Main Hati

Main Hati

Eps 1 ~ Tentang Anak

“Kapan Febian pulang, Vy?” tanya Abi pada anak perempuannya yang kini sedang fokus pada tayangan film di televisi.

“Dua atau tiga hari lagi mungkin, Ma.” Jawab Livy dengan tatapan yang masih tertuju pada televisi.

Abi hanya menggelengkan kepalanya pelan melihat sikap Livy. Kemudian wanita paruh baya itu memutuskan keluar dari kamar Livy karena kedatangannya sepertinya mengganggu konsentrasi Livy yang sedang menikmati film yang sedang ditontonnya.

Cklek

Terdengar suara pintu kamar ditutup, Livy segera mematikan televisinya. Dia pun hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan. Livy memang tahu apa yang akan dibicarakan Mamanya padanya. Topik yang sering dibahas dan jika dibahas lagi berulang-ulang pasti lama-lama akan membuatnya jengah.

Sudah seminggu ini Livy tinggal di rumah kedua orang tuanya. Karena sang suami sedang ada perjalanan bisnis ke luar negeri. kalau tepat waktu, memang Febian akan pulang lusa. Namun kalau molor lagi, bisa tiga atau empat hari lagi pria itu baru bisa pulang.

Hal yang sudah menjadi kebiasaan bagi Livy jika suaminya sedang ada perjalanan bisnis ke perusahaan mertuanya yang di luar negeri, pasti Febian memintanya untuk tinggal di rumah kedua orang tuanya.

Mungkin maksud Febian meminta Livy tinggal di sana karena tidak ingin membuat istrinya kesepian. Namun Livy juga semakin jengah jika terus-terusan seperti ini. pertanyaan yang sama selalu dilontarkan oleh Mamanya. Apa lagi kalau bukan tentang anak.

Sudah satu tahun Livy menjalani biduk rumah tangganya dengan pria yang sangat ia cintai, yaitu Febian. Namun sampai saat ini rumah tangga mereka belum juga dikaruniai anak. Alhasil setiap kali Febian ada pekerjaan di luar kota maupun di luar negeri yang membutuhkan waktu lama, dia selalu meminta istrinya untuk tinggal di rumah mertuanya. apalagi Livy juga masih bekerja di perusahaan Papanya, meskipun tidak aktif dan lebih sering dikerjakan dari rumah.

Pernah Livy menolak. Namun Febian tidak tega jika membiarkan istrinya sendirian di rumah. padahal di rumahnya ada pembantu. Tetap saja Febian meminta Livy untuk tinggal di rumah orang tuanya.

Deringan ponsel memekik membuat Livy yang sudah merebahkan tubuhnya seketika bangun lagi. siapa lagi kalau bukan sang suami yang sedang menghubunginya.

Wajah cemberut yang sejak tadi menghiasi wajah cantiknya kini tampak sumringah kala melihat sosok tampan di seberang sana sedang tersenyum hangat padanya.

“Kangen nggak sama aku?” goda Febian di balik sambungan video call’nya.

“Menurut kamu?” Livy menjawabnya dengan nada kesal namun menahan rindu sebenarnya.

“Ya sudah kalau nggak kangen, aku pulangnya bulan depan saja.” goda Febian lagi dan semakin membuat Livy kesal.

Febian tergelak melihat bibir manyun istrinya. Pria itu segera meminta maaf karena telah membuatnya kesal malam-malam seperti ini. dan selanjutnya mereka kembali mesra, meskipun hanya berbincang-bincang melalui sambungan video call.

Cukup lama mereka bermesra-mesraan. Hingga akhirnya Febian yang lebih dulu memutuskan sambungan teleponnya, karena tidak ingin membuat dirinya dan juga sang istri tersiksa.

“Besok jemput aku ke bandara, bisa?” tanya Febian sebelum benar-benar mengakhiri panggilannya.

“Serius kamu, Bi?” tampak wajah berbinar dari Livy saat mendengar pertanyaan suaminya.

Febian hanya menganggukkan kepala sebagai jawabannya. Livy pun semakin senang. Setelah itu panggilan mereka terputus. Dan Livy segera tidur agar bisa cepat bertemu pagi dan bertemu dengan suaminya.

