Selagi menunggu tugas dari sang majikan, Dewa memilih keluar dari rumah mewah itu melalui pintu belakang. Kemudian ia duduk di depan gerbang rumah Febian. Di sana ada pos kecil yang sebelumnya digunakan Pak Dirman bersantai sekaligus berjaga.
Dewa masih tidak menyangka kalau ia akan bekerja pada seorang wanita yang beberapa kali ia temui. Pria itu sepertinya memang mempunyai daya ingat yang tajam tentang pertemuannya dengan Livy. Pertama yaitu sekitar satu tahun yang lalu saat ia sedang berada di rumah sakit menjemput majikannya yang baru pulang dari opname. Saat itu tanpa sengaja ia bertabrakan dengan Livy. Namun sayangnya Livy tidak begitu menatapnya, karena dia sedang terburu-buru.
Pertemuan keduanya yaitu saat sedang berada di taman beberapa hari yang lalu. Lagi-lagi dia bertabrakan dengan Livy, dan Livy berlalu begitu saja setelah meminta maaf. Dan yang terakhir kemarin sore saat sedang di café.
Padahal Dewa pikir Livy masih single. Nggak tahunya sudah menikah. malah wanita itu akan menjadi majikannya.
Saat Dewa sedang termenung sendirian, tiba-tiba saja Bi Ratih lewat di depannya. Wanita paruh baya itu tampak menenteng keranjang kosong sepertinya hendak belanja ke pasar.
“Bi!” sapa Dewa mengakrabkan diri.
“Iya?”
“Aku Dewa, Bi. Sopir barunya Nona Livy.” Ujar Dewa memperkenalkan diri.
Dewa dan Bi Ratih berbincang-benicang sebentar saling mengenal. karena bagaimana pun juga mereka posisinya sama. Bekerja pada Febian dan Livy. Setelah itu Bi Ratih pamit mau pergi ke pasar dulu.
“Apa perlu diantar, Bi?” tawar Dewa.
“Tidak usah. Kamu di sini saja. Bibi terbiasa ke pasar naik angkot. Kan tugas kamu kerja sama Non Livy dan Tuan Febian.”
Dewa hanya mengangguk saja. setelah itu membiarkan Bi Ratih berangkat ke pasar.
Tak lama setelah itu Dewa melihat sepasang suami istri baru saja keluar dari rumah. Livy mengantar suaminya yang hendak pergi ke kantor. Dewa pun menghampiri mereka untuk menyapa majikannya, terutama Febian. Namun saat jarak beberapa meter tiba-tiba langkah kaki Dewa berhenti saat melihat Febian sedang mencium bibir Livy sebelum memasuki mobilnya. Dewa membuang muka dan merasa tidak enak sendiri.
“Bi!” Livy mendorong pelang dada suaminya saat tanpa sengaja melihat Dewa.
“Apa sih, Sayang?” kesal Febian menatap heran.
Kemudian Livy memberi kode ke arah Dewa. Akhirnya Febian hanya mendengus. Dan menyapa Dewa yang sudah menghadap padanya.
“Selamat pagi, Tuan!” sapa Dewa seolah dia tidak melihat apa-apa.
“Ehm, pagi juga. aku akan pergi ke kantor dulu. Mengenai tugas kamu, kamu bisa langsung berhubungan dengan istriku.” ucap Febian.
Setelah itu Febian mencium pipi Livy sebelum masuk ke dalam mobil. Febian tidak pernah menggunakan jasa sopir untuk pergi kemana-mana. Jadi ia mengemudikan mobilnya sendiri.
Usai kepergian Febian, kini tinggal Livy dan Dewa saja. tiba-tiba suasana menjadi canggung. Livy sendiri tampak tidak nyaman saat suaminya tadi sedang menciumnya dan dilihat leh Dewa. Sedangkan Dewa berusaha biasa saja.
“Masuklah!” ajak Livy.
Dewa berjalan mengekor di belakang Livy. Setelah itu diminta Livy menunggu di ruang tengah, karena wanita itu naik ke lantai dua untuk mengambil catatan penting mengenai tugas sopir pribadinya sekaligus bodyguardnya.
Dewa menatap ke sekeliling ruangan itu. di sana ada sebuah foto Livy dan Febian. Hanya berdua saja. sehinggal Dewa sempat berpikiran kalau Livy dan Febian adalah pasangan pengantin baru. Terlihat juga dari apa yang dia lihat beberapa saat yang lalu. Febian dan Livy masih tampak sangat mesra. Karena memang biasanya seperti itu kenyataan yang sering dia lihat.
Setelah beberapa saat menunggu, Livy pun datang. wanita itu membawa selembar kertas berisi catatan penting mengenai tugas Dewa. Sebelumnya Livy juga sudah meembicarakannya pada Febian. Dan Febian ikut saja sesuai keinginan istrinya. Asal kalau keluar kemana pun wajib diantar oleh Dewa.
