Keesokan paginya aku mengajak Cosetta berlatih di dalam hutan yang sering dia kunjungi saat mengumpulkan bunga.
Cosetta menarik nafas dalam-dalam untuk mengisi udara segar ke dalam paru-parunya, dia harus berjalan dengan tongkat karena itulah perjalanan kami lebih lambat dari seharusnya.
"Aku bisa menggendongmu."
"Tidak, hanya saat inilah aku tidak ingin ada siapapun yang membantuku."
"Begitu."
Bagi Cosetta yang terus berjuang sendirian dia mungkin akan terluka jika seseorang memperlakukannya sebagai beban.
Kami sampai dan dari sini aku mulai menunjukkan sihir padanya.
"Sihir Air, bola air."
Dari lingkaran sihir yang kubuat bola air ditembakkan dan itu melubangi pohon dengan baik.
"Waaah, sihir memang mengagumkan."
"Sekarang kau coba."
"Baik, pertama bayangankan bentuk air dan rasakan mana yang mengalir di tubuhmu, kemudian realisasikan ke dalam lingkaran sihir... Sihir air, bola air"
Dia berhasil membentuk lingkaran sihirnya sayangnya air yang dikeluarkannya tidaklah cukup untuk merusak satu pohon.
"Eh?"
"Kamu belum cukup terbiasa menggunakan mana, lakukan lagi."
"Baik."
Aku menjatuhkan sekantong buah-buahan di dekat Cosetta.
"Apa itu Rider?"
"Jika kau terus-menerus menghabiskan manamu, kau akan mati karena itulah makanlah buah itu untuk mengisi manamu."
"Aku baru mendengarnya?"
"Buah itu hanya tumbuh di dungeon lantai dalam, tidak banyak orang yang memilikinya."
"Sebenarnya kau ini siapa?"
"Aku hanya pengangguran."
Cosetta mengambil buah yang terlihat seperti anggur tersebut, ketika dia memasukannya ke dalam mulut ia berteriak 'Asam'
"Buah apaan ini? Rasanya mengerikan."
"Paling tidak itu metode yang cepat untukmu berlatih."
"Aku mengerti."
"Kalau begitu aku akan menikmati waktuku."
Aku membaringkan tubuhku di dekat pohon dengan santai.
"Inilah keasyikan dari menganggur."
Mendengar itu Cosetta tertawa kecil sebagai balasan, mungkin dia tidak terlalu mempermasalahkan tentang sifatku yang suka bermalas-malasan.
Ketika aku bangun Cosetta sedang tidur di sebelahku. Ini sudah sore hari dan aku melihat bahwa dia tidak terlalu banyak memakan buahnya. Terlebih dia sedang mengigau.
"Rider lihat ini, ada burung gagak besar.. makan semuanya."
Aku menarik hidungnya hingga dia bangun.
"Apa yang kau lakukan?" teriaknya.
"Aku yang harus mengatakan itu, bukannya kau berlatih."
"Setelah lima kali aku jadi bosan karena itulah aku beristirahat sebentar lalu ketiduran deh."
Aku menarik pipinya.
"Sakit, sakit, jangan menarik pipiku... aw, aku bisa jadi chubby."
Gadis ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, pada akhirnya aku harus mengawasinya.
Tiga hari berikutnya dia dengan mahir menggunakan serangan air miliknya.
"Bagaimana Rider, kau melihatnya aku menunggu pujian darimu hehe."
"Kerja bagus."
Aku mengelus kepalanya dan jelas sekali Cosetta sangat menyukainya.
"Selanjutnya kita akan melatih sihir anginmu."
"Bukannya lebih bagus jika belajar sihir air lagi."
"Tidak, aku tidak akan memprioritaskan sihir air atau angin, aku ingin kau bisa segera menggunakan sihir es."
"Alasannya?"
"Itu karena sihir es lebih hebat dibanding sihir keduanya, jika kau sudah ahli kau bisa membentuk es menjadi apapun."
Aku menunjukan bahwa aku bisa menciptakan pedang es serta golem es.
"Golem biasanya digunakan untuk orang-orang dengan atribut sihir tanah, tapi jika kau bisa menggunakan sihir es kau akan dengan mudah melakukannya juga."
"Hebat, tolong ajari aku itu juga."
Aku sudah yakin dia akan tertarik dengan ini, setelah latihan dasar aku akan mengajarinya sihir yang lebih kuat.
Aku sudah sadar bahwa aku mungkin akan menciptakan monster kuat di masa depan nanti, namun Cosetta jelas membutuhkannya lebih dari siapapun jika dia ingin merubah kehidupannya yang sekarang.
Dalam hatiku aku tidak ingin membiarkannya mati karena menjadi seorang petualang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Raysonic Lans™
lols.. Loly pupp..pupp..oupp
2024-06-27
1