Thunder Beast tidak bisa memilih partner secara sembarangan. Selain harus memiliki Thunder Stone, partner mereka juga harus memiliki kepribadian yang cocok. Misalnya Red Dragon yang selalu berapi-api yang memilih Brian, karena dia memiliki kemampuan untuk memberi semangat pada orang lain. Kemudan, ada juga Blue Griffin sebagai penguasa udara dan tanah yang lebih menyukai partner yang tidak banyak bicara, teliti dan berfisik kuat seperti Joanne. Yang ketiga, Yellow Griffin adalah Thunder Beast yang paling cinta damai, karena itu dia menyukai Alicia yang selalu berusaha memahami perasaan orang lain.
Thunder Beast yang terakhir adalah Green Turtle yang begitu bijaksana, karena umurnya yang paling tua di antara para Thunder Beasts. Dia adalah sosok yang pemikir, karena itu dia memilih Sean yang menyukai ilmu pengetahuan. Sayangnya, kemampuan Green Turtle yang sebenarnya terlalu menyeramkan untuk diungkapkan. Karena itu, baik Super Rangers maupun Thunder Beast sekalipun tidak semuanya tahu.
Laura, sebagai orang yang sudah menonton serial Super Rangers Thunder Saber sudah tahu akan hal itu. Jadi, dia tidak begitu panik saat Sean mendatanginya. Justru Laura ingin memanfaatkan ini sebagai kesempatan untuk berpindah kubu.
“Kau sekarang tahu bahwa aku tidak berbahaya. Jadi, bisakah kau melepaskanku?” pinta Laura.
Sean mencoba menyembunyikan kecanggungannya dengan menjawab, “Ternyata benar apa yang ku dengar. Luca Kasha, salah satu dari empat pilar Radolard ternyata suka sekali mengarang cerita.”
Mengingat bagaimana Sean dalam cerita asli, Laura mengambil napas untuk menyabarkan hatinya. Pikirnya, Sean pasti tidak ingin kekuatannya ketahuan. Apalagi di depan Luca Kasha yang tubuhnya Laura rasuki.
“Ck! Aku akan menyembunyikan rahasia kamu, kok. Tenang saja.”
Sean menyipitkan matanya dan pura-pura bertanya, “Rahasia? Aku tidak punya rahasia.”
“Bagaimana kalau tentang teknologi temuan Prof. Oliver yang kamu copy?”
Nama yang baru saja Laura sebut adalah guru yang mengajarkan Sean saat berada di universitas. Dibandingkan Sean, dia adalah jenius yang sesungguhnya. Sayangnya, nasib orang itu tidak begitu baik.
Kejadiannya terangkum dalam episode empat. Sean yang telah mendapatkan kekuatan baru dari Green Turtle melihat masa depan Sang Profesor kesayangan yang mati di tangan Radolard. Dengan susah payah Sean menghalau bencana tersebut, tetapi Prof. Oliver tetap bernasib sama. Orang itu meninggal dengan naas saat melindungi hasil penelitiannya yang diyakini akan dapat mengalahkan Radolard.
Beruntung Radolard tidak berhasil mendapatkan hasil penelitian tersebut. Sedangkan Sean yang telah melihat masa depan Prof. Oliver, bisa dikatakan berbuat curang untuk mendapatkannya. Namun, tanpa itu, saat ini mungkin tidak akan ada Thunder Beast Robo, robot raksasa yang merupakan gabungan dari Thunder Beasts.
“Kau! Bagaimana bisa…”
“Kalau tidak salah, Prof. Oliver bilang kalau Thunder Beast Robo adalah teknologi yang berbahaya. Apa sekarang sudah disempurnakan? Aku jadi penasaran…”
Meskipun nada bicara Laura terdengar santai, tetapi bagi Sean itu seperti ancaman. Laura seakan tengah mengancam untuk memberi tahu semua orang bahwa Sean telah menggunakan teknologi yang belum diuji sepenuhnya. Jika ada orang lain yang tahu, kepercayaan terhadapnya bahkan kepercayaan pada Super Rangers pasti akan turun. Terlebih, kenyataannya daya tempur Thunder Beast Robo selalu memunculkan korban baik jiwa maupun material.
“Guk! (Apa maksudmu?)” Thunder Fox menggonggong.
Laura menengok pada rubah ungu itu, lalu menjawab, “Kalau kalian para Thunder Beasts terlalu sering menggunakannya, nanti bisa…”
“STOP!” sentak Sean.
Pria itu kini nampak pucat, saking was-wasnya dengan apa yang akan Laura katakan pada Thunder Fox. Laura menganggap, ini adalah saatnya untuk membujuk Sean lagi untuk melepaskannya dari kurungan.
“Jadi, udah percaya kan? Sekarang lepasin, dong! Aku gak akan bilang-bilang lagi, kok.”
Sean mendengus kasar. Seumur hidupnya, dia tidak menyangka akan bertemu lagi dengan orang yang merepotkan seperti Alicia.
“Aku tidak bisa langsung melepaskanmu. Bukankah Joanne yang mengurungmu di sini?”
Laura mengangguk pasrah. Dengan pipi menggembung dia menyahut, “Seandainya dikurung, harusnya Joanne mengurungku di sarang cintanya. Bukan di tempat kayak begini.”
Sean salah. Bukan seperti Alicia, tapi lebih merepotkan dari pada Alicia. Kalau Alicia masih mending, karena keinginannya tidak terlalu neko-neko seperti diet dan tanaman hias. Sedangkan perempuan di hadapannya ini malah mengharapkan hal paling mustahil di dunia. Ingin rasanya Sean memuntahkan seluruh sarapan dan makan siangnya saat ini juga.
“Eww…”
Menyadari reaksi Sean, Thunder Fox yang juga mendengar ucapan Laura yang menggelikan itu serasa memiliki teman sehati.
“Wauung… (Hentikan. Kau menjijikan.)”
Laura bukannya tidak tahu semenjijikan apa dia tadi. Hanya karena terlanjur, dia pun pura-pura cuek.
Untuk mengalihkan pembicaraan, Laura kemudian berkata, “Udahlah! Yang penting, cepetan lepasin! Kalau nggak, nanti aku bilang nih, kalau Thunder Beast Robo…”
“Sebentar!” Sean menghentikannya lagi.
Sementara Thunder Fox yang makin penasaran menggeram kesal, Sean lanjut berkata, “Aku akan melepaskanmu, tapi tidak sekarang. Bisa-bisa yang lain curiga padaku.”
“Terus kapan? Aku tuh orang sibuk.” Laura mendesak.
Sean yang semakin jengan lalu memberi ide, “Begini saja, kita buat skenario seperti ini…”
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Rianoir⏳⃟⃝㉉
trus lambat laun si sean jatuh cinta sama laura😁😁😁
seru kayaknya jadi cinta segi tiga😁😁😁
2023-04-18
0
Rianoir⏳⃟⃝㉉
sekuntum 🌷untuk othor yg cantik.
semangat ya kak nulisnya.😄😄😄😄
2023-04-18
0
Rianoir⏳⃟⃝㉉
btw cerita bagus gini kok sepi ya, hmmm.
othor udah promosi kah di IG dan grup FB?
2023-04-18
0