Jadi skill seperti apa yang harus aku pilih? Aku ingin membatasi semuanya 100 skill saja.
Skill bertambah kuat hanya dengan membunuh monster dan manusia, pilih.
Skill kebal racun, kebal sihir dan kebal gangguan gaib, pilih.
Yang terakhir kayaknya oke, bisa saja ada seseorang yang tiba-tiba menyantetku di dunia lain.
Aku bertanya ke arah dewi yang masih fokus dengan komiknya.
"Dewi boleh aku mengambil skill keabadian."
"Ambil saja, lagipula abadi di sana hanya terus menambah umurmu dan awet muda, jika kau ditusuk tetap akan mati."
"Jadi begitu."
"Cepatlah pergi dan matilah awokawok."
Aku membakar komiknya dan Iris mencekikku dengan pahanya.
"Uwaah."
"Matilah, matilah."
"Yah, aku sudah mati."
"Keparat."
Aku berhasil memilih banyak skill dan tersenyum puas.
"Di kehidupan keduaku aku akan menjadi penyihir terkuat dan menyelamatkan dunia."
Iris bertepuk tangan dengan wajah datar.
"Bagus, bagus, selamat berjuang dah."
"Oi."
Dan setelahnya aku dikirim ke dunia yang sampai sekarang aku tempati.
Mendengar keseluruhan ceritaku sampai sana, Cosetta menangis.
"Jadi begitu."
"Permisi? Aku yakin tidak ada kisah sedih dalam sana."
"Apa maksudmu Rider, kau padahal sudah bisa mengintip tapi kau malah kena zonk, jika mau kau bisa melihat punyaku."
"Hentikan gadis mesum, berhentilah menatapku dengan pandangan sedih begitu."
"Aku tidak bisa menahan air mataku."
Saat aku menunjukkan CD final Fantasy 7 matanya berkilauan.
"Ini game seru."
"Biarkan aku memainkannya."
Malam hari itu juga pada akhirnya aku yang memasak, sementara Cosetta masih dalam permainannya.
"Rider, kenapa Aerith mati? Ini tidak adil?"
"Jangan tanya aku, bukan aku yang membuat gamenya."
"Serpiroth terlalu kuat."
"Sudah kubilang."
"Akan kuhancurkan Shinra grup."
"Dibandingkan bermain game bukannya harusnya kaulah yang memasak."
"Aah, untuk hari ini saja... biarkan aku bermain lebih lama."
Aku menghela nafas panjang. Kurasa melihat Cosetta bertingkah seperti usianya tidaklah terlalu buruk. Kami makan bersama, tidur dan keesokan paginya aku mengajaknya ke guild.
Dibandingkan hanya mendapatkan penghasilan dari berjualan bunga, lebih baik dia mencari uang dengan menjadi petualang.
Ada sebuah ungkapan.
Dia kaya aku pun senang.
Wanita berdada besar yang bertugas sebagai resepsionis menyambut kami, dia memiliki rambut hitam dengan topi dan seragam cerah menutupi tubuh kurusnya.
Ia gadis yang cantik yang mempesona, aku pikir dia wajah dari guild ini.
Dari awal aku benci soal seperti ini, asal kau cantik kau bisa bekerja jadi apapun. Bukan berarti aku ingin bekerja aku hanya mengutarakan unek-unek pengganguran sepertiku.
"Anu, apa ada yang bisa saya bantu?"
"Boleh aku menyentuh dadamu."
Aku memukul kepala Cosetta.
"Lupakan soal gadis mesum ini, gadis ini ingin mendaftar jadi petualang."
"Petualang kah, tapi maaf seseorang bisa jadi petualang saat mereka berumur 15 tahun karena itu kami tidak bisa "
"Bisakah kau memberikan pengecualian, gadis ini menyebalkan dia akan marah jika tidak jadi petualang."
"Aku tidak seperti itu," balas Cosetta telah mengeluarkan pisau dari balik bajunya.
Gadis resepsionis tampak menunjukan wajah pucat, di dadanya terdapat papan nama bertulis Rika.
Jadi aku memanggilnya hingga dia berubah malu. Ngomong-ngomong aku meniup telinganya hingga dia mengeluarkan suara imut bergairah.
"Hen-hentikan, aku akan menanyakannya pada guild master?"
Tak lama kepergiannya pria tua botak muncul selagi berteriak.
"Siapa yang berani menggoda pegawaiku dan memaksanya untuk memasukkan anak kecil ke guild."
"Oh itu aku... guakh."
Aku menerima pukulan di wajahku hingga terbang melesat menembus dinding guild, aku sempat berputar beberapa kali di udara.
"Rasakan bagaimana kekuatan pukulan besiku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
aritsu kyokata
pedo harus musnah...!! tapi bolehlah liat dikit:v
2024-05-08
0
Nursyifa Fauziah
kwowkwow loli kampret ;v
2023-04-14
1