Taksi sudah berhenti mereka berdua keluar, Dedes yang binggung dan takut melihat sekitar. Kenapa banyak sekali laki-laki.
"Kita mau ke mana, kamu yakin kita kemari aku mau pulang saja Ace, aku takut "
"Sudah jangan takut ada aku disini "
Ace berjalan terlebih dahulu, Dedes yang takut memegang ujung pakaian Ace, mereka terus masuk dan paling ujung ada sebuah bangunan yang terbuka lebar.
"Ini tempat apa, aku mau pulang saja"
"Sudah diam saja "
"Assalamualaikum "
"Walaikumsalam "
Dedes makin memepetkan tubuhnya pada Ace saking takutnya. "Ace kamu bawa barangnya "
"Barang apa Ace, aku mau pulang "
Tiba-tiba saja orang yang berbicara itu berbalik. Dedes kaget ternyata dia laki-laki, berkumis tapi pakainya seperti perempuan.
"Ini kah Ace "
"Ya dia"
Tangan Dedes langsung ditarik dan didudukan, Dedes menatap wajahnya di cermin.
"Cin kamu itu cantik, tapi hanya penampilan kamunya saja kurang moderen. Eyke akan merubahnya tenang ya Cin "
Dedes menganggukan kepalanya, kepangan rambutnya segera dibuka. "Cin wajahnya bagus banget sih pake apa sih "
"Emm ga pake apa-apa "
"Masa sih Cin, eyke aja harus perawatan dulu. Santai aja ya bebas ni gimana eyke ya mau di gimana in "
"Iya "
Rambut Dedes langsung dikerjakan oleh laki-laki itu, wajah Dedes juga dipakaikan masker dan banyak lagi. Dedes hanya diam saja tak banyak bicara.
Sedangkan Ace yang sedang menunggu tidak boleh mengintip, Dedes dibawa keruangan tertutup. Ace yang jenuh melihat pakaian yang dibuat laki-laki itu juga.
Mengambil beberapa pakaian yang menurutnya akan sangat cocok dipakai oleh Dela, Ace tersenyum saat membayangkan Dela memakai pakaian darinya.
"Semoga kamu suka Del "
"Ini saja Ace " tanya karyawan laki-laki itu.
"Iya ini saja "
"Siapa tuh pacar ? "
"Doakan saja "
"Nadine gimana "
"Ga usah ungkit-ungkit dia ga penting "
"Iya iya, cantik juga ya perempuan tadi putih, tinggi tapi penampilannya aja yang kurang mendukung "
"Mau bagaimana pun penampilannya dia tetap cantik" Ace mengatakan itu sambil tersenyum.
"Yang lagi jatuh cinta, ini barangnya "
Ace mengambilnya dan duduk kembali ditempatnya semula menunggu kedatangan Dela. Yang pasti perempuan itu akan lebih cantik lagi.
"Lihat cin suka kan dengan penampilan yang sekarang, lebih fresh dan juga modis. Aku sengaja rambut kamu aku kerli. Sebentar aku punya jepit yang cantik banget"
Rambut Dedes dijepit di sebelah kiri sedangkan sebelah kanannya dibiarkan begitu saja "Nah gini bagus kan. Nyaman ga pakainnya cin "
"Nyaman aku suka "
"Bagus deh, dari tadi kita belum kenalan nih ya, kenalin aku Maria "
Dedes menjabat tangannya "Dedes "
"Nama yang cantik, ayo kita keluar pasti pacar kamu senang sekali, jarang-jarang Ace bawa perempuan ke sini ayo cepat"
Tangan Dedes langsung ditarik, Dedes belum sempat menjelaskan hubungannya dengan Ace. Saat Dedes keluar dari ruangnya.
Ace langsung bangkit dan melongo melihat penampilan Dedes yang berubah, sungguh luar biasa Dedes makin cantik.
"Jangan dilihatin aja Ace, gandeng dong ah "
Tangan Dedes ditarik lagi dan di satukan dengan tangan Ace "Nah gini kan cuco "
Maria segera meninggalkan mereka berdua. Ace langsung saja melepaskan pegangan tangan mereka "Maaf Maria memang suka seperti itu, oh ya ini aku membelikan beberapa pakaian untuk mu "
Dedes segera mengambilnya dan tersenyum "Terimakasih "
"Hem "
Ace langsung membalikan badan untuk pergi, tapi langkahnya terhenti saat Dedes berbicara "Bagaimana penampilanku apakah aku sekarang cantik"
Ace kembali membalikan badannya "Tidak akan ada yang mengatakan kamu jelek dan kuno lagi"
Ace melangkah pergi meninggalkan Dedes, Dedes dengan cepat mengejar Ace dan berjalan bersisian, selama keluar dari bangunan ini banyak yang menatap Dedes.
"Kita akan pergi langsung ke rumahmu"
"Itu bukan ide yang bagus"
"Penampilanmu sudah berubah, lalu apalagi yang harus dipikirkan"
"Baiklah Ibu dan juga Desi pasti akan senang dengan perubahanku. Apalagi Ayah pasti dia akan senang sekali"
Ace menganggukan kepalanya dan membukakan pintu taksi untuk Dedes segera masuk.
...----------------...
"Ayo turun "
"Aku takut"
"Apalagi yang harus ditakuti Dela semuanya akan baik-baik saja. Kita pergi ke atas dan semuanya akan baik-baik saja mereka semua pasti akan menerimamu kembali ayo"
Ace mengulurkan tangannya untuk membantu Dedes, dengan ragu Dedes menggapai tangan itu dan keluar dari dalam taksi.
Mereka berdua langsung masuk kedalam lift. Dedes yang belum pede menatap Ace "Menurut kamu lebih baik rambutku diikat atau dibiarkan tergerai seperti ini. Apa aku harus membenarkan sesuatu"
"Tidak ada yang perlu dibenarkan, semuanya sudah bagus. Hanya kamu perlu percaya diri saja"
Dedes menganggukan kepalanya, saat lift terbuka mereka berdua segera keluar dan saat akan masuk kedalam rumah, kedua orang tuanya keluar dengan Desi.
"Dedes ? "tanya Desi sambil menatap Dedes, karena tak percaya yang ada dihadapannya ini adalah kakaknya.
"Iya ini aku "
Dedes menatap kearah kedua orang tuanya, Ibunya sudah menangis. Saat Ibunya akan mendekati Dedes dan memeluknya tangan Ibunya langsung ditahan oleh Ayahnya.
"Diam disini "
"Tapi_"
"Diam "
"Ayah Ibu aku begitu bahagia bisa bertemu dengan kalian berdua lagi. Lihat aku sudah berubah aku tidak seperti dulu lagi. Maafkan aku, aku sudah kembali dan tidak akan pernah ada lagi laki-laki yang menolakku"
"Siapa, di sini hanya ada satu anak perempuan saja kami tidak punya anak perempuan lagi. Dia sudah mati bisa kamu lihat ke dalam ada fotonya yang terpajang di deretan foto keluarga yang sudah meninggal"
Pintu langsung dibuka oleh Ayahnya, Dedes bisa melihat dengan jelas fotonya sudah dipajang disana. Dedes mundur tubuhnya tiba-tiba saja lemas.
"Silakan pergi, kami tidak mempunyai anak perempuan lagi. Kami juga tidak mengenal dirimu. Jadi silakan pergi dari sini dan jangan menghalangi jalan kami"
Makin lemas saja tubuh Dedes untung saja ada Ace yang menangkap tubuhnya "Pergilah " teriak Ayahnya.
Dedes yang kaget langsung berlari, Ace juga langsung mengikuti Dedes takut-takut terjadi apa-apa pada Dedes.
"Kenapa kamu begitu keras pada anak kita, dia sudah berusaha untuk menjadi yang terbaik untukmu"
"Diamlah sudah kubilang kan jangan pernah anggap anak itu lagi, dia sudah tiada dia sudah mati. Dia sudah bergaul dengan orang yang tidak benar, bahkan dia berani menemui seorang laki-laki. Biarkan saja dia seperti itu. Dia sudah ku anggap mati jangan pernah membantah kata-kataku, awas saja sampai aku melihat kamu bertemu dengannya atau menelpon dengannya. Aku tidak akan segan untuk melukai anak itu"
"Kamu memang Ayah yang tidak sayang anak, aku kecewa padamu. Aku sungguh kecewa, kamu membuat anakku dihadapan semua keluarga dan tetangga mati, padahal dia masih ada dan hidup. Jika itu sampai terjadi ingat jangan pernah menyesal dan sedih "
Ibu Dedes langsung masuk kembali, diikuti oleh Desi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments