Pagi ini seperti biasa, Febian tengah bersiap pergi ke kantor. sedangkan Livy sejak tadi pagi sudah menyiapkan menu sarapan untuk suaminya.
Semenjak menikah dengan Febian, Livy sudah tidak lagi memiliki jabatan penting di perusahaan Papanya. Dia sudah mengembalikan jabatan CEO nya pada sang kakak. Meskipun demikian, Livy tidak sepenuhnya keluar dari perusahaan. Dia memang ingin menjadi ibu rumah tangga seutuhnya, namun perusahaan sang Papa masih membutuhkan tenaganya. Akhirnya Livy tetap bekerja di perusahaan, namun tidak begitu aktif. Dia selalu memilih bekerja dari rumah. kalaupun ada hal penting yang menuntutnya untuk datang ke perusahaan, dia akan meminta ijin dulu pada suaminya. Reno pun tidak terlalu mempermasalahkannya. Selagi itu tidak mengganggu rumah tangga anaknya.
Seperti hari ini, Livy akan pergi ke perusahaan Papanya. Tadi pagi ia mendapat panggilan dari sang kakak untuk datang ke kantor sekaligus mendampinginya meeting penting dengan petinggi perusahaan. Jadi dia bangun pagi-pagi sekali untuk menyiapkan segela keperluan suaminya sebelum dia juga pergi ke kantor.
“Masak apa nih, Sayang? Baunya sedap sekali.” Febian tiba-tiba saja sudah memeluk Livy dari belakang saat wanita itu sedang menhidangkan makanan di atas meja makan.
“Bukan aku yang masak. Aku hanya membantu Bi Ratih. Ayo kita sarapan dulu!”
Febian duduk lalu Livy mengambilkan seporsi makanan untuk suaminya sebelum ia mengambil untuk dirinya sendiri.
“Oh iya, Bi. Hari ini aku juga akan ke kantor. ada meeting penting.” Livy memberitahu.
Febian yang tengah menyuap makanan ke dalam mulutnya, ia berhenti sejenak. Lalu melihat jam tangannya. pagi ini juga ia ada meeting di kantornya. Sedangkan Pak Dirman tadi malam sudah berpamitan tidak bekerja lagi. jadi pagi ini ia yang harus mengantar istrinya.
“Baiklah, aku akan mengantar kamu. Tapi aku hanya mengantar saja, ya? Aku juga ada meeting.”
Livy mengangguk dengan senyuman tipis. Lalu ia kembali melanjutkan makannya. Inilah yang paling Livy sukai dari Febian. Suaminya itu selalu mengutamakan dirinya. Padahal dia sendiri juga buru-buru pergi ke kantor.
Sejak dulu memang Febian seperti itu terhadap Livy. Waktu masih belum menikah pun Febian sering sekali antar jemput Livy pergi ke kantor. kecuali memang dia sedang ke luar kota atau ke luar negeri. barulah Livy akan pergi sendiri mengendarai mobilnya.
**
“Maaf, Sayang aku hanya bisa mengantar di sini saja.” ucap Febian setelah mbilnya berhenti di depan gerbang kantor milik mertuanya.
“Nggak apa-apa. Nanti biar aku pulangnya sama Kak Raffa saja. atau kalau tidak, aku naik taksi.”
“Lihat nanti ya. Kamu hubungi aku saja, soalnya aku akan pulang sedikit terlambat.”
Akhirnya mereka saling mengecup mesra sebelum Livy keluar dari mobil. Setelah itu Livy masuk ke dalam kantor.
Livy mengangguk sopan pada beberapa karyawan yang kebetulan berpapasan dengannya. meskipun wanita itu tidak aktif datang ke kantor, namun kebanyakan dari mereka mengenal siapa Livy. Apalagi karyawan lama, pasti tahu kalau Livy dulu pernah menjabat sebagai CEO perusahaan ini.
Kini Livy sudah berada di ruangan kakaknya. Ruangan itu masih sepi, karena Raffael memang belum datang. ruangan itu juga lah yang dulu ia tempati sewaktu menjabat CEO.
Livy melihat sebuah figura foto di atas meja kerja Raffael. Figura itu terdapat foto keluarga kecil Raffael. Ada Raffael yang sedang berdiri bersama Ethan, sedangkan Jelita memangku Kiara yang masih bayi. Dalam foto itu terlihat jelas sorot kebahagiaan dari wajah Rafffael juga Jelita. tapi kenapa Livy yang jadi sedih seperti ini. jelas saja dia sangat iri. Iri ingin memiliki foto seperti itu.
