BAB 7

Tora terbangun berkali kali, hari ini ia sangat bahagia bisa lebih dekat dengan wanita yang 10 tahun ia sukai. Sherly Lee wanita cantik itu selalu membuatnya berdebar debar. Tidak ada satu pun wanita yang bisa membuatnya seperti itu selama 10 tahun belakangan ini. Dan nilai bonus untuknya bahwa wanita itu bisa memasak makanan lezat sekali.

Tora ingin segera menyatakan perasaannya ini, ia tidak ingin Sherly direbut orang lain lagi, ia tidak perduli jika wanita itu tidak perawan lagi. Ia akan melindunginya sampai akhir sesuai janjinya pada ibu Sherly. Tora terus berusaha memejamkan matanya, tapi lagi lagi ia hanya melihat wajah Sherly dimatanya.

Tora bangun dari ranjangnya dan mengambil ponselnya. Ia menghubungi Ario.

"Halo komandan, apa terjadi sesuatu yang buruk?" tanya Ario.

"Dimana kau?" tanya Tora.

"Ini jam satu dini hari, tentu saja kami sedang menyisir jalanan lintas sumatera." jawab Ario.

"Aku sampai lupa, baiklah selamat bertugas dan selalu berhati hati." ujar Tora.

"Tunggu Tor, ada apa kau menghubungiku?" tanya Ario berubah menjadi tidak formal.

"Tidak apa apa, hanya tidak bisa tidur saja." jawab Tora.

"Setelah kami selesai bertugas, kami langsung ke rumahmu. Kau istirahatlah terlebih dahulu." ujar Ario.

"Baiklah terima kasih Ario." jawab Tora sambil mematikan ponselnya.

Tora kembali merebahkan dirinya dan akhirnya tertidur kembali.

 *****

Sherly terbangun jam tiga pagi. Ia mendengar suara kaki di dalam rumahnya. Ia yakin ini maling. Tubuh Sherly bergetar karena takut. Ia pelan pelan turun dari ranjangnya dan mengambil pemukul bisbol yang selalu ia simpan di kamarnya. Sherly membuka pintu kamarnya dan pelan pelan turun ke bawah. Ia terkejut saat melihat bayangan seorang pria disana. Sherly berteriak dan melayangkan pemukul bisbol itu ke arah sosok tersebut. Tapi pukulannya ditahan oleh tangan pria itu.

"Kau sudah gila." teriak pria itu. Sambil menghidupkan sakelar rumahnya.

Sherly mengenali suara pria itu. Ferdinan mantan kekasihnya yang sudah meninggalkannya. "Apa yang kau lakukan di rumahku malam malam begini, menyelinap masuk tanpa izin?" bentak Sherly.

"Sandi rumahmu tak kau ganti. Tentu saja aku bisa masuk. Aku hanya mengambil barangku yang tertinggal." ujar Ferdinan.

Sherly terkekeh. "Kau pencuri Ferdinan, kau masuk tanpa izin dan masuk dengan diam diam. Barang apa yang tertinggal di rumahku. Semua yang berhubungan denganmu sudah aku buang dan aku bakar." ujarnya.

"Apa kau bilang? Wanita sialan, kau membuang dan membakar barangku. Apa kau sudah gila hah." bentak Ferdinan.

"Ya benar aku sudah gila, lalu kau mau apa? Aku tidak ingin ada hubungan lagi denganmu. Sekarang kau keluar dari rumahku, atau aku akan panggil polisi untuk menangkapmu." ancam Sherly.

Plaaaakkkk...

Suara tamparan keras mendarat di pipi Sherly hingga tersungkur. "Berani sekali kau menamparku." teriak Sherly.

"Aku bahkan berani membunuhmu." Ferdinan mencekik leher Sherly.

"Le...lepas...Lepaskan aku...Tolong..." teriak Sherly berusaha melepaskan cekikan Ferdinan. Sherly tidak bisa bernafas.

Bruuuukkkkk...Braaaakkkk...Bruuukkkk...

Sherly samar samar melihat pria masuk menghajar Ferdinan sebelum akhirnya ia pingsan.

 *****

Tora baru saja tertidur dan mendengar suara teriakan wanita, ia mengerjapkan matanya. Dan segera bangun dan keluar dari kamarnya. Ia keluar dari rumahnya mencari asal suara. Teriakan kembali terdengar dan asalnya dari rumah Sherly, tanpa pikir panjang Tora berlari ke arah rumah itu, untunglah pintu terbuka dan segera menghambur kedalam. Jantungnya seketika melompat saat melihat Sherly sedang dicekik di lantai oleh seorang pria, tanpa pikir panjang Tora menarik pria itu dan menghajarnya. Tora tak memperdulikan tangannya yang sakit. Ia terus menghajar pria itu dengan tangannya sendiri. Tora melihat wanita itu sangat pucat dan jatuh pingsan.

"Sherly..." teriak Tora. Darah dari pundaknya tiba tiba mengalir dari tangan Tora. Luka tembaknya kembali terbuka. Tapi ia tak memperdulikan rasa sakit itu. Ia hanya memperdulikan Sherly yang tak sadarkan diri.

"Bangunlah Sher..." teriak Tora lagi.

Ario dan Darko menghambur kedalam rumah Sherly. Mereka baru sampai didepan rumah Tora, saat turun ia mendengar suara teriakan Tora dari dalam rumah Sherly. Mendengar ada sesuatu yang tidak beres. Keduanya langsung menghampiri rumah wanita itu. Benar saja, mereka melihat Tora memeluk Sherly sedangkan darah mengucur banyak dari tangannya. "Ada apa ini Tor?" tanya Ario.

"Syukurlah kalian datang. Darko tangkap pria itu." perintahnya. "Ario bantu aku bawa Sherly ke rumah sakit." ujarnya lagi.

"Siap ndan laksanakan." jawab keduanya bersamaan.

Darko memborgol Ferdinan dan membawanya ke mobil patroli. Sedangkan Ario segera mengambil mobil Tora dan membantu Tora mengangkat Sherly kedalam mobilnya dan membawanya ke rumah sakit.

Tora terus berusaha membangunkan Sherly. "Tenanglah Tor, ia hanya pingsan." ujar Ario.

"Lebih cepat Ario, nafas Sherly melemah. Ia dicekik pria sialan itu." teriak Tora.

"Apa?" teriak Ario dan membunyikan sirine agar bisa lebih cepat sampai ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Sherly langsung masuk UGD dan mendapat pompaan jantung berkali kali. Tim medis memasang alat bantu pernafasan. Dan lega setelah Sherly mulai stabil lagi. "Lima menit lagi kau terlambat membawanya ke rumah sakit, nyawa wanita itu tak bisa diselamatkan Tora." ujar Dokter yang menangani Sherly, dokter itu juga mengenali Inspektur Tora.

"Terima kasih, Jack." jawab Tora.

"Tapi kau butuh perawatan lagi, sepertinya jahitan dipundakmu terbuka. Kau melakukan kebodohan." Jack menarik Tora ke dalam ruangan pasien yang lain dan mulai merawat tangannya lagi.

"Ia selalu bodoh menyangkut wanita yang ia cintai Jack. Wanita yang kau tolong adalah wanita 10 tahun yang lalu." ujar Ario.

"Diamlah...Kau suka sekali bergosip." kata Tora.

"Aku beruntung bisa melihat wanita ini Tor, walaupun dengan cara seperti ini. Tapi wanita ini sangat cantik." ujar Jack sambil memperban lukanya lagi.

"Aku baru saja ingin mulai melindunginya lagi, tapi aku lalai. Sialan...!!! Ario sudah ada kabar dari Darko." tanya Tora pada Ario.

"Pria itu bernama Ferdinan mantan kekasih Sherly. Ia berniat mengambil barang yang tertinggal di rumah Sherly, tapi ia hilang kendali saat Sherly mengatakan sudah membuang dan membakar barang yang berhubungan dengannya." Ario memberitahu setelah mendapat telpon dari Darko.

"Jadi pria brengsek itu mantan kekasih Sherly. Aku ingin ia mendapat hukuman yang berat. Dengan pasal berlapis. Masuk tanpa izin, percobaan pembunuhan dan kekerasan." ujar Tora.

"Siap ndan laksanakan." teriak Ario.

"Kau kembalilah ke markas. Biar aku yang menjaga Sherly. Dan terima kasih Jack." ujar Tora. Ario melaksanakan perintah Tora dan meninggalkan mereka di rumah sakit.

"Jaga lukamu Tora, aku tidak ingin kau terkena infeksi dan harus memotong lenganmu." ujar Jack.

"Sialan kau menakutiku." Tora turun dari ranjang, meninggalkan Jack yang terkekeh dan menghampiri Sherly Lee yang masih tertidur.

 *****

Happy Reading...😘😘😘

Terpopuler

Comments

Sri Azhari

Sri Azhari

Untung Tora DTG tpt waktu klo Gak bakal lwt nyawa Sherly... rasain km Ferdinand dasar laki2 GK tau diuntung Sherly Sdh byk berkorban malah tega mau membunuhnya,, rasain km bakal membusuk dipenjara smpe tua.....

2023-08-01

1

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

Tora the best lah👍👍👍👍👍👍

2021-07-26

0

Darknight

Darknight

temen2nya gokil...asik bc mpe lupa mo komen 🤣🤣🤣🤣

2020-12-07

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!