0010. Débat le Matin (Perdebatan di pagi hari)
“Sedang membicarakan apa kalian?”
Tiga wanita berseragam pelayan itu langsung menoleh, lalu menunduk hormat ketika menyadari jika pemilik suara tersebut adalah kekasih sang baginda raja.
“Hormat kami, Yang Mulia Selir. Maaf jika kami tidak menyadari kehadiran Anda.”
“Tidak apa-apa. Aku datang untuk mencari Kyara,” jawab wanita yang memiliki wajah mungil itu. Ia memang jarang memasuki area dapur, maka tak heran jika para pelayan terkejut melihat kedatangannya.
“Kyara sedang pergi mengambil gaun baru Anda, Yang Mulia Selir,” jawab seorang pelayan di antara mereka. Lebih tepatnya pelayan yang memiliki warna rambut brunette.
“Begitu rupanya,” ucap wanita yang masih menggunakan gaun tidur itu. “Lalu apa yang sedang kalian bicarakan? Sepertinya seru sekali.”
“Ehm, itu … barusan kami sedang membicarakan soal rumor yang beredar, Yang Mulia Selir.”
“Rumor?”
“Iya. Rumor tentang hubungan Yang Mulia Raja dan Ratu.”
“Rumor tentang hubungan Yang Mulia Raja dan Ratu?” Katarina, wanita yang memiliki wajah polos itu sontak menutup mulutnya sendiri dengan tangan. Membuat tiga pelayan di depannya kontan gelagapan.
“Maafkan kami, Yang Mulia Selir. Kami tahu, kami bersalah karena ikut bergosip soal rumor itu.”
“Memangnya rumor apa yang sedang berhembus di luar sana?” lirih Katarina seraya melangkah kian dekat.
“Rumor tentang hubungan Yang Mulia Raja dan Ratu yang memburuk,” kata pelayan itu. “Rumor itu baru muncul, lebih tepatnya setelah semalam Yang Mulia Raja berkunjung ke istana Ratu.”
Katarina terdiam mendengarnya. “Pantas saja semalam Raja tidak berkunjung ke kamar ku,” batinnya di dalam hati. “Apa yang menjadi masalah jika Yang Mulia Raja berkunjung ke istana Ratu? Bukan kah mereka pasangan suami-istri yang sah di mata hukum?”
“Anda benar Yang Mulia Selir,” sahut si pemilik rambut brunette. “Kami semua tahu jika hati Yang Mulia Raja hanya milik Anda. Namun, Yang Mulia Ratu tetap lah istri Yang Mulia Raja.”
Katarina tersenyum lembut mendengarnya. “Bisa dicintai Yang Mulia Raja saja sudah cukup bagiku. Aku tidak pernah mempermasalahkan hubungan Yang Mulia Raja dan Ratu.”
Begitu lah caranya merendahkan diri, sampai-sampai tidak ada yang bisa merendahkannya lagi. Siapapun akan terpesona dengan sifat lugu serta polos selir Katarina yang tampak sangat mencintai raja, serta tidak pernah memimpikan sebuah tahta.
“Lalu apa yang menjadi perdebatan?”
“Semalam Yang Mulia Ratu menolak kehadiran Yang Mulia Raja di kamarnya,” ucap pelayan tadi dengan suara lebih kecil.
“B-enar kah?” tanya Katarina tidak percaya. Bukan kah dulu wanita itu bahkan rela “mengemis” agar sang suami datang berkunjung?
“Ada juga pelayan yang mengatakan jika Yang Mulia Ratu meminta cerai pada Yang Mulia Raja,” imbuh pelayan yang lain.
“Meminta cerai?” ulang Katarina. Ia tampak tidak percaya. Namun, di dalam hati ia merasa senang bukan kepalang. Ternyata wanita itu tidak berubah sedikit demi sedikit, namun berubah secara total. Sekarang ia bahkan berani meminta cerai.
Walaupun Katarina baru mendengarnya dari rumor yang berhembus di antara para pelayan, Katarina yakin jika sebentar lagi ia akan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Jika rumor itu benar, maka Katarina bisa bernafas lega untuk kedepannya. Jelas, karena hanya akan ada satu wanita raja di istana, dan wanita itu tentu saja dirinya.
“Apa Yang Mulia Selir sudah mendengar rumor soal Yang Mulia Raja dan Ratu?”
Katarina yang sedang menikmati portuguese egg tart itu tersenyum manis ketika pelayan setianya yang bernama Kyara datang dengan gaun-gaun baru miliknya. Ia pun menyudahi kegiatan menikmati kudapan dari puff pastry dengan tambahan custard vla yang terasa delicious, crunchy, serta creamy itu.
“Rumor tentang Yang Mulia Raja dan Ratu?”
Pelayan bernama Kyara itu mengangguk. Ia baru saja menyimpan barang bawaannya di kursi, lalu menghampiri sang majikan yang sedang menikmati sarapan pagi.
“Benar, Yang Mulia Selir. Pelayan pada bagian garmen juga sedang membicarakannya.”
“Ternyata rumor itu sangat cepat menyebar,” komentar Katarina, santai.
Kyara mengangguk. “Apalagi rumor ini benar-benar mengejutkan, karena tiba-tiba Yang Mulia Ratu meminta perceraian. Namun, Yang Mulia Raja tidak menyetujui permintaan tersebut.”
Mendengar ucapan pelayan yang paling dekat dengannya itu, Katarina langsung terbatuk-batuk. Kyara pun bergegas menyodorkan air minum pada kekasih Matahari Kekaisaran tersebut.
“Anda baik-baik saja, Yang Mulia Selir?”
Katarina mengangguk dengan wajah yang merah akibat tersedak. “Apa yang baru saja kau katakan?”
“Yang Mulia Selir tidak tahu? Yang Mulia Raja katanya menolak keinginan Yang Mulia Ratu.”
“…”
“Semalam Yang Mulia Ratu menolak kedatangan Yang Mulia Raja, namun Yang Mulia Raja tak tinggal diam. His Majesty bahkan memerintahkan ahli kunci untuk membuka paksa pintu kamar Yang Mulia Ratu yang dikunci dari dalam,” tutur Kyara. “Saya mendengar cerita dari salah satu prajurit yang semalam berjaga, akhirnya Yang Mulia Ratu mau membuka pintu ketika Yang Mulia Raja hampir menghancurkan pintu tersebut.”
“Jadi Yang Mulia Raja bermalam di istana Ratu?”
Kyara mengangguk dengan lugas. “Bahkan saya juga mendengar jika sampai saat ini Yang Mulia Raja belum kembali ke peraduannya.”
“A-pa?”
“Yang Mulia Raja belum kembali dari istana Ratu. Oleh karena itu, rumor yang pagi ini tersebar mulai terpatahkan dengan adanya fakta tersebut. Karena biasanya Yang Mulia Raja tidak pernah tinggal di kamar Yang Mulia Ratu sampai fajar menyingsing. Apa mungkin dua orang yang semalam dirumorkan berdebat hebat, betah tinggal dalam satu ruangan dengan kurun waktu yang lama?”
Katarina tidak menjawab. Buku-buku tangannya sudah memutih karena tangannya mengepal entah sejak kapan. Sedang apa dua orang dewasa yang katanya semalam terlibat pertengkaran hebat dalam satu ruangan sampai pagi beranjak siang? Padahal Katarina tahu betul jika pria itu tidak pernah betah berlama-lama dengan istri sahnya.
Kyara yang baru menyadari kesalahannya, langsung bersujud di kaki Katarina. “Maafkan saya, Yang Mulia Selir. Saya tidak bermaksud untuk …”
“Keluar. Aku tidak mau mendengar omong kosong dari mulut mu lagi!”
Sepeninggalan Kyara, Katarina tidak dapat lagi menyembunyikan kegelisahannya. Padahal pagi tadi ia senang bukan kepalang karena mendengar rumor bahwa Kaizen dan Kayena akan bercerai. Namun, sekarang ia dibuat gelisah tanpa sebab, karena untuk pertama kalinya Kaizen berkunjung ke istana Ratu sampai pagi menjelang siang. Apa yang dilakukan pria itu sebenarnya?
“Jika perceraian di antara mereka belum bisa dipastikan, berarti aku harus membuat rencana untuk memastikan perceraian itu benar-benar terjadi.”
💰👑👠
Suara deburan ombak serta aroma amis khas air laut berhasil menganggu tidur nyenyak seorang wanita cantik. Gangguan lain datang dari sinar matahari yang pagi itu tampak sangat menganggu.
“Kima, tolong tutup tirainya.” Ia bergumam lirih, memanggil sang pelayan yang biasa datang pada pukul enam pagi. Hari ini ia akan tidur sedikit lebih lama, karena rasanya begitu malas untuk membuka mata.
“Kau sudah bangun, Kayena?”