Cklek
Livy buru-buru menghapus air matanya saat terdengar langkah kaki seseorang memasuki ruangan itu. siapa lagi kalau bukan Raffael.
“Jam berapa ini? sejak kapan kamu ada di sini?” tanya Raffael heran.
“Lihat sendiri lah jam btangan kamu, Kak. Aku menunggu sampai jamuran.” Kesal Livy mengalihkan rasa sedihnya.
“Aku bilang meetingnya jam sepuluh. Dan ini masih pukul delapan lebih lima menit. Salah siapa?” Raffael menjawabnya dengan enteng, lalu ia menempati kursi kerjanya.
Livy cuek saja, lalu ia duduk di sofa tak jauh daru tempat duduk Raffael. Dia mengeluarkan laptopnya lalu mulai mengerjakan sesuatu.
“Febian ada meeting pagi ini, jadi tadi sekalian antar aku.” ucap Livy sengaja memberitahu kakaknya.
“Memangnya kemana Pak Dirman? Biasanya juga diantar sopir.”
“Pak Dirman resign tadi malam. jadi sekarang nggak ada sopir yang antar jemput deh. Sudah, aku melanjutkan ini dulu.”
Raffaeljuga tak menyahut lagi. dia juga fokus dengan pekerjaannya. Mempersiapkan materi meeting beberapa jam lagi.
***
Setelah seharian bekerja, Livy tampak meregangkan otot-ototnya. Dia melihat jam masih menunjukkan pukul setengah empat. Tapi pekerjaannya sudah selesai. Raffael juga sudah memperbolehkan pulang. namun masalahnya sang suami masih sibuk di kantor.
Livy bersorak senang dalam hati saat mendapat balasan dari suaminya kalau ia diijinkan pulang naik taksi. Jadi, dia nanti bisa memiliki waktu untuk pergi ke café sebentar. Lagi pula Febian juga sudah mengijinkan. Asal saat pria itu pulang, Livy sudah harus ada di rumah.
Livy keluar dari taksi dan kini masuk ke sebuah café di mana ia dulu sering menghabiskan waktunya di sana untuk menghilangkan penat setelah seharian bekerja.
Livy mengambil tempat duduk yang cukup nyaman. Kemudian menikmati minuman dan beberapa makanan ringan yang ia pesan.
Tak jauh dari tempatnya duduk, ada seorang pria yang sejak tadi memperhatikannya. Pria itu juga sedang sendirian menikmati minumannya. Jika tujuan Livy datang ke café ini untuk menghilangkan penat setelah bekerja seharian, namun tidak bagi pria itu. dia datang ke café untuk menghilangkan penat akibat terlalu lama menjadi pengangguran.
Drt drt drt
Ponsel pria itu bergetar. Ada pesan dari temannya yang mengabarkan ada pekerjaan untuknya. Seketika itu wajahnya tampak sumringah. Dia segera membayar minumannya lalu pergi meninggalkan café.
Beberapa saat kemudian Livy pun akhirnya memutuskan pulang setelah menghabiskan minuman dan makanan ringan yang ia pesan.
***
Livy sudah terlihat segar dan cantik setelah mandi. wanita itu siap menyambut sang suami. tentu saja hal itu akan membuat Febian semakin cinta dengan Livy.
Benar saja, saat si pemilik hati Livy itu baru saja menginjakkan kakinya di ruang tamu dan Livy sudah menyambutnya, rasa lelah yang Febian rasakan menguap begitu saja.
Livy meraih tas suaminya lalu ia ikut berjalan masuk ke dalam kamar bersama suaminya. Febian juga menggandeng mesar istrinya.
“Sayang, sebentar lagi akan ada tamu. Aku sudah mendapatkan pengganti Pak Dirman. Dia akan menjadi sopir pribadi kamu sekaligus bodyguard untuk kamu.” Ujar Febian saat menaiki tangga. Dan hal itu sontak mengubah raut wajah Livy.
.
.
.
*TBC
Happy Reading!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Neneng cinta
apa cwo yg merhatiin livy td ya?
2023-03-09
1
Neneng cinta
ehh Jelly udah lahiran ya?....lucunya dapet kiara jd pnya sepasang😍,,keluarga KB bahagia dan sejahtera😁🤗😍👍🏼
2023-03-09
1
Ana
penasaran siapa yang merhatiin livy
dan sebenarnya aku juga penasaran sama kepribadian febian 🙄
aku bertanya-tanya kenapa febian tidak ingin punya anak, alasannya apa❓
2023-03-08
0