Livy berjalan tergesa-gesa menuju gate kedatangan. Apalagi di kursi tunggu ia sudah melihat Febian sedang duduk di sana. Sungguh wanita itu benar-benar merutuki kebodohannya karena terlalu lama berada di taman sampai lupa waktu.
Febian yang dari jauh sudah melihat kedatangan istrinya, dia segera beranjak dan merentangkan tangannya menyambut wanita pujaannya. Dan tanpa rasa malu, mereka berpelukan di depan umum. Bahkan Febian berulang kali menghujani ciuman di seluruh wajah Livy.
“Bi, udah dong! Nggak enak dilihatin orang.” Ujar Livy menghentikan aksi suaminya.
“Ya sudah ayo! Aku sudah tidak tahan menahan rindu ini.” Sahut Febian dan segera menggandeng tangan istrinya. Sedangkan Pak Dirman yang sejak tadi juga mengikuti majikannya itu tampak berjalan di belakang menarik koper Febian.
Kini mereka berdua sudah berada di dalam mobil. Febian meminta Pak Dirman untuk mengantarnya ke sebuah hotel terdekat. Livy hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap suaminya yang tidak sabaran.
“Di rumah kan bisa, Bi!” bisik Livy takut didengar Pak Dirman.
“Aku ingin sensasi yang berbeda, Sayang.” Balas Febian dengan bisikan pula.
Beberapa saat kemudian mobil yang ditumpangi Livy dan Febian tiba di depan sebuah hotel tak jauh dari bandara. Febian meminta Pak Dirman segera pulang, sedangkan ia dan istrinya nanti akan pulang naik taksi kalau sudah menyelesaikan misinya.
Sesampainya di kamar hotel yang Febian sewa, pria itu memberikan paperbag pada Livy. Ternyata isinya adalah satu set lingerie yang sengaja Febian beli khusus untuk sang istri demi menyambut kedatangannya.
“Kamu pasti sangat cantik kalau memakainya.” Bisik Febian membuat wajah Livy memanas.
Livy mengangguk patuh. Meraih paper bag itu dan membawanya masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sekaligus menukar pakaiannya dengan pakaian dinas yang sudah dibelikan oleh sang suami.
Sedangkan Febian sudah melepas semua bajunya diganti dengan kimono. Tak lama setelah istrinya keluar, pria itu masuk ke kamar mandi sebentar sebelum mengeksekusi istrinya siang ini.
Rasa rindu setelah seminggu lebih tidak bertemu, membuat sepasang suami istri itu semakin terbakar dalam gairaah yang membelenggu. Keduanya seolah tidak mengenal kata lelah. Terlebih Febian yang paling merindukan tubuh istrinya.
Akhirnya siang itu sepasang suami istri tampak tergolek lemah di atas ranjang setelah sempat beradu kenikmatan. Febian mengecup kening istrinya yang sudah tampak lemas. Setelah itu ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri sejenak sebelum beristirahat bersama Livy.
“Aku dulu ya, Sayang. Setelah ini gantian.” Ujar Febian beranjak dari tempat tidur.
“Kamu saja, Bi. Aku nanti saja, karena udah sangat ngantuk.” Jawab Livy dengan mata yang hampir terpejam.
Febian hanya mengulas senyum tipis. Setelah itu dia segera masuk ke kamar mandi. namun tidak dengan Livy.
Setelah Febian masuk ke kamar mandi, air mata Livy tumpah begitu saja. entahlah, dadanya tiba-tiba sangat sesak setelah bercinta dnegan suaminya. padahal biasanya tidak seperti ini. apa mungkin ini ada hubungannya dengan ucapan Mamanya tadi. hingga sangat mengganggu pikirannya. Apalagi saat ini dia melihat beberapa bungkus alat kontrasepsi yang dipakai suaminya baru saja tampak berserakan di lantai kamar. mungkin pegawai hotel yang akan membersihkan kamarnya nanti akan mengira kalau dirinya dan Febian adalah pasangan mesyum. Padahal kenyataannya pasangan sah suami istri.
***
Malam ini seperti biasa, setelah makan malam berdua di rumah, Livy dan Febian tampak bercengkrama di ruang tengah. Pasangan suami istri itu memang selalu rukun dan romantis, meskipun tidak ada anak di tengah-tengah mereka.
“Permisi, Tuan! Maaf mengganggu waktunya sebentar.” Ucap Pak Dirman yang tiba-tiba masuk ke ruang tengah.
Febian dan Livy segera memperbaiki posisi duduknya lebih sopan, kemudian mempersilakan Pak Dirman duduk.
