004. Le tailleur d'Assogaté (Penjahit dari Assogaté)
“Dimana penjahit yang kamu katakan, Kima?”
Wanita cantik yang menggunakan vintage night dress dilapisi oleh jubah tipis itu bertanya dengan nada bosan. Pasalnya pertanyaan itu sudah lebih dari lima kali ia utarakan. Namun, tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan.
“Mungkin besok, Yang Mulia Ratu.” Kima yang sedang menata beberapa menu makan malam bagi sang ratu menjawab.
Sejak pagi wanita cantik itu sudah menunggu kedatangan penjahit yang Kima janjikan. Namun, sampai 24 jam berlalu, penjahit yang katanya sangat berbakat itu tak kunjung muncul di istana ratu.
“Jika sampai besok dia tidak datang, aku sendiri yang akan melarang tokonya beroperasi!” cetus Kayena tanpa asa-asa. Ia baru saja menikmati entrée, yaitu makanan pembuka atau starter ringan. Namun, entah kenapa ia sudah naik tensi.
Koki di istana ratu yang juga dibawa dari Kyen memasak coquilles saint jacquest untuk entrée makan malam. Makanan pembuka khas Prancis yang merupakan olahan kerang dalam saus pesto atau gratin. Ditemani dengan segelas anggur pineau des cahrentes, yaitu anggur yang diperkaya rasa. Terbuat dari anggur dan cognac. Sedangkan hidangan utama adalah daging sapi panggang yang lebih berat. Ada pula salad yang menambah deretan makanan sehat dan kaya serat. Namun, dari semua itu Kayena hanya menikmati sedikit coquilles saint jacquest, sepotong daging sapi panggang, serta dua sendok salad. Ia sama sekali tidak menyentuh anggur pineau des cahrentes dan lebih memilih menggantinya dengan air putih.
Porsi makan Kayena memang tidak pernah berubah. Ia hanya makan beberapa suap, asalkan kebutuhan gizi serta serat bagi tubuhnya tercukupi. Apalagi saat masih berada dalam masa berkabung—pada kehidupan sebelumnya—Kayena bisa tidak makan selama seharian, karena terlalu larut dalam kesedihan.
“Saya yakin penjahit yang Anda inginkan akan datang esok,” ujar Kima ketika ia mulai membereskan bekas makan malam sang ratu.
Semenjak mengulang kehidupan untuk kedua kalinya, Kayena menjadi lebih teliti dan selektif. Ia tidak mau ada sembarangan pelayan yang masuk ke kamarnya. Hanya Kima, kepala pelayan, kepala koki, serta beberapa pelayan yang mendapatkan akses keluar-masuk kamar Kayena dengan mudah.
“Kita lihat saja besok. Dia datang atau tidak,” gumam Kayena. Ia membutuhkan penjahit yang punya skill another level guna menunjang penampilan perdananya di acara peringatan hari kelahiran selir agung Katarina. Jika ia melewatkan kesempatan emas tersebut, ia harus merombak rencananya dari awal.
Padahal Kayena sudah tidak sabar untuk tampil perdana. Ia ingin melihat bagaimana raut wajah suami serta kekasih suaminya itu. Apa mereka akan terkejut? Atau malah lebih dari terkejut? Kayena tak sabar menantikannya.
“Yang Mulia Ratu.”
“Hm. Ada apa?”
“Ada tamu untuk Anda,” ucap Kima yang datang dengan beberapa tumpuk dokumen dalam rengkuhan kedua tangannya. Tadi ia sempat diminta untuk mengambil beberapa dokumen.
“Siapa? Di dalam agenda harianku tidak tertulis ada pertemuan dengan siapa pun hari ini.” jawaban itu dilontarkan oleh wanita cantik yang berada di balik sebuah meja kerja. Ia tampak serius membaca beberapa dokumen semenjak pagi.
“Tailor from Assogaté,” kata Kima memberitahu.
Sontak, gerakan tangan Kayena yang sedang menggunakan pena langsung terdiam. “Persilahkan masuk. Sudah lama aku menunggunya.”
Kayena tersenyum miring saat akhirnya penjahit yang ia tunggu-tunggu datang juga. Hampir saja ia meminta Kima untuk mencari penjahit berbakat lain yang ada di setiap penjuru Robelia.
“Penjahit rendahan ini memberi hormat pada Your Majesty.”
