Dedes yang sudah sampai di perpustakaan hanya bisa diam dan mengatur nafasnya, tiba-tiba saja ada yang mengagetkannya ternyata laki-laki tadi.
"Emm nona, ini kepala badut mu tertinggal kamu melupakannya "
Dedes dengan canggung segera mengambilnya dan menyimpannya didekat baju badut itu "Terimakasih karena sudah mau mengantarkannya padaku "
"Ya tidak masalah, bisakah kamu mencarikan buku untukku "
"Buku apa "
"Buku tentang orang yang baru saja keluar dari penjara setelah 10 tahun dipenjara "
Dedes segera pergi dan mengambil buku yang bisa dirinya ambil saja, memberikannya pada laki-laki itu "Terimakasih, namaku Ace dan kamu "
Dedes masih saja diam, baru pertama kali ada laki-laki yang mengajaknya berkenalan. Gugup dan tak tahu harus melakukan apa.
"Baiklah jika kamu tak mau memberitahu namamu tak masalah, aku pinjam dulu bukunya "
Ace langsung pergi dan Dedes langsung menyenderkan tubuhnya pada rak buku, jantungnya sudah berdetak begitu kencang tak karuan.
...----------------...
Keesokan harinya di toko buku, Dedes melihat Pak Andreas yang sedang mengobrol dengan perempuan-perempuan yang kemarin mengejeknya, mereka begitu akrab.
Apakah Pak Andreas tak ada niatan untuk meminta maaf padanya gitu ? Dedes langsung mengelengkan kepalanya. Jangan berharap lebih karena itu tak mungkin.
"Delana Dedes Pitaloka "
Dedes langsung tersadar dan melihat orang yang ada didepannya Ace lagi, Dedes merapihkan rambutnya dan menatap Ace.
Ace tersenyum pada Dedes dan itu makin membuat Dedes gugup "Jangan malu-malu seperti itu padaku, bisa kita berteman ? Sekarang aku tahu namamu Delana Dedes Pitaloka, nama yang bagus aku suka namamu ini. Aku kembalikan buku yang kemarin aku pinjam sudah selesai aku membacanya dan aku kembali meminjam buku yang lain. Ini yang aku pinjam"
Dedes hanya tersenyum dan mengambil buku itu, mengambil buku yang akan dipinjam oleh Ace, ada sebuah kertas disana tapi Dedes malah memasukannya.
Ace yang melihatnya hanya bisa cemberut melihat surat yang dia tulis malah dimasukan kedalam buku. "Ini sudah "
"Jangan terlalu kaku, aku tak akan melukaimu Dela"
"Iya " hanya itu yang keluar dari mulut Dedes.
Ace langsung saja pergi, memang sangat kecewa dengan respon yang diberikan oleh perempuan itu. Kaku sekali, apakah dia tak pernah dekat dengan laki-laki lain ?
...----------------...
Saat dimeja makan di pagi yang cerah Ayah dan Ibunya yang baru pulang, langsung menyediakan makanan untuk anak-anaknya.
"Dedes nanti malam akan ada yang datang kemari"
"Siapa lagi Ayah, bukannya Ayah dan Ibu akan pergi?"
Ibu Dedes melihat putrinya itu dengan iba, tapi tak bisa melakukan apa-apa. Apalagi harus membantah suaminya yang galak dan tak mau dibantah.
"Desi akan mengenalkan mu dengan laki-laki kenalannya. Ayah tidak masalah dan Ayah juga sudah menyerahkan semua itu pada Desi. Kamu harus mau ya bertemu dengan laki-laki itu. Ayah sudah melihat pekerjaannya apa, orang tuanya siapa Ayah sudah tahu. Tinggal kamu bertemu dengan laki-laki itu"
"Tapi Ayah"
"Sudah Des. Ayah sudah setuju jadi kamu tinggal siap-siap saja "
Dedes lagi-lagi harus patuh dengan apa yang Ayahnya mau. Sebenarnya dirinya enggan untuk bertemu dengan siapa-siapa lagi. Sudah lelah sekali rasanya.
...----------------...