“Ada yang bisa saya bantu, Pak?” tanya Febian.
“Maaf, Tuan jika malam-malam begini saya mengganggu waktu anda. kedatangan saya ke sini karena saya ingin pamit, Tuan.” Jawab Pak Dirman lalu menundukkan kepalanya.
Febian dan Livy saling pandang. Mereka juga belum mengerti penuh atas maksud ucapan Pak Dirman. Sopir pribadinya yang sudah lama bekerja di rumah mereka.
“Maksud Pak Dirman mau pamit kemana, Pak?” tanya Febian.
“Saya mau pamit keluar dari pekerjaan ini, Tuan. istri saya di kampung sedang sakit. Dan malam ini juga saya harus pulang. maafkan saya jika sangat mendadak.” Jawab Pak Dirman lalu kembali menundukkan kepalanya.
Febian dan Livy sangat mengerti, bahkan mereka juga ikut sedih melihat wajah Pak Dirman yang sedang dilanda kesusahan. Akhirnya mau tidak mau Febian membiarkan Pak Dirman resign dari pekerjaannya. Padahal dia sudah sangat cocok dengan pria itu.
“Baiklah, Pak. saya juga tidak bisa menahan Pak Dirman di sini terus. Istri Bapak juga pasti ingin suaminya berada di sampingnya saat sakit seperti ini. saya dan istri saya minta maaf pada Pak Dirman jika selama ini kami membuat Pak Dirman tidak nyaman dalam menjalani pekerjaan.”
“Tidak, Tuan Nyonya. Justru saya sangat betah bekerja di sini. anda majikan saya paling baik. Saya yang minta maaf karena selama ini mungkin bekerja tidak sesuai dengan keinginan Tuan dan Nyonya.”
“Sudah, Pak. jangan bilang seperti itu. terima kasih atas jasa Pak Dirman selama ini. sampaikan salam saya pada istri Pak Dirman. Semoga beliau segera diberi kesembuhan. Untuk gaji dan pesangon Pak Dirman, biar nanti jadi urusan suami saya.” pungkas Livy.
Setelah itu Pak Dirman pamit undur diri dari hadapan majikannya. Tak lama kamudian Febian mentransfer sejumlah uang ke rekening Pak Dirman.
Usai pebincangan itu Febian mengajak istrinya untuk naik ke lantai atas, yaitu kamar mereka. Livy membersihkan diri terlebih dulu sebelum tidur. Sedangkan Febian masih sibuk dengan gadgetnya.
“Bi, lain kali kalau ada pekerjaan di luar kota atau luar negeri aku tinggal di rumah saja, ya?” ucap Livy tiba-tiba.
Febian yang sedang berbalas pesan pun langsung menoleh ke arah istrinya yang sudah duduk bersandar di sampingnya.
“Kenapa? Bukankah kamu sangat nyaman tinggal di rumah Mama dan Papa?” tanya Febian.
“Iya. tapi aku ingin tinggal di rumah saja. lagi pula ada Bi Ratih juga kan di rumah ini.” jawab Livy tak ingin memberitahu suaminya tentang alasan dia tidak betah tinggal di rumah orang tuanya. Karena menurut Livy percuma saja Febian tahu. Karena tidak akan mengubah keputusannya untuk tidak ingin memiliki anak terlebih dulu.
“Ya sudah, terserah kamu saja. nanti aku akan cari sopir baru lagi penggantinya Pak Dirman.”
“Nggak perlu juga nggak apa-apa, Bi. Aku bisa pergi sendiri tanpa sopir kok. Kamu lupa kalau aku dulu wanita mandiri yang kemana pun bisa sendiri.”
“Iya, Sayang. Aku ingat, kok. Tapi itu kan dulu. Sebelum kita menikah. namun setelah kita menikah, aku ingin kamu bergantung padaku. jadi menurutlah. Ok?” jawab Febian lalu mencium pipi Livy dengan gemas.
.
.
.
*TBC
Happy Reading!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Neneng cinta
bergantung padaku?,,, jgn2 Febian pnya mksud tertentu ya d balik nikahin livy,,,jgn smpe livy cinta mati dan d manfaatin febian....🤔
2023-03-09
1
Neneng cinta
aslinya...msh banyak ?????? besar,,,ttg febian.....apalagi dulu waktu reno mau mencari tau tentangnya ga boleh sm jelly....mg febian ga aneh2 ya....?
2023-03-08
1
Neneng cinta
knp ada kontrasepsi,,apa febian gmau pnya anak?....🤔
2023-03-08
1