***

Pagi ini Livy sedang sarapan bersama dengan semua keluarga besaranya. Di sana ada Papa dan Mamanya, sang Kakak beserta istri dan dua anaknya. hingga semakin ramai saja suasan rumah Reno pagi ini.

Livy tak bosan-bosannya menjaili keponakannya yang sedang makan. Ethan pun tampak risih dengan ulah Tentenya. Bahkan bocah enam tahun itu hampir menangis saat Livy menjailinya terlewat batas.

“Vy, sudah dong! Ethan mau nangis loh. Nanti dia nggak mood pergi ke sekolahnya.” Suara sang Mama menghentikan aksi Livy yang sedang asyik mencubiti pipi Ethan.

“Habisnya dia gemesin banget loh, Ma.” Sahut Livy.

Sedangkan Raffael dan Jelita, sebagai orang tua Ethan hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap Livy.

“Makanya buruan punya anak, biar nggak jailin Ethan terus. Heran Mama sama kamu dan Febian. Kenapa nggak coba program hamil sih, Vy? Mama dan Papa juga ingin mempunyai cucu dari kalian.” ujar Abi dan seketika ruangan makan itu tampak senyap.

Livy tak menyahut sama sekali ucapan Mamanya. Dia hanya meminum segelas susu dan segera beranjak dari sana dengan alasan mau pulang pagi ini juga.

“Kenap,-“

Reno memegang tangan istrinya agar berhenti bicara. Apalagi melihat perubahan sikap Livy, dia juga ikut merasa bersalah atas ucapan istrinya.

Raffael segera membawa Ethan keluar dari ruang makan, karena kebetulan dia sudah menyelesaikan sarapannya lalu meminta sopir mengantarnya pergi ke sekolah. Setelah itu kembali lagi ke meja makan untuk bergantian menggendong Kiara, agar istrinya bisa makan dengan nyaman.

Tak lama kemudian Livy sudah menuruni tangga dengan membawa tasnya. Dia masuk kembali ke ruang makan untuk berpamitan pada Mama dan Papanya.

“Livy pulang dulu ya, Ma Pa?” pamit Livy dengan wajah tenang. Mencium pipi Papa dan Mamanya bergantian.

“Kenapa buru-buru sekali sih, Vy?” tanya Abi merasa bersalah atas ucapannya pada Livy baru saja.

“Febian sudah tiba di bandara, Ma. Pak Dirman juga sudah menunggu di depan.” Jawab Livy.

Reno hanya mengangguk. Kemudian Livy juga berpamitan pada Kakak dan Kakak iparnya.

Setelah Livy pergi, suasana ruang makan kembali hening. Namun hanya beberapa saat saja.

“Sayang, tolonglah jangan bahas lagi masalah anak jika bersama Livy. Kita tidak tahu dan tidak berhak tahu dengan urusan rumah tangga mereka. Bisa saja ada alasan tersendiri yang tidak ingin mereka bagi pada kita tentang anak. Aku melihat rumah tangga Livy dan Febian baik-baik saja sudah cukup senang.” Ujar Reno.

“Ya, Mas. Maaf.”

***

Sedangkan Livy saat ini sedang berada di sebuah taman pinggir kota. Memang tujuan dia untuk menjemput Febian. Tapi tidak sekarang. karena pria itu akan tiba di bandara sekitar pukul sebelas siang nanti. dan tujuan Livy cepat-cepat pulang karena tidak tahan dengan pertanyaan Mamanya tadi.

Mungkin selama ini dia selalu bungkam jika kedua orang tuanya terutama Mamanya yang selalu membahas anak. Namun kali ini Livy benar-benar tidak tahan. Daripada dia mengeluarkan kalimat yang akan menyakiti hati orang lain, lebih baik ia pergi dan menghindar.

Cukup lama Livy duduk seorang diri di bangku taman itu. hingga sinar matahari yang semakin meninggi, membuatnya harus segera pergi dari sana. Apalagi sejak tadi Pak Dirman menunggunya di dalam mobil.

Bruk

Livy tiba-tiba saja tanpa sengaja menabrak seseorang yang juga sedang berada di taman itu.

“Maaf,-“

Livy hanya mengucapkan kata maaf pada orang itu tanpa melihatnya, karena bertepatan dengan ponselnya berdering ada panggilan masuk.

Sementara orang yang ditabrak hanya menahan kesal, karena minuman yang baru saja ia beli tumpah mengenai bajunya. Meskipun Livy sudah meminta maaf, tapi kesannya seperti tidak serius mengucapkannya.

“Seperti pernah meilhat perempuan itu.”

.

.

.

*TBC

Happy Reading!!

Terpopuler

Comments

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Lanjut

2023-08-01

0

Neneng cinta

Neneng cinta

betul tih ma abi,,anak itu sm dg jodoh dan rezeki , kl udh waktunya pasti d kasih...yg penting livy bahagia,,,♥️♥️♥️♥️

2023-03-08

1

Neneng cinta

Neneng cinta

siapa hayooo....🤔🤔🤔

2023-03-08

1

lihat semua
Episodes
1 Eps 1 ~ Tentang Anak
2 Eps 2 ~ Bergantung Padaku
3 Eps 3 ~ Pengganti Pak Dirman
4 Eps 4 ~ Perasaan Yang Aneh
5 Eps 5 ~ Tugas Dewa
6 Eps 6 ~ Dewa Khawatir
7 Eps 7 ~ Sangat Peduli
8 Eps 8 ~ Salah Tingkah
9 Eps 9 ~ Memilih Mengalah
10 Eps 10 ~ Tidak Aman
11 Eps 11 ~ Curiga
12 Eps 12 ~ Berubah Masam
13 Eps 13 ~ Hangat Dan Lunak
14 Eps 14 ~ Gelisah
15 Eps 15 ~ Main Hati
16 Eps 16 ~ Membalas Ciuman
17 Eps 17 ~ Membalas Ciuman Part 2
18 Eps 18 ~ Masa Lalu Febian
19 Eps 19 ~ Mencintai Istri Orang
20 Eps 20 ~ Tidak Pernah Akur
21 Eps 21 ~ Cemburu
22 Eps 22 ~ Menjaga Rahasia
23 Eps 23 ~ Bersikap Dingin
24 Eps 24 ~ Sangat Egois
25 Eps 25 ~ Terpaksa Berbohong
26 Eps 26 ~ Kedatangan Raina
27 Eps 27 ~ Ancaman Raina
28 Eps 28 ~ Tidak Wajar
29 Eps 29 ~ Kenyataan Pahit
30 Eps 30 ~ Menemukan Ide
31 Eps 31 ~ Pertengkaran
32 Eps 32 ~ Hasil Tes DNA
33 Eps 33 ~ Khilaf Terindah
34 Eps 34 ~ Nasi Sudah Menjadi Bubur
35 Eps 35 ~ Khilaf Kedua
36 Eps 36 ~ Keputusan Livy
37 Eps 37 ~ Rencana Raffael
38 Eps 38 ~ Pergi Tanpa Kata
39 Eps 39 ~ Raffael Meradang
40 Eps 40 ~ Semakin Memanas
41 Eps 41 ~ Kemarahan Abi dan Reno
42 Eps 42 ~ Kehidupan Dewa
43 Eps 43 ~ Bukan Anak Febian
44 Eps 44 ~ Selamat Tinggal
45 Eps 45 ~ Diterima Kerja
46 Eps 46 ~ Dua Istri
47 Eps 47 ~ Keinginan Reno
48 Eps 48 ~ Merindukanmu
49 Eps 49 ~ Pindah
50 Eps 50 ~ Asisten Pribadi
51 Eps 51 ~ Harus Menikah
52 Eps 52 ~ Melamar
53 Eps 53 ~ Sahabat Mario
54 Eps 54 ~ Terhalang Restu
55 Eps 55 ~ Dua Minggu Lagi
56 Eps 56 ~ Penyakit Menular
57 Eps 57 ~ Panggilan Baru
58 Eps 58 ~ Minum Susu
59 Eps 59 ~ Empat Puluh Hari
60 Eps 60 ~ Ciuman Bertubi-tubi
61 Eps 61 ~ Tidak Menyangka
62 Eps 62 ~ Kehausan
63 Eps 63 ~ Pindahan
64 Eps 64 ~ Merusak Suasana
65 Eps 65 ~ Traveling
66 Eps 66 ~ Cemburu
67 Eps 67 ~ Minta Maaf
68 Eps 68 ~ Berbisik
69 Eps 69 ~ Pernikahan Mario dan Raina
70 Eps 70 ~ Depresi
71 Eps 71 ~ Cemburu part 2
72 Eps 72 ~ Ulang Tahun Kiara
73 Eps 73 ~ Depresi Berat
74 Eps 74 ~ Gila
75 Eps 75 ~ Perawatan Inap
76 Eps 76 ~ Syukuran Rumah Baru
77 Eps 77 ~ Serangan Jantung
78 Eps 78 ~ THE END
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Eps 1 ~ Tentang Anak
2
Eps 2 ~ Bergantung Padaku
3
Eps 3 ~ Pengganti Pak Dirman
4
Eps 4 ~ Perasaan Yang Aneh
5
Eps 5 ~ Tugas Dewa
6
Eps 6 ~ Dewa Khawatir
7
Eps 7 ~ Sangat Peduli
8
Eps 8 ~ Salah Tingkah
9
Eps 9 ~ Memilih Mengalah
10
Eps 10 ~ Tidak Aman
11
Eps 11 ~ Curiga
12
Eps 12 ~ Berubah Masam
13
Eps 13 ~ Hangat Dan Lunak
14
Eps 14 ~ Gelisah
15
Eps 15 ~ Main Hati
16
Eps 16 ~ Membalas Ciuman
17
Eps 17 ~ Membalas Ciuman Part 2
18
Eps 18 ~ Masa Lalu Febian
19
Eps 19 ~ Mencintai Istri Orang
20
Eps 20 ~ Tidak Pernah Akur
21
Eps 21 ~ Cemburu
22
Eps 22 ~ Menjaga Rahasia
23
Eps 23 ~ Bersikap Dingin
24
Eps 24 ~ Sangat Egois
25
Eps 25 ~ Terpaksa Berbohong
26
Eps 26 ~ Kedatangan Raina
27
Eps 27 ~ Ancaman Raina
28
Eps 28 ~ Tidak Wajar
29
Eps 29 ~ Kenyataan Pahit
30
Eps 30 ~ Menemukan Ide
31
Eps 31 ~ Pertengkaran
32
Eps 32 ~ Hasil Tes DNA
33
Eps 33 ~ Khilaf Terindah
34
Eps 34 ~ Nasi Sudah Menjadi Bubur
35
Eps 35 ~ Khilaf Kedua
36
Eps 36 ~ Keputusan Livy
37
Eps 37 ~ Rencana Raffael
38
Eps 38 ~ Pergi Tanpa Kata
39
Eps 39 ~ Raffael Meradang
40
Eps 40 ~ Semakin Memanas
41
Eps 41 ~ Kemarahan Abi dan Reno
42
Eps 42 ~ Kehidupan Dewa
43
Eps 43 ~ Bukan Anak Febian
44
Eps 44 ~ Selamat Tinggal
45
Eps 45 ~ Diterima Kerja
46
Eps 46 ~ Dua Istri
47
Eps 47 ~ Keinginan Reno
48
Eps 48 ~ Merindukanmu
49
Eps 49 ~ Pindah
50
Eps 50 ~ Asisten Pribadi
51
Eps 51 ~ Harus Menikah
52
Eps 52 ~ Melamar
53
Eps 53 ~ Sahabat Mario
54
Eps 54 ~ Terhalang Restu
55
Eps 55 ~ Dua Minggu Lagi
56
Eps 56 ~ Penyakit Menular
57
Eps 57 ~ Panggilan Baru
58
Eps 58 ~ Minum Susu
59
Eps 59 ~ Empat Puluh Hari
60
Eps 60 ~ Ciuman Bertubi-tubi
61
Eps 61 ~ Tidak Menyangka
62
Eps 62 ~ Kehausan
63
Eps 63 ~ Pindahan
64
Eps 64 ~ Merusak Suasana
65
Eps 65 ~ Traveling
66
Eps 66 ~ Cemburu
67
Eps 67 ~ Minta Maaf
68
Eps 68 ~ Berbisik
69
Eps 69 ~ Pernikahan Mario dan Raina
70
Eps 70 ~ Depresi
71
Eps 71 ~ Cemburu part 2
72
Eps 72 ~ Ulang Tahun Kiara
73
Eps 73 ~ Depresi Berat
74
Eps 74 ~ Gila
75
Eps 75 ~ Perawatan Inap
76
Eps 76 ~ Syukuran Rumah Baru
77
Eps 77 ~ Serangan Jantung
78
Eps 78 ~ THE END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!