Dedes masuk kedalam kamar, adiknya sedang membereskan pakaiannya "Mau kemana kamu "
"Apa pedulinya kamu padaku, mau aku pergi ataupun tidak itu bukan urusanmu. Aku akan kawin lari saja bersama Arjun rasanya aku tidak kuat kalau harus tunggu kamu sampai mendapatkan jodoh, sedangkan Arjun memberikan waktu satu bulan kalau tidak pernikahan ini tidak akan pernah terjadi. Dia akan pergi dan meninggalkan aku"
"Tolong jangan pergi, kamu tahu sendiri kan Ibu bisa-bisa pingsan, kamu ingin semua itu terjadi pada Ibu tolong pikirkan itu"
Desi menangis, dia duduk diam ditempat tidur "Lalu harus bagaimana. Aku binggung sedangkan kamu sampai sekarang belum mendapatkan jodoh juga. Carilah sendiri "
"Aku sudah mencari jodoh untuk diriku sendiri Desi, tapi itu tidak gampang. Jadi seorang perempuan itu sulit untuk mendapatkan jodoh. Nanti kita cari solusinya aku akan berbicara pada Ayah ya kamu jangan kawin lari seperti ini"
Desi tidak menjawab dia hanya menangis saja, Desi sangat takut ditinggalkan oleh pacarnya, apalagi hubungan mereka sudah lama terjalin.
"Tolong percaya padaku. Aku akan berusaha ya" Dedes memegang erat tangan adiknya.
"Berjanji padaku kalau kamu tidak akan pergi dan melakukan hal nekat tolong "
"Baiklah, aku berjanji"
Desi langsung memeluk kakaknya dengan erat, ini adalah keputusan terberat dalam hidupnya. Kenapa Ayahnya tak mengizinkan dirinya saja dulu yang menikah.
...----------------...
Dedes yang sedang membereskan buku melihat ada sebuah majalah kecantikan, Dedes segera mengambilnya"Ini kan perempuan yang bersama Ace kan, mungkin aku bisa meminta bantuan padanya "
Dedes melangkah cepat kearah mejanya, lalu menghubungi nomor yang tertera disana "Hallo bisa aku bertemu dengan nona Nadine "
"Apakah anda sudah membuat janji nona ? "
"Belum "
"Kalau begitu kamu harus membuat janji dulu baru bisa bertemu dengan Nona Nadine. Beberapa bulan kedepan nona Nadine sedang sibuk. Paling anda bisa bertemu 4 bulan lagi "
"Apa 4 bulan, apa tidak bisa sekarang "
"Tidak bisa nona, sekarang jadwal Nona Nadine sedang penuh mungkin anda nanti bisa menemui nona Nadine 4 bulan lagi"
"Baiklah terimakasih "
Dedes dengan lemas menyimpan kembali gagang teleponnya, kenapa lama sekali padahal dirinya butuh sekali.
Harus minta bantuan siapa lagi, untuk membantunya mengubah penampilannya ini dan mendapatkan jodoh sesuai apa yang Ayahnya mau.
...----------------...
Dedes yang sedang membaca buku dikamarnya melihat Ace yang sedang joging "Bukannya dia pacarnya Nona Nadine kan ? "
Dedes tersenyum senang, dia menyimpan bukunya dan akan merencanakan sesuatu siapa tahu semuanya berjalan dengan lancar.
Malam hari Dedes terbangun, melihat kearah sampingnya tak ada siapa-siapa dimana adiknya. Dedes yang ketakutan kalau adiknya akan kabur segera berjalan kearah luar kamar ternyata adiknya sedang menangis.
"Ayolah angkat Arjun jangan seperti ini "
"Arjun jangan diamkan aku "
"Tolong angkat "
"Aku tidak bisa seperti ini, tolong angkat Arjun "
Desi yang melihat Kakaknya yang hanya menatapnya langsung marah "Pergilah jangan diam di sana, kamu senang kan "
Dedes menghembuskan nafasnya dan pergi meninggalkan adiknya. Dedes diam mendengarkan adiknya yang masih menangis.
Sengaja Dedes membuka pintunya agar bisa mendengar adiknya, bukanya kepo atau apapun tapi Dedes takut adiknya melakukan sesuatu yang fatal.
Dedes melihat kearah majalah itu "Mungkin aku harus sekarang meminta bantuannya "
Dedes berganti pakaian dan membawa majalahnya, saat melihat Desi tertidur Dedes segera pergi dari rumah dia akan meminta bantuan. Semoga saja berhasil dan bisa membuat dirinya berubah.
Dedes sengaja mengunakan tangga darurat takut-takut ada orang yang mengikutinya atau memergokinya. Dedes memencet bel beberapa kali dan dibuka oleh Ace.
"Maaf aku mengganggumu, bisa kita bicara "
Ace langsung membuka pintu dan Dedes langsung masuk menutup pintunya. "Maaf mengganggumu "
"Hemm ada perlu apa, biar aku bereskan dulu olahragaku, nanti setelah itu kita bicara"
Ace kembali berolahraga dihadapan Dedes "Apakah tak salah kamu olahraga di jam segini"
"Lalu apakah tak salah kamu datang ke rumahku di pagi hari seperti ini"
"Bukan begitu, ada hal yang harus aku tanyakan padamu. Aku butuh bantuanmu sudah lama kamu tidak pergi ke toko buku makanya aku kemari untuk menemuimu"
Dedes yang binggung membenarkan rambutnya, apalagi dirinya sangat gugup ditatap begitu oleh Ace
"Aku ingin minta bantuanmu, aku ingin pacarmu mengubahku, mengubah penampilanku"
"Pacarku ? "
"Iya ini " Dedes memperlihatkan majalahnya.
"Pacarmu Nona Nadine. Pasti bisa membantuku kan, mengubah penampilanku tolong bantu aku, kalau tidak aku harus minta bantuan pada siapa. Aku sudah mencoba untuk menelponnya tapi ternyata Nona Nadine sangat penuh sekali jadwalnya dan bisanya 4 bulan lagi. Sedangkan aku butuh waktu sekarang. Pasti dia bisa kan merubah penampilanku ayolah aku butuh itu kamu pasti bisa membujuknya kan"
Ace bangkit dan berjalan kearah Dedes "Dela apalagi yang mau kamu ubah, kamu sudah cantik "
Dedes menundukan kepalanya, cantik tapi tak ada lelaki yang mau dengannya "Kalau tidak Nona Nadine kamu punya rekomendasi yang lain tidak " Dedes mencoba mengalihkan pembicaraan nya.
Ace masih diam menatap Dedes, tiba-tiba saja pintu terbuka ternyata itu Nadine yang datang dengan membawa botol alkohol.
"Ace aku datang, maafkan aku karena telah memutuskan mu secara sepihak maafkan aku "
Nadine yang belum menyadari ada Dedes memeluk Ace, tapi Ace langsung melepaskan pelukannya. Nadine yang binggung melihat sekitar ternyata ada seorang perempuan disini.
"Dia siapa, apa pengantiku, apakah kamu tidak bisa mencari yang lebih cantik dariku. Lihatlah penampilannya begitu menjijikan"
"Jaga bicara Nadine "
"Apa dia datang kemari untuk menggoda mu, kamu sampai berkeringat. Apa kalian sudah melakukan hubungan suami istri"
"Cukup dia datang kemari untuk menemuimu "
"Menemuiku di jam 03.00 subuh apa tidak salah, dia kemarin ingin menggoda mu atau bagaimana"
Ace mengambil majalah yang ada di dekapan Dedes, Ace juga melihat kalau Dedes menangis "Ini lihat dia membawa majalah ini padaku untuk bisa mempertemukan dia denganmu. Dia ingin bertemu denganmu"
"Bohong aku tidak percaya, aku sudah banyak bertemu dengan perempuan lugu seperti dia dan tertutup tapi nyatanya dia lebih jahat dari perempuan seperti aku"
"Minta maaf padanya Nadine, itu sangat kasar dia adalah tetanggaku dia adalah perempuan baik-baik minta maaf padanya "
"Tidak sudi "
Nadine yang akan menyerang Dedes langsung dihalangi oleh Ace, Nadine yang kesal langsung pergi, tapi baru juga beberapa langkah dia melempar botol minumnya.
Ace yang sigap langsung menutupi badan Dedes agar tidak mengenainya.
"Dasar kalian munafik, kalian berdua sama saja, aku muak padamu Ace dan kamu juga perempuan tidak tahu diri "
Nadine membuka pintu dengan kasar dan pergi dari sana dengan sempoyongan, dia sudah sangat mabuk berat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments