Dialah pangeran Rador, pimpinan pasukan Radolard yang sedang berusaha menginvasi Bumi. Pria itu juga paman dari Luca Kasha, tubuh yang sedang Laura rasuki. Tetapi, dari penampilan mereka saja sudah sangat terlihat perbedaannya. Luca memiliki tubuh seperti manusia, hanya tanduknya saja yang membuatnya berbeda. Sedangkan Rador memiliki tubuh yang sepenuhnya monster. Maka, tidak mengagetkan jika di pertengahan seri dijelaskan bahwa Ibu Luca berasal dari Kaminaria, planet yang sama dengan kampung halaman anggota Super Rangers.
Meskipun masih keluarga, hubungan Luca dan Rador bisa dikatakan cukup rumit. Tidak sekalipun Rador menganggap Luca sebagai keluarganya. Rador membutuhkan Luca, hanya karena Luca memiliki kekuatan sihir dan fisik yang tangguh. Selebihnya, Rador hanya menganggapnya sebagai bawahan seperti yang lain.
“Hamba sungguh mohon maaf, Yang Mulia. Hamba berjanji, berikutnya hamba akan berhasil melaksanakan tugas.” ujar Dabakiras dengan kepala yang tertunduk dalam.
Rador mengangkat salah satu ujung bibirnya.
“Ini bukan kali pertama kau gagal. Aku sungguh kecewa padamu.” ujar Rador.
Dabakiras semakin menunduk mendengar kalimat penuh kekecewaan itu.
“Tolong, Yang Mulia. Beri hamba satu kesempatan lagi!” Dabakiras memohon.
Rador, seakan kehabisan kata-kata, tidak membalas apapun. Dia sudah terlalu kecewa oleh salah satu bawahan terkuatnya itu. Padahal dia berharap cukup banyak pada jenderal yang telah berhasil menundukkan puluhan planet itu. Tetapi, saat diturunkan di Bumi, hasilnya malah seperti ini.
‘tuk, tuk, tuk.’
Suara langkah kaki itu terdengar dari arah yang sama dengan arah kemunculan Rador.
“Kau sudah gagal sebanyak tiga kali, Dabakiras. Aku rasa ini sudah saatnya aku untuk turun tangan. Bukankah Yang Mulia juga berpikiran demikian?”
Suara tadi terdengar cempreng dan cukup khas. Mengetahui siapa yang datang, Laura meneguk air ludahnya sambil membatin, “Waaah… si tukang ngomporin dateng.”
‘Tukang ngomporin’ yang Laura maksud tidak lain adalah Gondazel, alien berwajah kucing dengan bulu oranye kemerahan. Ekornya yang berjumlah tiga seakan memiliki jiwa sendiri dan bisa berubah-ubah panjangnya.
Laura menjulukinya demikian, karena memang begitulah sifat Gondazel, selalu ingin menang dan menjatuhkan orang lain. Dia juga bermulut manis dan dapat memanfaatkan keahliannya dengan baik, sehingga dibandingkan musuh lainnya, bahkan Rador sendiri, Gondazel ini lah yang paling Laura benci. Karena, dia sangat licik dan sulit diajak bekerja sama.
“Sebaiknya kau renungkan dulu kesalahanmu. Sebelum kau menjadi lebih kuat, aku tidak akan mengizinkanmu untuk turun tangan lagi.” Rador memutuskan.
Tidak ada pilihan lain bagi Dabakiras. Keputusan ini juga jauh lebih baik dari pada hukuman mati maupun pancung.
Sambil berlutut Dabakiras menyahut, “Baik, Yang Mulia. Terima kasih atas kemurahhatian Yang Mulia.”
Mereka berdua pun meninggalkan Dabakiras dan Laura untuk menuju ke ruangan lain.
…
“Gondazel baru muncul sekarang. Artinya, saat ini baru episode ke 7. Lumayan awal dan ceritanya juga belum berkembang lebih jauh. Kayaknya aku masih bisa melakukan sesuatu. Tapi apa?”
Sambil berpikir, Laura terus berjalan-jalan memutari kamar tidurnya. Inilah caranya untuk berpikir jernih. Harus bergerak di tempat yang sepi tanpa seorang pun.
“Mungkin kudu diurutkan dulu setiap episodenya. Kalo gitu, barang kali aja nongol ide.”
Dijentikkanlah jarinya. Lalu, dengan sihirnya, Laura mengeluarkan sebuah buku catatan beserta bolpoinnya. Dia taruh dua benda itu di atas mejanya, kemudian mulai menuliskan hal-hal yang menurutnya penting.
Episode pertama diawali dengan empat pemuda dari planet Kaminaria yang kabur dari kejaran Radolard, kerajaan angkasa yang dibangun oleh orang-orang dari planet Porcar. Sayangnya satu dari mereka harus tewas saat melindungi lima batu sakti dari planet mereka yang disebut Thunder Stones. Lalu, jatuhlah tiga pemuda yang lain di Bumi.
Cerita pun loncat ke lima tahun setelahnya, ketika tiga pemuda dari planet Kaminaria itu sudah terbiasa dengan kehidupan di Bumi. Bahkan mereka juga memiliki pekerjaan dan nama manusia. Joanne adalah seorang polisi dari unit reserse dan kriminal. Sean merupakan seorang insinyur di bidang robotic. Dan terakhir, Alicia adalah seorang guru SMA.
Saat sudah terbiasa dengan bumi dan hidup mereka sudah mulai tenang, tiba-tiba saja Radolard datang ke Bumi. Tapi untungnya, mereka bertiga sudah bersiap menghadapi Rador dan kawan-kawannya. Dengan kejeniusan yang Sean miliki, mereka telah mengubah Thunder Stones menjadi morpher yang dapat membuat mereka berubah menjadi Super Rangers Thunder Saber.
Pertarungan pertama mereka pun terjadi tak lama setelahnya. Namun rupanya, kekuatan mereka masih belum seberapa. Super Rangers pun berhasil dipukul mundur oleh Radolard.
Untungnya, sebuah keajaiban terjadi. Seorang pemuda bernama Brian yang ternyata memiliki darah pejuang tertinggi Kaminarian muncul. Dialah yang kemudian terpilih menjadi Thunder Red dan memimpin Super Rangers Thunder Saber.
“Sampai sekarang udah lima alien mereka hadapi. Jadi, alien setelah ini…”
Napas Laura tercekat begitu ingat siapa alien yang akan para Super Rangers hadapi. Firasatnya berkata bahwa ini tidak akan baik.
“Ya gustiii!! Mas Joanne cintaku bakal dalam bahaya, nih!!! WAAAA!!!!”
Laura berlari keluar dari kamarnya. Dia harus segera menyusul Godazel ke Bumi untuk menghalangi rencana jahatnya. Karena, dalam pertarungan ini Joanne akan mengalami kesialan yang hampir menghilangkan nyawa pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
〈⎳ HIATUS
Muka dua Plisss
2023-04-02
1
〈⎳ HIATUS
Tukang ngomporin lagi. 🤣🤣
ada di dunia Rangers tukang ngomporin?
2023-04-02
0