Terciduk

Alham masih duduk dan terus berfikir. Apa aku tinggal saja ya anak ini di sini. Batin Alham. Ia juga tidak berani membawa Nana pulang ke mension paman Bima dalam keadaan Nana tidak sadar kan diri, apa lagi ia bertemu Nana di bar, mana mungkin Alham memberitahu kan pada paman Bima jika mereka berdua bertemu di bar, bisa brabe urusan nya nanti, dan dia juga akan ketahuan sama mommy nya jika ia masuk ke bar.

"Aishhhh, benar-benar nyusahin" Umpat Alham. Semua hal yang ia duga akan berlaku jika ia membawa pulang Nana sekarang "Biar kan saja bocah ini di sini, ntar kalau dia sadar, dia pasti akan pulang sendiri" Tambah Alham bergumam.

Berdiri dari duduk nya berniat ingin keluar dari kamar, saat akan memutar knok pintu, Alham tiba-tiba mengkhawatir kan Nana jika ia harus meninggal kan Nana sendirian berada dalam kamar.

Menarik nafas berat, kembali melangkah ke ranjang. Meski pun Alham sering marah-marah pada Nana, tentu saja ia tidak mungkin membiar kan Nana di tempat yang tidak seharus Nana berada seperti di bar itu, mengingat jika Nana adik sahabat baik nya.

Alham mendudukkan semula dirinya di ranjang tempat Nana tidur, mengeluar kan ponselnya, mulai mengutak atik layar ponselnya.

Hampir satu jam ia memain kan ponselnya. Perlahan mata nya mulai terasa berat. Ia merebah kan tubuhnya di ranjang berniat hanya untuk melurus kan otot-otot nya saja. Kembali melihat layar ponselnya.

Beberapa minit berlalu, tanpa sadar ponsel di tangan Alham terjatuh sendiri, ternyata dia ikut tertidur bersama Nana. Karena sekarang sudah menunjuk kan pukul 12 malam, matanya juga sudah menuntut untuk di istirahat kan.

Alham akhirnya tertidur satu ranjang bersama Nana.

,,,

Mension Bima.

"Mas, apa Nana belum pulang ya mas," Tanya mami Ayuna mulai merasa cemas. Ia baru saja terbangun dari tidur nya setelah pukul tiga dini hari.

"Mana mungkin sayang, ini kan sudah pukul tiga" Jawab Bima.

"Aku ingin melihat nya dulu di sebelah mas," Ujar Ayuna merinsut turun dari kasur, keluar kamar menuju kamar putrinya. Bima juga menyusul istrinya.

Cklekkk

Saat membuka pintu kamar putrinya, ternyata Nana tidak berada di kamar nya. "Benar kan mas, Nana belum pulang, " Kata mami Ayuna bertambah cemas saat mendapati ternyata putrinya benar-benar belum pulang.

"Jangan cemas dulu sayang, siapa tau saja Nana tertidur di rumah temannya" Bima mencoba menenang kan istrinya, padahal dia sendiri mulai merasa cemas.

Kembali melangkah ke kamar. Mengambil ponselnya, Bima mengecek GPS yang berada di ponsel putrinya.

"Nana berada di lokasi ini mi, kita ke sana saja sekarang" Ajak Bima pada istrinya.

"Iya mas, aku ganti baju dulu" Ayuna masuk ke dalam ruang ganti, mengganti pakaiannya, setelah itu kembali menghampiri suaminya.

"Ayo mas" Ajak Ayuna.

"Ayo" Papi Bima dan mami Ayuna langsung berangkat ke lokasi.

,,,

"Loh, kok bar mas, mana mungkin putri kita ke bar, apa lokasinya itu tidak salah ya mas" Kata Ayuna. Mereka sudah tiba di lokasi GPS yang membawa mereka ke sana.

Bima kembali mengecek. "Nggak salah sayang, ini memang lokasinya mengarah ke sini" Jawab Bima.

"Tapi ini bar mas Bima, apa yang Nana ia ingin lakukan di tempat seperti ini" Tentu saja Ayuna tau seperti apa di bar, karena dulu ia juga pernah bekerja di bar untuk menyambung pengobatan ibunya semasa ibunya masih hidup.

"Jangan seuzon dulu sayang, siapa tau saja Nana punya alasan kenapa dia bisa berada di sini" Kata Bima "Ayo kita cek ke dalam saja dulu" Tambahnya.

Ayuna mengangguk. Mereka berdua turun dari mobil, mulai melangkah masuk ke dalam bar untuk mencari putrinya dengan mengikuti arah petunjuk di ponsel Bima.

Petunjuk nya berhenti tepat di sebuah pintu kamar "Apa benar di sini mas" Tanya Ayuna dengan perasaan berdebar-debar.

Bima mengangguk kemudian memutar knok pintu kamar tersebut. Ternyata tidak di kunci. Alham memang tidak mengunci pintu kamar nya tadi, karena ia hanya berniat mengantar Nana saja, tapi siapa sangka ia malah ikut tertidur bersama Nana di ranjang.

Papi Bima bersama mami Ayuna mulai melangkah masuk ke dalam kamar.

Ayuna menutup mulut nya saat melihat Alham tidur seranjang bersama Nana, dengan satu tangan Alham memeluk tubuh Nana. Tidak kalah kaget dengan Bima, dia juga sangat kaget dengan apa yang di suguhkan di hadapannya saat ini.

"Alham! Nana!" Sentak Bima membangun kan mereka berdua.

Merasa ada yang memanggil namanya, Alham mulai membuka kedua bola matanya. Sedangkan Nana masih tertidur pulas, karena masih dalam pengaruh obat.

"Alham!" Sentak papi Bima lagi.

Alham mulai menyadari situasi saat ini. Ia melihat dirinya yang sedang memeluk tubuh kecil Nana, kembali melihat ke sumber suara.

"Paman" Ujar Alham buru-buru membangun kan dirinya dari ranjang, menjauh dari Nana.

"Apa yang kalian berdua lakukan Alham!" Bima menatap tajam pada Alham yang sudah pucat pasi.

"P paman, dengar dulu, ini tidak seperti yang paman lihat" Kata Alham mencoba menjelas kan dengan terbata-bata.

"Tidak seperti bagaimana maksud mu Alham, apa yang kalian berdua lakukan" Ujar mami Ayuna menjatuh kan air matanya.

Alham bungkam, dia tidak tau bagaimana ingin menjelas kan semuanya, apa lagi posisinya saat ini sangat tidak mendukung.

Nana terbangun saat mendengar suara ribut. Membuka kedua bola matanya, langsung melihat Alham, mami Ayuna, dan papi Bima.

"Mi, pi" Kata Nana mendudukkan dirinya, ia belum sadar situasinya saat ini sedang tidak baik-baik saja.

"Apa yang kau lakukan Nana, kenapa kau melakukan ini" Tanya Ayuna sambil menangis, Bima ,menatap kecewa pa putrinya.

"Apa yang aku lakukan mi, aku tidak melakukan apa pun" Ujar Nana memperbaiki jilbab nya.

"Nana, apa kau sadar, jika kau belum pulang ke rumah, dan malah tidur di bar satu ranjang dengan Alham" Jelas Bima.

Nana akhirnya tersadar. Ia buru-buru menggeleng, aku tidak melakukan apa pun sama kak Alham mi,pi, percaya lah," Kata Nana berubah pucat.

"Kita bicara kan ini di rumah" Kata Bima memutus kan. Dan langsung melangkah keluar dari kamar di susul Ayuna, Nana juga turun dari ranjang menyusul papi maminya dengan berlari.

Alham masih berdiri mematung sambil memijat pelipis nya, Ia tau situasinya akan bertambah serius.

,,,

Tampak Nana dan juga Alham yang duduk di sebuah sofa sambil menunduk kan pandangannya. Nana terus mengusap air matanya.

Sedangkan di hadapan mereka berdua, sudah ada mommy Aara, daddy Aggam, papi Bima dan juga mami Ayuna yang akan mengintrogasi mereka berdua.

Terpopuler

Comments

Eliani Elly

Eliani Elly

lanjut

2023-08-20

0

Rahma Inayah

Rahma Inayah

Alham kena sumpah daffa malh dia bilang aamiin..dan akhrnya di nikahkan lah mrk

2023-04-11

3

🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚

🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚

Kata² si Bapak Daffa Manjurr ya Bang 🤭🤭 si Babang kenak Perangkap 🤭🤭

2023-03-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!