BAB 4

Tora Sin bersama team Jaguar menelusuri perkampungan Menggala. Mereka kembali menyelidik sebuah rumah yang dilaporkan warga sebagai tempat ajang pesta Narkoba. Salah satu team menyamar sebagai pembeli dan benar saja. Disanalah tempat transaksi terbesarnya. Tora segera memerintahkan anak buahnya untuk menyebar ke seluruh rumah tersebut.

Salah satu penghuni rumah itu ternyata mengetahui kedatangan mereka, kembali perlawanan terjadi saat team Jaguar belum siap.

Doooorrrr....doooorrrr....

Suara tembakan keras terdengar dari dalam rumah tersebut, salah satu team Jaguar terluka di lengannya. "Sialan...kita diserang sebelum menyerang. Team Jaguar siap beraksi. Miko bawa Galih ke rumah sakit. Yang lain serang." perintah Tora.

Baku tembak kembali terjadi.

Dooorrrr....Dorrrrrr....Doooorrrrr....

"Tersangka lebih dari tiga orang dan semuanya bersenjata api, harap berhati hati." teriak Tora.

Suara teriakan salah satu tersangka terdengar. Sepertinya satu telah dilumpuhkan oleh team Jaguar.

"Berhenti. Jangan bergerak." teriak Tora saat beberapa tersangka melarikan diri.

Dooorrr...Dorrrrr...Dooorrrr....

Tiba tiba Tora menunduk kesakitan. "Pak Komandan." teriak Ario. Mereka terus memberondong senjatanya. Team hampir melumpuhkan seluruh tersangka, tapi Tora tertembak dibagian pundaknya.

Tora menahan darahnya agar tidak keluar. "Sersan bantu yang lain dulu, aku bisa menahannya." perintah Tora.

"Tapi pak." ujar Ario.

"Ini perintah." teriak Tora.

"Siap ndan laksanakan." Ario terpaksa meninggalkan Tora yang terluka dan melanjutkan pengejaran para tersangka.

Baku tembak kembali terjadi hingga sampai setengah jam berlalu. Akhirnya semua tersangka bisa tertangkap. Ario segera kembali ke tempat Tora terluka.

"Pak komandan." teriak Ario saat melihat Tora tergeletak.

"Suaramu sangat bising Ario. Telingaku ingin pecah mendengarnya." ujar Tora.

"Ya Tuhan Tora kau menakutiku." jawab Ario. Jika Tora sudah memanggil namanya berarti mereka sekarang sedang tidak formal. Ario membangunkan Tora dan membawanya ke mobil. "Kita ke rumah sakit sekarang." sambung Ario.

"Terserahlah, aku sudah tidak ada tenaga lagi." ujar Tora lemah.

"Team aku membawa pak komandan ke rumah sakit sekarang, silahkan kalian lanjutkan." teriak Ario.

"Siap Sersan..." ujar seluruh team bersamaan.

Ario membawa Tora yang semakin memucat karena banyaknya darah yang keluar. Ia menghidupkan sirine agar segera sampai ke rumah sakit.

 *****

Sherly Lee kembali menengok keluar jendela rumahnya malam itu, ia melihat kedepan rumahnya. Masih juga gelap gulita.

Dimana penghuni rumah itu, padahal aku ingin bertamu dan menanyakan pekerjaannya. Aku benar benar penasaran padanya. guman Sherly.

Ia melihat jam dinding lagi, sudah semakin larut. Ia kembali melihat keluar jendela kamarnya, masih juga belum kembali penghuninya.

Ya sudahlah...besok lagi...lebih baik aku sekarang tidur saja, gumamnya lagi.

Dan akhirnya ia terlelap karena lelah.

 *****

Keesokan harinya, Sherly bersiap siap untuk berangkat bekerja dan saat ia ingin masuk ke dalam mobilnya, ia melihat beberapa orang berseragam polisi memapah pria itu masuk kedalam. Sherly mengerutkan keningnya.

Apa yang terjadi pada pria itu? tanyanya dalam hati.

Ia menghela nafasnya karena penasaran. Ia melihat jam tangannya, masih ada waktu untuknya berangkat kerja. Sherly memutuskan menghampiri pria itu.

Tok.Tok.Tok...

"Permisi..." ujar Sherly sambil mengetuk pintu rumah pria itu.

Beberapa menit kemudian salah satu pria berseragam polisi itu keluar. "Siapa dan mau cari siapa?" tanyanya.