Kayena mengangguk dari balik meja kerjanya. “Jadi kamu penjahit berbakat yang belakangan ini menjadi perdebatan di kalangan para bangsawan?”
Kayena menatap lawan bicaranya dengan tatapan tidak percaya. Ia pikir penjahit dari toko bernama Assogaté itu adalah seseorang dengan usia setengah abad, atau setidaknya seperempat abad. Namun, dilihat dari wajahnya, pemuda itu masih sangat muda. Kayena bahkan tidak percaya jika ia adalah seorang penjahit yang belakangan sangat terkenal di kalangan para bangsawan. Mengingat gaun rancangan pertamanya yang popular di kawasan Robelia digunakan oleh putri seorang bangsawan pada acara debutante (debytãt).
Débutante sendiri berasal dari bahasa Perancis débutante (debytãt) yang mengandung arti perempuan muda dari latar belakang keluarga aristokrat atau kelas atas yang telah mencapai kedewasaan, dan sebagai orang dewasa baru, disajikan kepada masyarakat pada “debut” formal. Di Robelia, menjadi debutan atau débutante (debytãt) biasanya diadakan setiap bulan April, di musim semi saat bunga bermekaran. Para nona dan tuan muda bangsawan pergi ke istana untuk memberi hormat pada raja dan ratu.
“Saya hanya penjahit biasa, Yang Mulia.”
“Tunjukkan keahlian mu padaku,” ujar Kayena seraya melipat tangan di depan dada. “Buatkan aku satu gaun yang bisa mengubah sudut pandang orang lain terhadap pemakainya.”
Killian, tailor From Assogaté tersenyum miring. “Jika boleh tahu, hendak digunakan untuk acara apa gaun itu?”
“Penampilan perdana ku di hari peringatan kelahiran Selir,” jawab Kayena tanpa dusta. “Sebagai seorang pelanggan, aku punya beberapa masukan.”
“Saya akan mendengarkan masukan dari Yang Mulia Ratu dengan senang hati,” jawab Killian seraya melepaskan tas punggung yang ia gunakan untuk membawa beberapa barang yang dibutuhkan. “Bagi rakyat rendahan seperti saya, sebuah kehormatan dapat membuat pakaian untuk Pendamping Matahari Kekaisaran.”
“Ternyata kamu pandai menyanjung,” respon Kayena seraya beranjak dari tempatnya duduk. “Kamu cuma punya waktu dua hari untuk membuat gaun yang aku inginkan.”
“Jujur, saya tidak bisa membuat gaun baru dalam waktu sesingkat itu, Yang Mulia Ratu.”
“Kenapa?” kening Kayena berkerut mendengarnya. Sebelum memanggil tailor from Assogaté itu ke istana, Kayena sudah meminta Kima untuk menyelidiki identitasnya terlebih dahulu.
Selain identitas Killian, Kima juga memaparkan soal beberapa keunggulan dari hasil jahitan tangan Killian. Pria muda itu penjahit yang handal. Hasil jahitannya rapih, rancangan gaunnya juga selalu out of the box sampai berkesan berani terbuka. Salah satu ciri khas dari gaun rancangan tailor from Assogaté itu adalah adanya taburan batu permata yang mempercantik tampilan gaun tersebut.
“Saya hanya seorang penjahit rendahan yang biasa mengerjakan semua pesanan dengan tangan sendiri. Untuk waktu yang telah Yang Mulia Ratu berikan, itu terlalu singkat untuk membuat gaun baru. Kecuali …”
“Kecuali?” bingung Kayena. Menanti kelanjutan kalimat Killian.
“ … jika Yang Mulia Ratu berkenan, saya bisa merancang gaun baru dari salah satu koleksi gaun lama.”
Kayena tersenyum miring mendengarnya. “Merancang gaun dari salah satu koleksi gaun lama? Kedengarannya tidak terlalu buruk. Coba tunjukkan dulu keahlian mu,” ucapnya kemudian. “Kima. Bawa kemari gaun-gaun lama milikku.”
“Baik Yang Mulia Ratu,” jawab Kima dengan segera.
Alih-alih membuat gaun baru, tailor from Assogaté itu malah mengusulkan opsi lain. merancang gaun dari salah satu koleksi gaun lama Kayena. Kedengarannya cukup menarik. Kayena ingin memberi kesempatan terlebih dahulu kepada pemuda itu. Ia ingin tahu sejauh mana kemampuan pemuda itu, sampai-sampai nama toko bajunya popular belakangan ini.
