Dabakiras bukanlah alien yang lemah. Justru bila dibandingkan dengan alien yang lain di Radolard, Dabakiras merupakan yang terkuat. Karena itulah dia diangkat menjadi salah satu jenderal tertinggi. Kelemahan terbesarnya ada pada strategi. Dan dalam bidang itu, gondazel lah yang memenangkannya.
Tidak seperti Dabakiras yang asal serang, Gondazel mengatur strateginya dengan baik. Dia tidak sembarangan memilih anak buah untuk menyerang musuh-musuhnya. Beberapa kali bahkan harus menghabiskan 2 episode untuk mengalahkan anak buah Gondazel.
Laura yakin kali ini juga sudah pasti begitu. Karena, ini adalah kali pertama Gondazel menurunkan anak buahnya ke Bumi. Sudah pasti Gondazel tidak akan main-main dalam memilih anak buah.
Beruntung Laura sudah menonton serial ini sampai sepuluh kali. Karena itu, dia ingat betul monster seperti apa yang akan Gondazel turunkan dan apa saja yang dia perbuat. Laura juga ingat di mana Gondazel melancarkan aksinya dan kini dia sudah berada di depan tempat itu.
“Strategi yang bagus. Aku yakin setelah ini pangkatmu akan dinaikan. Bahkan mungkin jadi lebih tinggi dariku.” ujar Laura menirukan gaya bicara Luca Kasha.
Nampaknya aktingnya cukup meyakinkan. Terbukti dari reaksi Gondazel yang salah tingkah saat tahu-tahu Laura sudah berada di belakangnya. Dia pasti tidak menyadari bahwa Laura mengikuti dia dan anak buahnya menuju sebuah goa buatan.
“Nona Luca! Bagaimana Anda tahu bahwa saya ada di sini?”
Meskipun sama-sama berpangkat jenderal, kasta Luca dan Gondazel cukup berbeda. Luca berasal dari kalangan bangsawan Radolard, sedangkan Gondazel mendapatkan pangkatnya benar-benar dari bawah. Karena itu, dia masih memanggil Luca dengan sebutan ‘nona’.
“Cuma ingin melihat. Barangkali aku bisa membantumu.” dustaku.
Jelas yang keluar dari mulut Laura adalah dusta. Tujuannya ke goa itu hanya satu, yaitu melihat ‘tawanan’ yang mereka sembunyikan di sana.
“Wah, saya merasa sangat tersanjung dengan kemurahhatian Anda. Tetapi, untuk saat ini saya dan para anak buah saya sudah cukup.” jawab Gondazel.
Tidak menerima, tetapi juga tidak terlalu menolak. Gondazel yang tak kalah sombongnya dari Dabakiras lebih mampu berhati-hati dalam memilih kata untuk diucapkan. Jika Dabakiras, pasti tawaran Luca itu akan ditolak mentah-mentah. Padahal nantinya Luca juga harus membantunya dalam menyihir para monster menjadi raksasa.
“Tapi, apakah aku boleh menonton? Aku sudah terlalu bosan terus-terusan di kapal. Aku juga ingin bersenang-senang.” bujukku.
“Tentu saja. Kedatangan Anda selalu kami sambut dengan suka cita.” kali ini bukan Gondazel yang menjawab, melainkan anak buahnya, Nyanterius.
Alien juga berwajah kucing seperti Gondazel dan memiliki ekor yang cukup panjang. Bedanya ada pada warna bulunya yang hitam belang-belang putih dan jumlah ekornya hanya satu, tidak seperti Gondazel yang berekor tiga.
Merasa sudah dilancangi, Gondazel melirik tajam pada Nyanterius. Kucing oranye raksasa itu tidak benar-benar menyukai kehadiran Luca, bahkan sangat ingin Luca segera pergi. Karena menurutnya, Luca terlalu berisik.
Selain itu, Gondazel menganggap semua orang yang berada di atasnya adalah saingan, begitu juga Luca yang mendapatkan posisinya sedari lahir. Dia mungkin tidak ingin rencananya direbut oleh Luca. Padahal Luca yang sekarang dirasuki oleh Laura tidak ingin merebut rencana apapun darinya. Yang Laura inginkan adalah menggagalkannya hingga harga diri Gondazel hancur berkeping-keping.
“Aku hanya melihat-lihat sebentar, lalu pergi, kok. Boleh, yaaa…”
Tanpa meminta izin dari Gondazel, langsung saja Laura masuk ke dalam gua yang hanya diterangi oleh api dari obor yang dipasang di sisi-sisinya. Keadaannya sama persis dengan yang pernah Laura lihat di akhir episode 7 dan sepanjang episode 8.
Tanpa berputar-putar lagi, Laura menuju bagian terdalam dari goa itu. Di sanalah tawanan itu disembunyikan. Tidak ada yang bisa menghalanginya, karena Laura menggunakan sihir Luca untuk mempercepat langkahnya.
“Grrrr….”
Si ‘tawanan’ menggeram saat menyadari kehadiran gadis bercula satu itu. Daya penciumannya yang tajam itu telah mencium bau yang serupa dengan alien-alien yang menangkapnya dari tubuh Luca. Dengan aroma musuh yang semakin mendekat, tawanan itu tidak bisa lengah. Siapa yang tahu apa yang akan dilakukan gadis alien itu padanya?
Laura melirik ke sekitar penjara yang mengerangkeng si tawanan. Di sekitar makhluk itu tidak terdapat api maupun lampu satu pun. Padahal jalan menuju ke sini cukup terang. Tapi, begitu sampai, terpaksa Laura harus mengaktifkan sihir pada mata Luca.
Dia dekati makhluk itu, kemudian sekali lagi Laura mengaktifkan sebuah sihir lain. Kali ini dengan diam-diam. Dia tidak ingin Gondazel, Nyaterius, maupun yang lainnya menyadarinya. Sihir itu adalah sihir untuk dapat berbicara langsung di otak ‘tawanan’ itu.
[Aku datang untuk membantumu. Tapi, kau tahu maksudku bukan?] ujar Laura melalui telepati.
Tawanan itu cukup pintar. Di luar dia masih menggeram pada Laura, tetapi dengan komunikasi telepati tadi dia menyahut, [Apa yang kau inginkan sebagai gantinya?]
[Tidak ada. Kau cukup kabur saja. Lalu setelahnya, terserah kemauanmu.] balasnya.
Tawanan itu masih meragukan Laura. Dia masih menatap Laura dengan tatapan penuh amarah.
[Aku tidak akan banyak bicara. Lakukan saja sesukamu.] ujar Laura lagi.
Diam-diam Laura jatuhkan sebuah anting kecil milik Luca tepat di sebelah jeruji besi yang mengekang si tawanan. Saat melihat anting itu, barulah tatapan itu melembut. Kemudian, tawanan itu menginjak anting tersebut untuk menyembunyikannya dari mata orang lain.
Melihat reaksi itu, Laura tersenyum dan segera berbalik dari sana tak lama setelahnya. Kalau terlalu lama di sana, yang lain bisa saja curiga. Dan itu jelas akan merugikannya.
“Anda sudah mau pulang?” Gondazel berbasa-basi.
“Yah… kupikir akan semenyenangkan apa di sini. Tapi, kayaknya biasa saja. Justru lebih baik aku bersenang-senang mencari perhiasan atau ke salon. Daaah…!” seru Laura sembari melangkah meninggalkan Gondazel.
Menjijikan dan menggelikan memang. Tapi, Laura cukup bangga pada dirinya sendiri yang semakin terbiasa dengan akting ala perempuan genit yang jahat dan sombong.
Mau bagaimana lagi? Semua demi bertahan hidup di dunia lain yang gila ini. Ini juga demi Andreas Zhou alias Thunder Blue alias Joanne alias ‘sang bias’ yang mungkin akan bernasib jelek setelah ini.
“Lihatlah, Kang Mas Zhou. Fan beratmu ini akan berjuang sekuat tenaganya demi dirimu! Terus habis itu, tolong notice diriku, ya Mas!!” begitulah isi otak Laura.
Yah… semoga saja dia akan berhasil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Ayano
Nyanterius itu neko banget 😸😸
Masih dipantau
2023-04-08
0
〈⎳ HIATUS
Bahasanya Kang Mas 🤣🤣
2023-04-02
0