“Ini beberapa tugas kamu selama bekerja di sini!” Livy memberikan kertas itu pada Dewa.
Dewa menerima dan membacanya dengan seksama. Selembar kertas tertulis beberapa poin penting tentang tugas Dewa. Mulai dari mengantar jemput Livy pergi ke kantor. namun hanya hanya beberapa kali saja dalam sebulan. Itu pun tidak tentu jadwalnya. Selebihnya, mengantar Livy shopping, nyalon, dan jika ada urusan penting lainnya dalam jam kerja Febian, Dewa harus siap. Termasuk tugasnya di rumah. namun hal itu Febian lah yang menambahkan. Yaitu harus selalu menjamin kemanan Livy.
“Sama saja dengan satpam.” Batin Dewa setelah selesai membaca isi selembar kertas itu.
“Apa ada pertanyaan?” tanya Livy.
“Tidak ada, Nona.” Jawab Dewa.
“Baiklah. Nanti jam sebelas aku mau ke mall sekalian spa. Setelah ini kamu bisa melakukan apa saja. oh iya, di sini kamu tidak perlu menggunakan seragam dalam bekerja. Pakailah pakaian kamu sendiri. Karena aku tidak suka hal-hal yang terlalu formal.” Ujar Livy memberitahu.
“Baik, Nona.”
Setelah itu Livy beranjak meninggalkan Dewa. Seperti biasa, Livy akan masuk ke ruang kerja suaminya sekaligus ruang kerjanya untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan kantornya.
***
Sedangkan Dewa kini sudah menuju ke halaman belakang. Dia duduk sendiri di sana karena tidak ada kegiatan apapun. Mungkin setelah ini akan bertanya pada Bi Ratih, siapa tahu ada pekerjaan yang bisa dia lakukan.
Cukup lama duduk sendirian di halaman belakang, membuat Dewa sangat bosan. Namun setelah itu Bi Ratih datang. wanita itu tampak kesusahan membawa barang belanjaannya. Akhirnya Dewa pun membantunya.
Dewa juga ikut membantu Bi Ratih menyimpan beberapa sayuran segar ke dalam lemari es. Ya, memang pria itu tidak bisa diam begitu saja. menurutnya pekerjaannya kali ini terlalu banyak nganggurnya. Beda sekali dengan pekerjaan sebelumnya.
“Tuan Febian dan Nona Livy itu pengantin baru ya, Bi?” tanya Dewa.
“Nggak. Sudah satu tahun lebih mereka menikah.”
“Oh, jadi Bi Ratih juga sudah bekerja lama di sini?”
“Iya. setelah mereka menikah, Bibi langsung ditugaskan oleh orang tua Tuan Febian bekerja di sini.”
Dewa hanya menggut-manggut saja. ternyata dugaannya salah saat melihat kemesraan majikannya tadi.
“Bibi terkadang sedih melihat hubungan Tuan Febian dan Non Livy.” Ucap Bi Ratih tiba-tiba dan sontak membuat Dewa pensaran.
“Kenapa memangnya, Bi?”
“Bibi bisa melihat kalau terkadang Non Livy itu sangat kesepian di rumah. apalagi tidak ada anak dalam pernikahan mereka. Kelihatannya saja Non Livy baik-baik. Tapi sebagai sesama wanita, Bibi bisa merasakan kesedihan itu.” terang Bi Ratih dengan tatapan sendu.
Dewa sama sekali tidak mengerti. Namun dia tidak mau bertanya terlalu dalam. Apalagi hari ini hari pertama dia bekerja. Dia tidak mau membuat ulah dengan ikut mengulik rumah tangga majikannya.
“Sebenarnya Non Livy ingin sekali punya momongan, tapi,-“
“Apa kamu sudah siap, Wa?” tiba-tiba saja Livy datang ke dapur.
.
.
.
*TBC
Happy Reading!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Cahyani Sutopo
dr awal livy udah merasakan perasaan aneh saat bertatapan dengan dewa, bisa jd cinta datang karna terbiasa apalagi livy sering di tinggal sama febian keluar negri/kota, jd livy nantiny livy terbiasa dengan dewa apalagi kalo dewa memeperlakukan majikannya dengan baik pasti livy akan merasa nyaman dengan dewa sebagai bodyguard nya dr pada dengan Febian yg suaminya
2023-03-09
1
Neneng cinta
bi jgn jujur bgt lho livy pgn pnya anak kl dewajatuh hati gmn sm livy,,,jd pebinor donk😁,,,
2023-03-09
2
Neneng cinta
ky ga tulus ihh Dewa kerja nya...😁
2023-03-09
1