Kediaman Rika adalah sebuah rumah sederhana di pinggiran sungai di dalam kota, walau sederhana itu memiliki area kamar luas dengan satu dapur dan kamar mandi, di sini tidak memiliki ruang tamu dan hampir semuanya terlihat jelas.
"Ah, ah, aku lupa membereskannya, Rider tolong jangan melihatnya... tidak," dia malah panik sendiri.
Aku memegangi bra miliknya dan itu benar-benar besar dan berjuntai. Pada akhirnya aku di didorong keluar dan baru bisa masuk setelah beberapa menit berikutnya.
"Maaf tempatnya sempit, buat dirimu senyaman mungkin."
"Tidak masalah."
Berbeda saat menatap Cosetta, aku merasa senang saat melihat penampilan Rika, dia mengenakan celana pendek jeans ketat serta kaos polos putih yang membuatnya terlihat sederhana.
Tidak baik membayangkan hal tidak-tidak jadi aku membuang semua pikiran aneh lalu duduk di kursi dapur selagi memperhatikan Rika memasak.
Ketika dia membungkuk aku terus memperhatikannya dan bergumam.
Aura wanita dewasa benar-benar berbeda dengan Cosetta, aku membayangkan jika posisi itu jadi dirinya.
"Rider nakal, kalau kau mau melihatnya aku tidak keberatan menunjukannya."
Gadis itu memang seperti itu, tatapanku teralihkan terhadap foto-foto yang ditempel di dinding.
"Foto itu semua keluargaku di desa, aku baru bekerja di sini aku harap mereka baik-baik saja di sana."
"Ibumu mirip sekali denganmu."
"Semua orang bilang begitu."
Hidangan yang dibuat oleh Rika adalah tumis daging dengan sayuran hijau, ikan goreng, tempura lobster, serta sebuah steak.
"Bukannya ini terlalu banyak."
"Hari ini ulang tahunku, sebenarnya aku sedang merayakannya hari ini."
Jangan bilang dia merayakannya hanya seorang diri.
Aku seharusnya tidak mengetahuinya.
"Ah... seharusnya aku membawa hadiah, boleh aku memberikannya nanti saja."
"Tidak usah, aku sudah sering seperti ini dan orang-orang di desa malah sudah lebih dulu mengirimkan kado dan ucapan selamat tahun."
Aku bisa melihat tumpukan hadiah di bawah ranjangnya. Meski dia bilang 'Tidak usah' tetap saja aku merasa tidak enak, terlebih aku datang hanya untuk makanan gratis.
"Silahkan dimakan."
"Baik, pertama aku akan mengambil yang ini, ini dan ini."
Aku mengambil secepat yang aku bisa dan memasukannya ke dalam mulutku.
"Enak sekali, manyus."
Aku kembali mengambil makanan lagi.
"Jika ini dijual di kedai harganya pasti mahal."
Rika tersipu malu.
"Tolong jangan terlalu memujiku."
Tepat saat aku selesai mengunyah aku mendorong tubuh Rika ke lantai, Rika tampak memerah.
"Tuan Rider."
"Tutup matamu."
Tepat saat aku mengatakannya seluruh jendela kediaman Rika hancur berserakan, sebuah gunting raksasa terbang menembus jendela yang pecah lalu menancap di dinding dengan keras.
Aku harus mendorong wajahku masuk ke dalam dadanya agar tidak terpenggal. Sensasi lembut terasa tajam di sana.
"Kau baik-baik saja Rika."
"Tolong cepat berdiri, aku sudah tidak kuat."
"Ah maafkan aku."
Aku berdiri selagi melindunginya, di jendela itu tampak seorang wanita berambut merah muda berjongkok dengan pakaian serba hitam dan mantel yang berkibar tertiup angin.
Kedua matanya tertutup kain yang tebal.
"Aku merasa energi sihir yang kuat di sini, kau akan jadi mangsa yang bagus untuk tujuh kage."
Tujuh kage?
Apa dia mengincarku?
Gunting yang menancap sebelumnya terbang kembali ke tangannya, dan ketika dia mengulurkannya ke depan, sebuah lingkaran sihir muncul.
Orang ini!
Aku segera melapisi diriku dan Rika dengan sihir pelindung dan kemudian ledakan menggema ke udara.
Aku segera menggendong Rika di bahuku sebelum melompat untuk melarikan diri. Tentu saja wanita itu mengejarku.
Sebenarnya siapa dia?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
black list-
kage ? apakah ini dunia ninja ?
2024-02-06
1