Livy masih belum mengerti dengan ucapan suaminya. sesampainya di kamar, dia meminta penjelasan pada Febian. Dan Febian membenarkan kalau memang dia akan mencari sopir pengganti Pak Dirman sekaligus bodyguard untuk istrinya.
“Bagaimana kalau aku kepincut dengannya, Bi?” kesal Livy pada Febian.
Baik Livy maupun Febian memang belum bertemu langsung dengan seseorang yang akan menggantikan Pak Dirman.
Febian memang sengaja mencari sopir pribadi pengganti Pak Dirman sekaligus menjadi bodyguard untuk istrinya. Pasalnya akhir-akhir ini pria sangat sibuk dengan pekerjaan kantor. setelah ini juga akan sering melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri, juga keluar kota.
“Itu tidak akan mungkin, Sayang! Karena di sini hanya ada namaku.” Ucap Febian sambil menunjuk dada istrinya.
Livy hanya mendengus kesal. Dia ingin protes pun sepertinya tidak bisa. Pasti alasan Febian demi kebaikannya. Walau itu benar, tapi untuk menjadi bodyuardnya sepertinya Livy sangat keberatan. Hidupnya nanti seolah diawasi dua puluh empat jam oleh bodyguardnya jika sang suami sedang berada di luar kota.
“Sayang!” Febian mencekal lengan Livy yang hendak masuk kamar mandi menyiapkan air hangat untuknya.
“Bukankah kamu kemarin bilang kalau selama aku ada perjalanan bisnis ke luar negeri maupun ke luar kota, kamu ingin tinggal di rumah saja. jadi aku akan aman jika ada bodyguard yang menjaga istri cantikku ini.” Febian berkata sambil mengusap lembut pipi istrinya.
Livy hanya menghembuskan nafasnya pelan, lalu mengangguk samar. Ya sudah, kalau kehendak suaminya seperti itu dan demi kebaikannya juga, Livy tidak bisa berbuat apa-apa.
**
Kini Livy dan Febian sedang makan malam berdua. Mereka sangat menikmati menu makan malamnya. Seperti biasa, pasangan suami istri itu selalu hangat walau hanya berdua saja tidak ada anak di sisi mereka.
Tak lama kemudian Bi Ratih datang dan mengatakan kalau sedang ada tamu yang sedang menunggunya di ruang tamu. Pasti itu calon sopir pribadi sekaligus bodyguard yang tadi direkomendasikan oleh salah satu teman Febian.
“Suruh dia menunggu dulu, Bi. Kami masih makan.” Jawab Febian, dan Bi Ratih mengangguk paham.
Livy dan Febian pun kembali melanjutkan makannya. Setelah itu barulah mereka menemui tamu yang sudah menunggunya di ruang tamu. Livy terlihat malas. Namun ia berusaha baik-baik saja.
Sesampainya di ruang tamu, di sana sudah ada sosok pria seumuran Febian sedang duduk menunggu si pemilik rumah datang. Livy pun dibuat seperti tidak percaya dengan keberadaan pria seusia suaminya itu. benarkah pria itu akan menjadi sopir pribadi sekaligus bodyguardnya? Karena menurut Livy, dari tampangnya saja sangat tidak cocok. Terlalu tampan. #eh. Livy benar-benar merutuki kebodohannya.
“Selamat malam!” sapa Febian dengan sopan.
Pria yang sedang duduk itu langsung berdiri dan mengangguk hormat pada Febian. Namun setelah itu tatapannya tertuju pada wanita yang sedang berdiri di samping calon majikannya. Bukankah wanita itu yang ia temui tadi saat di café. Bukan. Tidak hanya sekali ia bertemu dengan wanita itu. tapi beberapa kali. Jadi wanita cantik itu adalah istri dari calon majikannya. Dan wanita itu juga akan menjadi majikannya.
“Selamat malam, Tuan, Nyonya.” Balas pria itu dengan sopan. Lalu Febian mempersilakan duduk kembali.
Pria itu mengeluarkan amplop berwarna coklat berisi surat lamaran kerja dan memberikannya pada Febian. Sembari menunggu Febian membaca CV nya, pria yang bernama Dewa itu sesekali melihat ke arah Livy. Namun sayangnya Livy terlihat membuang muka.
“Baiklah. Surat lamaran ini hanya formalitas saja. saya sudah tahu banyak dari Niko, karena saya juga membutuhkan cepat seorang sopir sekaligus bodyguard. Kamu juga sudah diberitahu oleh Niko kan?” tanya Febian setelah membaca CV milik Dewa.
“Sudah, Tuan…”
“Ah iya, nama saya Febian. Dan ini istri saya Livy. Nanti pekerjaan kamu adalah sebagai sopir pribadi istri saya sekaligus bodyguardnya.” Febian menjelaskan banyak hal mengenai pekerjaannya nanti, terutama tugasnya terhadap sang istri.
Febian juga mengatakan kalau Dewa akan tinggal di rumahnya. Karena kebetulan sekali pria itu masih single, jadi tidak ada kendala apapun dalam menjalankan pekerjaannya nanti.
Dewa sangat berterima kasih pada Febian juga Livy karena sudah diterima bekerja. Sudah hampir satu tahun ini memang Dewa menjadi pengangguran. Adapaun pekerjaan serabutan yang ia jalani, namun tak cukup membiayai hidupnya. Lagi pula pekerjaan ini sangat mudah baginya.
Sebelumnya memang dia bekerja sebagai seorang bodyguard. Namun karena sesuatu hal, akhirnya ia memilih resign dari pekerjaan itu. hingga sampai hari ini baru bisa kembali lagi bekerja sesuai dengan keahliannya.
“Baiklah. Mulai besok kamu sudah bisa mulai bekerja. Kalau istriku tidak ada kepentingan untuk keluar rumah ataupun pekerjaan di luar, kamu harus tetap standby. Apa ada pertanyaan?”
Dewa mengangguk paham. Penjelasan sudah cukup dimengerti. Dan itu artinya mulai besok dia juga akan tinggal di rumah ini. beruntung sekali. Jadi dia tidak akan memikirkan biaya sewa rumahnya lagi.
Usai perbincangan itu, Dewa pamit undur diri. Pria itu mengangguk hormat pada Febian dan juga Livy.
**
Usai pertemuannya dengan Dewa, Febian dan Livy masuk ke dalam kamar. Febian sendiri masih sibuk dengan beberapa pekerjaannya. Namun pria itu memilih membawa laptopnya ke kamar daripada di ruang kerja dan membiarkan istrinya sendirian.
“Bi, apa menurut kamu tentang Dewa?” tanya Livy tiba-tiba.
Febian menghentikan sejenak pekerjaannya. Lalu ia meraih amplop coklat yang berisi data diri Dewa tadi dan diberikan pada Livy.
“Dia pria baik. Aku sudah tahu banyak dari Niko. Kalau kamu ingin tahu, coba saja baca data dirinya.” Jawab Febian lalu menyodorkan amplop coklat itu.
Livy pun menerimanya dan membacanya dengan seksama. Pria bernama Dewa dan berusia dua pulu sembilan tahun itu memiliki pengalaman bekerja yang sangat baik. Pria itu juga mempunyai beberapa kemampuan yang dimilikinya terutama berhubungan dengan pekerjaan yang digelutinya tentunya. Lalu tatapan Livy tertuju pada foto berukuran tiga kali empat itu. entah kenapa dia betah sekali memandangi foto Dewa. Namun dia segera menepis pikiran buruk itu.
“Nih, Bi. Aku sudah membacanya. Kalau begitu aku tidur duluan ya?” ucap Livy dan meninggalkan kecupan singkat di bibir Febian.
“Baiklah. Aku menyelesaikan ini dulu, setelah ini aku akan menyusul.” Jawab Febian.
Keesokan harinya, saat Livy sedang menyiapkan sarapan untuk suaminya, ternyata Dewa sudah datang. karena Febian masih berada di kamarnya, akhirnya Livy lah yang mengantar pria itu dan menunjukkan di mana kamarnya berada. Livy juga memberitahu pada Dewa beberapa hal.
“Terima kasih, Nyonya!” ucap Dewa.
“Jangan panggil Nyonya. Aku belum terlalu tua dan tidak pantas dengan panggilan itu.” sahut Livy sedikit kesal.
“Maafkan saya, Nona!” ujar Dewa memperbaiki ucapannya.
Livy menatap pria itu sekilas sebelum pergi melanjutkan aktivitasnya tadi.
“Maaf Nona Livy!” seru Dewa menghentikan langkah Livy.
“Apakah hari ini saya ada tugas mengantar anda pergi ke suatu tempat?”
“Nanti saja aku kasih tahu dan aku berikan beberapa catatan penting tentang tugas kamu.” Jawab Livy dan tanpa sengaja tatapannya bertemu dengan Dewa yang juga sedang menatapnya. Lalu ia segera pergi begitu saja dengan perasaan yang aneh.
.
.
.
*TBC
Happy Reading!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Cahyani Sutopo
ingat livy kamu seorang istri jaga hati jangan main hati,, eeh judulnya aja main hati yaa,,🤔😁
2023-03-09
2
Neneng cinta
kepo ihh Dewa apa temen kecil livy?😁🤔
2023-03-09
1
❤ Nadia Sari ❤
Apakah Dewa kelak jadi pebinor?😉
2023-03-09
1