Namun, alih-alih suara feminim milik pelayan pribadinya, indra pendengaran pemilik nama cantik itu malah menangkap suara berat yang terdengar serak, khas suara bangun tidur. Sontak kedua kelopak mata yang ditumbuhi bulu mata lentik itu terbuka, mengerjap beberapa kali ketika berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina mata. Hal pertama yang ia tangkap adalah pemandangan laut biru dengan ombak cukup besar dari bingkai jendela yang tirainya melambai-lambai karena tiupan angin.
Lalu, jangan lupakan satu lengan kokoh yang menjadi bantalan kepalanya. Ia yang tidur menyamping pun bisa langsung merasakan material kokoh nan hangat yang berada tepat di belakang punggungnya. Ditambah lagi dengan satu lengan kokoh lain yang membelit pinggangnya.
“Kita harus segera bangun, Kayena.”
Suara berat yang terdengar serak itu kembali terdengar. Kayena yang sempat melupakan kejadian semalam, perlahan-lahan mulai mendapatkan ingatannya kembali. Namun, ingatan terakhir yang ia miliki adalah tertidur di kursi panjang yang biasa dijadikan tempat untuk bersantai di sore hari sembari menikmati indahnya matahari terbenam. Lantas, sekarang kenapa ia berbaring di atas ranjang bersama … suaminya?!
“Kayena.”
Suara itu terdengar lagi saat si pemilik nama memutar badannya. “Bagaimana bisa saya berakhir di sini?” tanyanya tak bersahabat.
“Karena aku yang membawamu kemari.”
“Yang Mulia, Anda benar-benar sudah melewati batas yang …”
Kalimat Kayena tak sampai selesai diucapkan, karena pria rupawan yang sekarang tampil dengan bear face itu menarik tubuhnya mendekat, kemudian menjatuhkan satu kecupan di pucuk kepala Kayena dengan durasi yang cukup lama. Ya, durasi kecupan itu cukup lama dibandingkan kecupan terakhir yang Kayena ingat pada kehidupan sebelumnya.
“Selamat pagi. Apa tidur mu nyenyak?” katanya kemudian, terdengar seperti seorang suami yang tengah membujuk istrinya yang sedang merajuk.
“Tidur saya nyenyak, sebelum pagi saya Anda rusak,” jawab Kayena dengan datar.
Namun, alih-alih marah, pria rupawan yang entah sejak kapan telah menanggalkan atasannya itu malam terkekeh. “Bagus lah jika tidur mu nyenyak,” katanya kemudian dengan tangan merapihkan surai nakal yang menutupi sebagian wajah cantik istrinya. “Kita bangun terlalu siang. Mungkin sekarang para pelayan sudah menunggu di depan.”
“Lalu kenapa Anda masih ada di sini?” tanya Kayena, datar.
Paginya yang damai langsung berganti nuansa ketika sadar jika penyebab dari penderitaannya di masa lalu masih ada bersamanya.
“Karena aku ingin.”
Kayena menghembuskan napas kecil. Tanpa berkata lagi, ia kemudian beranjak duduk. Angin yang cukup kencang pagi itu berhasil membuatnya sadar jika sekarang tubuhnya tidak terlindungi jubah tidur yang semalam ia kenakan. Tatapan tajam langsung ia layangkan pada sang suami yang baru saja ikut beranjak.
“Ada apa?”
“Apa Anda bisa segera mengenakan pakaian Anda, lalu pergi dari kamar saya?”
Kaizen meregangkan otot-otot tangannya yang sempat kebas, karena semalaman digunakan sebagai bantalan. Wajah tampan raja Robelia itu tampak lebih santai ketimbang semalam. Kendati demikian, Kayena masih tampak tak sudi menatap wajahnya. Selain tampan, wajah yang di-copy dengan baik oleh mendiang putra-putranya itu selalu berhasil membuat Kayena merasakan sesak di dadanya.
“Hari ini aku akan bersiap dan sarapan di sini bersama mu,” ungkapnya kemudian. Dengan sesuka hati memonopoli ruang pribadi sang istri.
Sedangkan si pemilik sendiri semakin dibuat muak akan sikap raja Robelia yang suka semena-mena itu. Padahal dulu ia tak perlu repot-repot mengusir, karena pria akan bergegas pergi setelah menyelesaikan kewajibannya.
💰👑👠
Semoga suka & sampai jumpa di part berikutnya 🤗
Tanggerang 17-03-23
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
Ersa
kapoookkk gak sekalian keselek kursi opp meja gitu 🤣
2024-03-08
0
Ersa
ratu deramaahh
2024-03-08
0
Virgo Girl
🤣🤣mampus🤣🤣
2024-02-06
1