"Aku Sherly pak, tetangga di depan rumah ini. Dari semalam aku melihat penghuni rumah tak pulang, dan pagi ini aku melihat ia dipapah kalian. Ada apa ya pak?" tanya Sherly.

"Oh jadi anda Sherly yang cantik itu. Aku Darko teman Tora." ujar Darko memperkenalkan diri. "Tora terkena tembak saat bertugas." sambungnya.

Sherly terkesiap saat mendengarnya. "Saat bertugas? Maksud pak Darko, pria itu seorang anggota polisi juga?" tanyanya.

"Panggil aku Darko saja nona Sherly, kau benar Tora adalah anggota kepolisian berpangkat Inspektur satu di team Jaguar kami." kata Darko.

"Kau banyak mulut Darko." ujar Ario tiba tiba dibelakang Darko. "Maaf nona, anda ada perlu apa?" tanya Ario.

Sherly menelan ludahnya. Pak polisi yang satu ini sangat galak. "Aku hanya ingin tahu keadaan pak Tora." jawabnya.

"Aku baik baik saja Sherly. Ini hanya luka kecil." jawab Tora dibalik punggung mereka sambil berjalan memegang tangannya menghampirinya.

"Kau yakin?" tanya Sherly.

Tora mengangguk. "Bukankah sudah waktunya kau berangkat kerja." ujar Tora.

Sherly melihat jam tangannya dan terkesiap. "Oh ya ampun, aku terlambat. Permisi aku akan menemuimu lagi setelah pulang kerja." Sherly sedikit berlari menuju mobilnya.

"Jangan ngebut dijalan Sherly, kau harus berhati hati." teriak Tora.

"Siap pak Inspektur." jawab Sherly sambil berlalu.

Tora menendang kaki Darko. "Kau membuka jati diriku. Aku takut Sherly tiba tiba takut padaku dan lari menjauh. Kau sialan Darko." Tora kesal.

"Maaf pak Tora, aku tidak tahu." Darko menyesali perbuatannya. "Sherly sangat cantik sampai aku bisa membuka rahasia apapun didepannya." sambung Darko.

Ario terkekeh. "Apa istrimu kurang cantik sampai kau terpesona dengan wanita lain?" tanyanya.

"Sialan kau, istriku cantik hanya saja kalah sedikit dari Sherly." jawab Darko.

Akhirnya mereka semua tertawa terbahak bahak. "Kau sangat mencintaimu istrimu Darko. Itu sangat bagus. Buatkan aku bubur, sudah waktunya aku minum obat sialan ini." perintah Tora.

"Siap ndan laksanakan." jawab Darko dan menuju ke dapur.

"Aku akan mengganti perbanmu. Ya Tuhan Tora, mengapa kau belum memiliki seorang istri. Cepatlah nikahi Sherly agar kau bisa dirawat olehnya." ejek Ario.

Tora memukul kepalanya dengan bantal sofa. "Kau kira mudah menikahi wanita yang tidak mencintaiku. Aku harus berusaha mengenalnya dulu. Baru aku akan mengambil langkah selanjutnya. Apa ia juga mau menikahi pria tua." ujar Tora.

Ario terkekeh. "Apakah ada yang bilang kau pria tua, kau itu pria yang sangat tampan. Dan aku tak tahan menyampaikan salam ratusan polwan yang tertarik padamu." ujarnya.

"Mereka seperti memancing ikan di air keruh. Aku tak tertarik dengan wanita manapun kecuali Sherly." jawab Tora.

"Terserahlah, jangan sampai ia diambil pria lain lagi Tora seperti 7 tahun yang lalu." Ario mengingatkan.

"Baiklah, kali ini aku akan berusaha mendapatkannya." ujar Tora. "Kalian segera kembali ke markas. Malam ini harus keliling mengawasi jalan lintas sumatera. Aku baik baik saja di rumah sendiri." perintah Tora.

"Siap ndan." jawab Ario dan mendapat tendangan dari Tora sambil terkekeh.

 *****

Happy Reading All...😘😘😘

 

Terpopuler

Comments

Sri Azhari

Sri Azhari

ayo Tora gass keun,, jgn lama2 tar Sherly diciduk org laenn Lhoo....

2023-07-31

1

Darma Pratiwi

Darma Pratiwi

aku paling suka baca cerita klau pemeran prianya seorang polisi and tentara😁

2022-01-21

1

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

seru ceritanya👍👍👍👍👍

2021-07-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!