Dedes dan juga Ace sudah ada diluar lagi, Dedes sudah menangis dia mencoba untuk bisa tegar dengan semua ini. Dedes menghapus air matanya.
"Jadi bagaimana sekarang Dela "
"Sekarang aku akan bekerja seperti biasanya dengan penampilan yang baru. Aku tidak akan pernah menyia-nyiakan apa yang telah kamu berikan padaku. Kamu telah membuat aku menjadi cantik aku akan tunjukkan pada semua orang kalau aku bisa dan tidak akan pernah sedih lagi "
"Jika ada yang memujiku dengan senang hati aku akan tersenyum dan berterimakasih "
"Bagaimana dengan menikah "
"Aku akan mencari calon suami, mana mungkin ada yang menolakku, aku yakin aku akan mendapatkan calon suami seperti yang Ayah mau "
Ace mengembuskan nafasnya dengan kasar "Baiklah, aku akan membantumu untuk menemukan pasangan hidupmu sesuai dengan apa yang Ayahmu mau "
"Terimakasih, karena kamu selalu ada disampingku Ace "
"Hemm "
"Kamu tahu, aku yakin Ayah akan menurunkan fotoku dari jajaran keluargaku yang sudah tiada. Dia akan bangga saat aku membawa calon suami yang sangat dia inginkan, dia akan menganggapku kembali sebagai anaknya dan kami akan bahagia selalu. Dia akan mendoakan ku agar keluargaku selalu bahagia dan panjang umur"
Dedes kembali menghapus air matanya, memang sakit tapi dirinya tak boleh lemah. Anggap saja ini sebagai ujian saat akan menemukan jodoh.
...----------------...
Dedes keluar dari dalam taksi, Dedes menatap sekitar dan mencoba percaya diri. Dedes masuk kedalam kantor.
Banyak orang kantor yang menatapnya "Itu Dedes tidak salahkan, kenapa dia bisa berubah. Bukanya dia tak pernah memperdulikan penampilannya "
Saat sedang membereskan buku-buku pun banyak sekali yang menatapnya, Dedes begitu cantik dengan tampilannya sekarang.
Sangat berbeda dengan yang dulu. Bahkan saat melayani customer mereka ramah pada Dedes dan banyak yang mengantri di kasirnya.
Dedes melihat jam sudah jam 01.00 siang. Dedes belum istirahat sama sekali. Dedes melihat kearah temannya.
"Aku mau makan dulu, bisa kamu gantikan aku dulu "
"Tentu Des "
"Terimakasih "
"Sama-sama "
Dedes segera melangkah keluar dari toko buku pergi ketempat makan. Dedes juga membeli obat kepalanya pusing dan tiba-tiba saja jadi batuk.
Apakah dirinya akan sakit, Dedes memijat kepalanya dengan perlahan. Bahkan makan pun tak berselera. Sepertinya harus izin.
"Dedes "
Dedes menatap orang yang memangilnya, Dedes membereskan barang-barangnya juga dan bangkit.
"Iya "
"Benarkah yang aku lihat ini adalah Dedes"
"Kalau bukan Dedes, aku tidak akan membalikan tubuhku dan menjawab panggilanmu kan"
"Hemm, apa motivasimu untuk merubah penampilanmu yang sekarang. Sangat berbeda jauh dari yang sebelumnya"
"Entahlah "
Dedes langsung pergi, tapi Andreas langsung menahan tangan Dedes "Aku masih menunggu jawabannya Dedes"
"Baiklah jika kamu sangat penasaran, aku merubah penampilanku untuk memikat laki-laki kaya raya agar bisa menikahi ku"
Dedes langsung melepaskan pegangan Andreas dan pergi lagi kearah toko buku.
"Menarik, dia menjadi sangat menarik aku jadi penasaran " gumam Andreas dengan senyum nakalnya.
...----------------...
"Dedes mana, aku ingin bertemu dengannya "
"Dedes tidak masuk dia sakit "
Andreas tanpa banyak bicara lagi langsung pergi. Hari kedua Andreas kembali menanyakan keberadaan Dedes.
"Apakah hari ini Dedes masuk "
"Tidak Dedes sedang cuti untuk beberapa hari, mungkin sakitnya parah jadi dia mengambil cuti banyak"
"Baiklah "
Ace yang memang ada disana tak jadi membeli buku. Dia menyimpan kembali buku itu dan akan menemui Delana kenapa dia tak memberitahunya.