"Kamu Ace kenapa berubah, kenapa jadi pendiam seperti ini padaku "
Ace malah diam saja sambil menyeruput kopinya "Ace aku sedang berbicara padamu, bahkan kamu tidak mau menyentuhku lagi "
Ace hanya sekilas menatap pacarnya, lalu kembali fokus pada tontonan nya "Ace aku sedang berbicara padamu, aku tidak suka diabaikan seperti ini "
"Kamu itu maunya apa ? " tanya Ace tanpa melihat wajah pacarnya.
"Keterlaluan sekali kamu, aku tidak pernah diacuhkan seperti ini. Lebih baik kita putus saja dasar kamu laki-laki brengsek tidak tahu diri, kamu tidak mengangkat teleponku, menghilang tanpa kabar. Aku datang kemari kamu tidak ada. Aku kesal padamu Ace "
"Baiklah jika itu yang kamu mau kita putus "
"Ace apakah kau yakin ? "
"Bukannya kamu yang meminta putus, lalu sekarang tiba-tiba kamu bertanya apakah aku yakin itu kan permintaanmu. Maka aku harus mengabulkannya kalau sudah tidak ada yang mau kamu bicarakan silakan keluar. Aku harus berolahraga dan membentuk otot-otot ku ini"
"Ace dasar laki-laki brengsek kamu, aku kesal padamu "
Ace hanya mengangkat bahunya saja dan langsung melakukan aktifitas selanjutnya, yaitu berolahraga seperti apa yang dirinya katakan tadi.
Pacar Ace segera masuk lift dan terus berteriak-teriak "Ace kamu brengsek"
Dedes dan Ayahnya yang ada didalam lift hanya bisa diam, terus saja perempuan itu mengumpat tak henti-hentinya.
"Kamu tahu dia adalah seorang bajingan, jangan sampai kamu mendapatkan pria seperti dia "teriak perempuan itu pada Dedes.
Dedes dan Ayahnya hanya bisa diam saja, mendengar setiap kata yang terlontar dari mulut perempuan itu.
...----------------...
Malam harinya benar saja ada laki-laki yang datang bersama pacar sang adik. Dedes yang sedang membenarkan pakainya langsung ditarik oleh adiknya.
"Ayo dia sudah datang, ayo ayo kamu pasti akan cocok dengannya "
Dedes mengikuti langkah sang adik, dan melihat ada laki-laki itu Dedes tersenyum dan berkenalan "Aku Devan "
"Dedes "
Mereka semua langsung duduk, Desi menawarkan minuman pada laki-laki itu tapi ditolak. Mereka mengobrol dengan asyik. Dedes yang akan ikut mengobrol tak jadi karena pembicaraan mereka sepertinya sudah asyik hanya bertiga saja.
Dedes hanya bisa diam dan mendengarkan meraka berbicara "Tak terasa sudah malam sekali, sepertinya aku harus segera pulang aku tak bisa berlama-lama lagi "
"Apakah secepat itu Devan"
"Ya aku harus pulang. Terima kasih atas jamuannya, aku harus pulang sekarang ayo Arjun kita pulang "
Desi segera mengantarkan Arjun pacarnya dan juga Devan ke depan pintunya, setelah mereka pergi Desi segera menutup pintunya dengan senang dia melangkah ke arah Kakaknya.
"Dia sangat tampan Dedes dan aku yakin kamu akan cocok bersamanya. Dia sangat mapan dan kalian akan hidup bahagia. Aku yakin dia tak akan menolakmu"
"Ini apa yang mengganjal. Ya ampun Devan meninggalkan teleponnya. Ini kamu saja yang berikan ke sana, hitung-hitung kalian berkenalan lagi. Tadi kalian tidak banyak bicara kalian malah saling diam"
"Kamu saja Desi, aku tidak mau"
"Sudah jangan nolak kayak gitu, lebih baik kamu saja biar lebih enak terus kalian bicara banyak nanti berdua di bawah. Ayo cepat kasih ponsel ini pada Devan calon suami kamu itu, aku yakin dia tidak akan menolakmu"
"Baiklah aku akan turun "
Dengan malas-malasan Dedes segera turun kelantai bawah, baru saja akan mendekati kedua laki-laki itu, malah mendengar hal yang seharusnya tak dirinya dengar sangat menyakitkan sekali kata-kata mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments