Melawan banyak pasukan musuh sebanyak itu lebih mudah dilakukan dengan satu kali serangan meski begitu sulit juga untuk menyembunyikan dampaknya setelahnya.
Selagi bergumam hal demikian aku mendengar seorang berjalan padaku lalu berkata dengan sedikit berwibawa.
"Sedang menikmati langit cerah?"
"Apa mungkin ini sebuah keberuntungan tak terduga bahwa seorang wanita cantik telah datang menemuiku."
Dia sedikit tertawa kecil.
"Sungguh perkataan yang bagus, Anda sepertinya pandai memuji seseorang."
Seharusnya perkataanku sudah cukup membuatnya pergi namun dia malah meladeniku secara bermartabat.
Dari pakaian jelas dia berada di fraksi militer.
"Namaku Mayor Lucia Braklyn, boleh aku meminta waktunya."
"Tentu, silahkan duduk."
Tanpa sadar aku menjawabnya demikian lalu bangun untuk membiarkannya duduk di sebelahku.
"Aku mendengar bahwa kota ini telah diserang banyak musuh, tapi saat tiba di sini mereka telah menghilang, apa Anda tahu apa yang terjadi?"
"Entahlah, sepanjang hari ini aku hanya diam di sini selagi memandangi langit."
"Benarkah?"
"Benar, lagipula aku seorang pengangguran tidak banyak hal yang kulakukan."
"Ini pertama kalinya ada seseorang tidak masalah mengatakan dirinya pengangguran."
Aku menaikan bahu lemas.
"Aku meminta gadis 9 tahun untuk menjaminku, dia memberiku makan dan hal sebagainya."
"Sepertinya kehidupannya Anda sangat buruk."
"Dia itu gadis yang mengerikan malah dialah yang sangat buruk."
"Tidak baik untuk membicarakan seseorang di belakangnya, itu termasuk kejahatan loh."
Gadis yang kumaksud muncul bersama Elina di belakangnya. Ekspresiku sedikit memucat.
"Namaku Cosetta, salam kenal."
"Ah, namaku Lucia Braklyn."
"Lucia Braklyn, sepertinya ada orang penting?"
"Tidak begitu."
"Kalau tidak keberatan bisa Anda menjauh dari calon suamimu."
Senyuman di wajah Lucia langsung pecah dan dia segera menatapku dengan tatapan ikan mati.
"Kau Lolicon."
"Ugh, kau salah paham gadis ini agak sedikit gila."
"Fufu padahal kau memperlakukanku dengan sedikit memaksa malam tadi."
Singkatnya aku memaksanya untuk berhenti bermain game.
Lucia menarik pedangnya lalu menepatkan ujung bilahnya di leherku. Sebelum dia benar-benar membunuhku bawahannya yang lebih dulu memotong.
"Mayor, barusan kami dari guild dan mereka menyatakan bahwa petualang mereka telah mati, dan juga."
"Dan juga apa?"
"Bangsawan Douglas telah terbunuh, hanya kepalanya saja yang dikirimkan ke guild."
Lucia menyarungkan pedangnya.
"Bukannya dia dikatakan sebagai mata-mata kerajaan musuh, bagaimana dia bisa mati?"
"Mungkin saja ia dibunuh untuk menghilangkan bukti."
"Ini menyusahkan, aku akan memberikan laporan dan pastikan bahwa tidak ada siapapun yang pergi dari kota ini sebelum kita memeriksanya."
"Dimengerti."
Cosetta mengetukkan tongkatnya sebelum berdeham.
"Kurasa Anda tidak punya urusan lagi dengan Rider, kalau begitu boleh aku membawanya, kami perlu seseorang untuk mengangkat barang belanjaan kami."
"Aku akan melepaskannya setelah kamu menjawab pertanyaanku?"
"Apa itu?"
"Kenapa mantan Letnan Kolonel ada bersamamu, Elina Branka."
"Dia adalah tangan kananku tentu saja dia harus terus bersamaku."
"Lama tak bertemu mayor, Anda baik-baik saja?"
"Saat kamu berhenti dari militer itu mengejutkanku, terlebih sekarang kamu bersama seorang gadis kecil."
"Yah, ceritanya panjang tapi sisanya rahasia."
"Aku tidak akan menanyakan lebih dari itu, aku permisi."
Kami hanya melihat bagaimana Lucia berjalan menjauh.
"Wanita yang tegas, kalau begitu Rider aku serahkan sisanya untuk membawa barang-barang kami ke rumah, Ugh... kemana dia?"
"Ia sudah pergi sejak tadi Nona."
"Seberapa besar kebenciannya terhadap bekerja."
"Anda tersenyum?"
"Dari awal kesepakatan kami hanya sebatas dia mengajariku sihir dan aku menjamin hidupnya, ia pasti akan melarikan diri jika disuruh seperti hal barusan."
"Nona cuma menggodanya."
"Entahlah, hari ini aku ingin makan yang manis-manis."
"Masih mau makan lagi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Ftm
semangat up ya thor
2023-03-24
0