“Terlalu terbuka,” komentar Kayena.
“Yang Mulia Ratu tadi berkata ingin gaun yang menunjukkan kesan berani dan berapi-api?” Killian berani menjawab, karena memang ia membuat sketsa gaun tersebut sesuai keinginan Kayena.
“Ya. Itu memang tujuanku, tapi … ini terlalu terbuka.”
Killian mengangguk paham. Ia kemudian kembali menggerakkan pensil di atas sketsa gaunnya. Menambahkan sesuatu. “Bagaimana jika seperti ini?”
“Ini jauh lebih bagus,” setuju Kayena. Pemuda itu menambahkan aksen kerah namun tampak dihiasi oleh sesuatu. “Lalu apa ini?”
“Ciri khas rancangan saya,” jawab Killian. “Saya membutuhkan satu peti batu permata berwarna merah.”
“Lancang sekali perkataan mu pada Yang Mulia Ratu,” sentak Kima.
Alih-alih gentar, Killian malah tersenyum kecil seraya menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi. Gesture itu sebenarnya sangat tidak sopan di tunjukkan rakyat biasa di depan seorang ratu, namun Kayena tak langsung mengindahkan.
“Untuk apa satu peti batu permata itu?” tanyanya kemudian.
“Untuk mempercantik gaun Yang Mulia Ratu.”
Kayena terdiam untuk beberapa saat. Batu permata asli untuk menghiasi sebuah gaun? Brilian sekali. Kayena pun menyanggupi syarat tersebut. Selama proses pembuatan berlangsung, Killian juga diminta untuk tinggal di istana ratu, supaya Kayena bisa mengontrol secara langsung progress pembuatan kostum untuk penampilan perdananya.
“Cantik sekali,” puji Kayena ketika berkesempatan untuk menggunakan gaun pertama rancangan Killian. Ia langsung jatuh cinta pada gaun yang mengingatkan dirinya pada masa debutante. Gaun lama yang dirombak oleh Killian memang gaunnya semasa belum menjadi ratu Robelia. Karena tangan ajaib pemuda itu, sekarang gaun lama Kayena tampak seperti baru.
“Bekerjalah untukku, Killian,” pinta Kayena seraya menatap pemuda yang murah senyum itu. Walaupun terkadang ia bersikap sesuka hati. “Aku ingin kau mengurus kebutuhanku soal pakaian.”
Killian tersenyum tipis, lalu memberikan penghormatan pada Pendamping Matahari Kekaisaran itu. “Sebuah kehormatan bisa bekerja untuk Yang Mulia Ratu.”
💰👑👠
Tengg~
Tengg~
Tengg~
Suara lonceng yang dibunyikan pagi itu menyambut kehadiran Kayena pada sebuah Katedral yang dibangun dengan gaya Gothic. Walaupun berukuran kecil, Katedral yang diberi nama Carcel itu sangat indah dan sejuk dipandang mata. Pasca lonceng dibunyikan sebagai tanda untuk memanggil para umat untuk berkumpul dan berdoa, rakyat Robelia tampak datang secara berbondong-bondong.
Ketika Kayena berhasil masuk ke dalam, setiap baris kursi telah terisi. Hatinya merasa terenyuh sekali. Ternyata rakyat Robelia sangat mencintai mendiang putra mahkota Carcel. Dibanding para bangsawan yang pagi itu tidak terlihat sama sekali, karena mereka pasti sibuk mempersiapkan diri untuk memenuhi undangan dari selir agung Katrina.
“Ibu datang, sayang.” Gumam Kayena kala melihat satu potret lukisan putra pertamanya yang dipajang pada salah satu sisi. “Maaf jika Ibu tidak bisa melindungi kamu dan adik-adik kamu di kehidupan sebelumnya,” lanjutnya. “Untuk kedepannya, Ibu tidak akan membiarkan adik-adik kamu lahir dalam situasi dan kondisi yang sama.”
Kayena telah berjanji. Pada kehidupan kali ini ia akan lepas dari cengkraman Kaizen, setelah membalas kemalangan yang ia dan putra-putranya rasakan di kehidupan sebelumnya.
💰👑👠
Semoga suka & sampai jumpa di part berikutnya 🤗
Tanggerang 11-03-23
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
Eka Masuku
👍🏼
2025-02-13
0
Maria Magdalena
👍👍👍
2025-01-08
1
joong
Mantab jiwa 👍👍👍
2024-11-02
1