Ace begitu khawatir dengan keadaan Delana, bisa-bisanya dia tak memberitahu dirinya.
Setelah sampai dirumah Dela, Ace langsung saja masuk dan malah melihat Dela yang sedang membereskan kamarnya.
Ace bukannya langsung menghampiri Dela, dia malah mengambil obat yang tergeletak dimana-mana.
"Kenapa kamu ga bilang sama aku, kalau kamu sakit "
"Cuman sakit biasa Ace "
"Tapi tetap saja kamu harus bicara sama aku. Kamu itu tanggung jawabku "
Dedes menatap Ace sebentar. Lalu kembali membereskan kamarnya yang berantakan.
"Oh ya laki-laki yang waktu itu mengajakmu pulang bersama menanyakan mu kepada temanmu. Kurasa dia tertarik padamu "
Dedes mendongakan kepalanya, dia langsung saja menyusun pakainya yang berantakan.
"Apakah dia tidak mempunyai nomor mu, dia itu Andreas kan "
"Tidak punya "
"Kenapa, sepertinya kalian sangat dekat "
Dedes beralih pada piring kotor, dia mencuci piring itu dan Ace mengikutinya dari belakang sambil membawa sebuah berkas.
"Kenapa kamu tidak kerja, apa karena dia"
"Tidak juga"
"Lalu kenapa kamu seperti menghindarinya"
Dedes langsung menatap Ace "Entahlah, setiap aku bertemu dengannya ataupun berbicara dengannya pasti aku akan berbicara hal bodoh, yang tidak bermutu dan jangan tanya alasannya kenapa"
"Alasannya apa "
"Aku sudah bilang kan jangan pernah tanya alasannya. Itu berkas apa, apakah kamu melamar pekerjaan sudah diterima kah "
"Bukan, ini adalah berkas laki-laki yang akan melamar mu. Aku sudah mengumpulkan beberapa laki-laki yang cocok denganmu dan sangat masuk dalam kriteria Ayahmu. Dua minggu lagi kita akan bertemu dengan mereka. Aku akan membantumu bertemu dengan mereka dan menemukan jodoh yang memang pas dan cocok denganmu, aku akan terus menemanimu sampai kamu bahagia "
Ace memberikan berkas itu dan Dedes langsung menerimanya. Tanpa banyak bicara lagi Ace pergi meninggalkan Dedes. Meski Dedes melihat raut wajah Ace yang sedih, tapi Dedes sama sekali tidak peka. Kenapa Ace bisa memperlihatkan wajah seperti itu.
...----------------...
"Ace sudah malam apakah kamu tidak mau pulang, kamu sudah sangat mabuk sekali "
"Kalau saja aku orang kaya dan punya banyak uang pasti aku akan menikahinya "
"Siapa yang kamu maksud Ace apa Nadine ? " tanya Aldi teman Ace yang menemaninya minum dibar.
"Bukan, dia adalah perempuan yang menarik perhatianku saat kita berdua pertama kali bertemu. Bahkan saat itu aku masih berpacaran dengan Nadine, tapi tatapanku tidak bisa beralih darinya, tatapannya yang lugu polos penampilan yang sederhana tapi tetap terlihat cantik aku suka "
"Lalu kenapa tak menyatakan perasaanmu saja padanya"
Ace tertawa hambar lalu mengelengkan kepalanya "Itu tidak akan pernah mungkin terjadi, aku bukanlah kriteria yang diinginkannya. Terlalu jauh dan terlalu mustahil untuk aku bisa mendapatkannya dan bersamanya"
"Jangan merendah seperti itu. Aku tahu kamu itu orang kaya hanya kamu saja yang tidak mau kembali pada keluargamu. Jika perempuan itu menyukaimu dia tidak akan memikirkan tentang harta, siapa dirimu dan apa masa lalumu"
Ace tidak menanggapinya dia malah menegak kembali alkohol itu. Sampai-sampai dia pingsan tak sadarkan diri, karena sudah terlalu banyak menegak alkohol itu.
Dia datang ke klub ini dari jam 10.00 malam sampai sekarang jam 02.00 malam dia belum pulang. Dia hanya minum minum dan minum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments