami bahasa Thunder Beasts pun bertanya, “Kakek lebih bijaksana. Apakah yang ingin Kakek sampaikan pada kami?”
Green Turtle, karena usianya yang sudah ribuan tahun memiliki panggilan khusus sendiri di antara team Super Rangers. Dia juga sangat dihormati, karena selalu bijak dalam memberi nasehat.
“Aku bisa melihat ketulusannya. Kalian cobalah mendengarkan dia terlebih dahulu. Jika apa yang dia sampaikan adalah dusta, kalian bisa memperlama hukuman kurungnya di sini.” kata kura-kura besar itu.
Alicia, Brian, dan Sean saling menatap secara bergiliran. Mereka merasa nasehat Green Turtle tadi tidak ada salahnya dicoba.
“Baiklah. Kalau begitu, Luca Kasha…” kata Brian yang membuat perhatian kembali tertuju pada Luca Kasha.
“Katakan pada kami apa saja yang kau ketahui tentang Thunder Phoenix.” lanjutnya.
“Ok.” sahut Laura.
.
.
.
Tiga anggota Super Rangers, yaitu Brian, Alicia, dan Sean langsung berangkat ke tempat yang mungkin Laura maksudkan. Berdasarkan keterangan Laura, Thunder Phoenix berada di puncak gunung yang di sekitarnya terdapat sumur air dingin. Lokasinya juga berdekatan dengan pantai. Laura juga mengatakan bahwa gunung tersebut bukan di dalam laut.
Tidak banyak area pegunungan dengan letak geografis seperti itu. Jadi, cukup mudah bagi mereka untuk mendapatkan nominasi tempat yang tepat. Dan salah satu dari tempat itu terletak tidak jauh dari kota mereka tinggal.
“Ini tempat Joanne biasa latihan pedang, kan?” tanya Brian.
“Ya. Jangan-jangan waktu bertemu Joanne sebelumnya, dia sedang mencari Thunder Phoenix di sini.” Alicia menduga.
“Entah kenapa aku ragu. Bisa saja sebenarnya dia sedang menguntit Joanne waktu itu.”
Perkataan Sean terdengar masuk akal, mengingat bagaimana sikap Luca tadi. Gadis itu tidak menyembunyikan sama sekali bahwa dia tergila-gila pada Joanne, sampai-sampai mereka malas mendengarkan pujian demi pujian yang Laura tujukan pada pria berambut panjang itu.
“Dari pada itu, aku lebih penasaran dari mana Radolard mendapatkan informasi tentang keberadaan Thunder Phoenix.” ujar Brian.
Itulah yang Laura katakan pada mereka untuk menghindari topik reinkarnasi. Dia tidak masalah bila ada yang tahu bahwa dia bukan Luca Kasha yang sebenarnya. Tetapi, posisinya sekarang saja sudah sangat mencurigakan. Jika dia mengatakan tentang reinkarnasi, siapa yang akan percaya? Yang terpenting baginya sekarang adalah bagaimana caranya agar Super Rangers percaya dia berada di pihak mereka terlebih dahulu. Dengan begitu, dia tidak perlu mati di akhir cerita.
“Mereka pasti juga sedang mencari keberadaan Thunder Phoenix. Bagaimanapun kita harus mendapatkannya lebih dulu.”
Brian dan Alicia mengangguk setuju pada perkataan Sean. Lalu, keduanya mempercepat langkah mereka. Sean yang berjalan di belakang dua rekannya itu pun ikut menyamakan langkah, namun dia terhenti tiba-tiba.
“Teman-teman!” panggilnya.
Ketika Brian dan Alicia menengok, mereka mendapati ekspresi wajah Sean yang begitu serius. Sambil terus menengok ke segala penjuru arah, Sean nampak begitu waspada akan sekitarnya. Pasalnya, baru saja kekuatan khususnya tanpa sengaja aktif dengan sendirinya.
Dia melihat akan adanya bahaya yang sedang mengincar di sekitar mereka. Jumlah lawan yang dia lihat cukup banyak dan ada satu alien yang sangat kuat di sana.
“Hahahahaha! Aku mendengar hal yang sangat menarik.”
Ketiganya menengok ke sumber suara. Di sana seorang alien berambut gimbal tengah berdiri tertawa sambil berkacak pinggang.
“Dabakiras!” seru Brian yang begitu tercengang dengan kehadiran alien itu.
Di belakang Dabakiras, sekelompok makhluk piri-piri dan tiga pemimpin regu mengiringinya. Berbagai senjata telah siap di tangan mereka dan dengan sekali perintah, mereka maju menyerang Super Rangers.
“Hancurkan mereka!” perintah Dabakiras.
Kala para anak buahnya maju, Dabakiras tetap berada di tempatnya. Dia menganggap bahwa ini belum saatnya dia untuk maju.
“Thunder change! Ha!” tiga Super Rangers berseru bersamaan.
Karena adanya penghalang di sekitar mereka saat berubah, para makhluk piri-piri itu langsung terpental jauh. Namun, tak lama kemudian, mereka bangkit lagi dan kembali menyerang.
“Sean, panggillah Joanne!” perintah Brian yang kemudian langsung Sean laksanakan.
Sean hanya perlu memencet salah satu tombol pada bracelet yang dia kenakan untuk menghubungi Joanne. Setelah itu, sirine tanda bahaya akan berbunyi di bracelet Joanne dan dia akan segera datang.
“Bersiaplah kalian! Kali ini aku tidak akan kalah!” sentak Dabakiras lagi.
Kejadian tempo hari sudah sangat menamparnya. Dia yang merasa sudah sangat berusaha, tidak terima dengan perlakuan yang didapatnya dari Rador. Karena itu, walau pertarungan ini tidak direncanakan, Dabakiras tidak mau kehilangan kesempatan. Terlebih setelah dia mendengar pembicaraan tentang Thunder Phoenix.
Dia ingat bagaimana tingginya pujian Rador pada Gondazel saat berhasil menangkap Thunder Fox dulu. Sekarang, ada kesempatan yang sama untuknya. Terlebih Thunder Phoenix dikenal sebagai Thunder Beast yang sangat kuat. Thunder Phoenix adalah lambang keabadian. Setiap kali mati, dia akan bangkit kembali dengan kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya. Duga Dabakiras, dengan memiliki Thunder Phoenix, keabadian itu juga akan dia miliki.
“Akan kugagalkan rencana kalian.” gumamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Ayano
Itu kek suara cewek-cewek anime ya wak 🤣🤣🤣
Aku bacanya ampe menjiwai loh
2023-04-24
1