"Kamu gila menjodohkan aku dengan perempuan seperti itu. Sedangkan pacarmu sendiri cantik. Tapi kamu malah menjodohkan aku dengan perempuan seperti itu "
"Aku mau menikah dengan Desi, kakaknya harus terlebih dahulu. Aku tidak mau menunggu lagi "
"Lalu harus aku yang diumpankan. Kamu gila demi kebahagian mu aku menjadi korbannya. Yang ada aku akan sangat bosan dengannya, mungkin aku bisa selingkuh nanti darinya "
"Bukan begitu, siapa tahu kalian cocok "
"Tidak cocok, pertama kali aku melihatnya sudah tidak ada nafsu "
Dedes kembali mundur dan memencet lift tapi lama sekali tak terbuka-terbuka. Dedes melihat ada lelaki itu. Lelaki yang selalu datang ke toko buku.
Dedes yang malu mengalihkan pandangannya, masih dengan air mata yang terus saja mengalir. Sedangkan Ace yang tak mau Dela tersinggung hanya diam saja.
Ace juga mendengar kata-kata dari orang-orang itu rasanya geram sekali. Setelah Dedes masuk Ace menyimpan belanjaannya dan mendekati dua laki-laki yang sedang mengobrol.
Ace bersandar di kap mobil itu, menatap mereka berdua yang masih berdebat "Kalau ingin menolak perempuan dengan baik-baik, tidak usah menghinanya. Semua perempuan itu cantik tidak ada yang jelek. Mereka diciptakan untuk dilindungi bukan dihina. Kalau memang tidak tertarik temui perempuan itu dan bicara dengan lembut mereka akan mengerti tanpa harus kamu menghinanya "
"Hey jangan ikut campur "
"Bukannya ikut campur, aku hanya tidak suka kamu mengatakan hal kotor seperti itu pada seorang perempuan apalagi pada Dela, dia adalah perempuan baik. Terlepas dari penampilannya itu tidak penting yang terpenting adalah isi hatinya, kebaikannya. Jika aku mendengar kalian mengatakan hal yang tidak baik lagi pada Dela aku tidak segan-segan menghajar kalian "
"Jangan jadi jagoan "
Ace yang geram karena kata-katanya malah dibalas seperti itu langsung menghajar Devan, yang tadi sudah menghina Dela.
Devan yang tidak terima membalas pukulan itu, mereka malah berkelahi. Arjun yang kebingungan memangil satpam untuk memisahkan mereka.
Setelah terpisahkan Ace menatap garang pada Devan "Ingat kata-katamu itu sangat busuk. Jangan pernah datang lagi kemari dan menghina Dela "
Ace pergi begitu saja tak peduli lawannya akan melaporkannya pada polisi. Yang terpenting rasa kesalnya sudah tersalurkan pada laki-laki itu.
Ace juga tak lupa mengambil belanjaannya yang tadi disimpan didepan resepsionis.
...----------------...
"Ini ponselnya "
"Kenapa bukannya kamu berikan pada Devan "
"Aku sudah bilang kan dia tidak akan pernah mau denganku. Tolong jangan jodohkan aku lagi dengan siapapun itu"
"Tapi aku ingin menikah. Apa kamu tidak mengerti perasaan aku. Bagaimana kalau Arjun meninggalkanku apa kamu akan tanggung jawab ? Apakah aku harus jadi perawan tua seperti kamu Delana "
Dedes mengusap air matanya dan duduk berhadapan dengan adiknya. Rasanya sakit menjadi dirinya ini selalu saja ditolak sana-sini.
"Lakukan sesuatu Delana Dedes Pitaloka aku tidak mau, aku harus menikah kamu jangan jadi penghalang dalam pernikahanku ini. Namamu cantik tapi tidak secantik wajahmu "
Desi langsung saja pergi kearah kamarnya, tak lupa membawa ponsel temanya itu. "Aku juga sebenarnya tak mau menjadi penghalang mu, aku juga ingin bahagia Desi "
Dedes lagi-lagi hanya bisa menangis, kenapa begitu tak adil. Kenapa dunia ini tak adil sekali padanya. Sudah banyak laki-laki yang datang kemari tapi semuanya menolak dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments