cemburu

chania tersadar akan laptop yang tidak sengaja dijatuhkannya. tangannya begitu terasa lemas seolah tak bertulang ketika mendengar sebuah fakta bahwa sang CEO mereka mencintainya.

"silahkan masuk" ucap Erland mencoba biasa saja setelah apa yang diucapkannya tidak pernah diucapkan olehnya.

"pak, hari ini anda di jam sebelas siang ada pertemuan dengan perusahaan X di restorant melati dilanjut dengan dijam 2 dengan perusahaan S di cafe kenanga. jadi bapak makan siang tetap direstorant melati atau bagaimana pak?" ucap chania mencoba tetap profesional padahal ia sangat gugup berada didekat Erland sekarang.

"menurut kamu bagaimana bagusnya?"

"emm kalau menurut saya sebaiknya memang istirahat tetap di restorant melati pak agar tidak memperlambat waktu untuk mencari makan siang lagi" jawab chania

"yasudah tetap disitu saja" ucap Erland

"hah"

"siapkan segala berkasnya dan kamu ikut saya hari ini"

"tapi pak kerjaan saya masih banyak" ucap chania berbohong padahal kerjaannya sudah selesai sedari tadi.

"kamu itu sekertaris saya kalau kamu lupa" ucap Erland tanpa menolak bantahan dari chania.

"yasudah kalau begitu saya permisi pak"

ucap chania sambil berlalu pergi dihadapan Erland. namun tiba - tiba Erland memegang pergelangan tangan chania. chania yang kaget segera melepas tangannya secara kasar.

"jam berapa kita akan pergi?" ucap Erland

"kira - kira sekitar dua puluh menit lagi pak, karena saya harus mempersiapkan berkas yang akan dibawa" ucap chania menundukkan kepalanya, ia takut karena sudah lancang terhadap bosnya itu.

"tatap saya ketika berbicara" ucap Erland

chania akhirnya menatap Erland, sedetik kemudia mereka saling tatap. ada getara aneh ketika Erland menatap mata cantik itu. sedangkan chania, merasa gugup ditatap seperti itu oleh Erland.

"keluar" ucap Erland kepada chania, ia tidak sanggup lagi menatap mata cantik itu.

"baik pak permisi" ucap chania lalu kemudia pergi dari ruangan Erland dan menutup pintu.

chania memegang jantungnya yang sedari tadi ingin melompat dari tempatnya.

"perasaan apa ini?" chania senyum senyum seorang diri dan menduduki bangkunya, ia bernyanyi kecil sambil mempersiapkan berkas yang akan ia bawa siang nanti.

sedangkan Erland meninju-ninju udara diruangannya.

"aku mencintaimu chania Mahira" ucap Erland sambil berjoget joget tidak jelas karena kesenangan dengan perasaan yang dia rasakan saat ini.

dua puluh menit kemudian

"chania ayo kita berangkat" Erland keluar dari ruangannya dan menghampiri chania yang sedang sibuk dikuris kerjanya.

"eh bapak, baru saya akan keruangan bapak" ucap chania, memang benar ia hendak keruangan Erland dan mengajak sang ceo tapi tidak disangka Erland sudah ada dihadapannya.

"mari pak" ucap chania dan mempersilahkan Erland berjalan terlebih dahulu, Erland hanya menganggukkan kepalanya dan berjalan didepan chania sesuai dengan yang diperintahkan chania.

mereka menggunakan lift untuk turun kebawah, saat dilift ternyata ada Bim disana.

"bos kau ingin kemana?" ucap Bimo kepada Erland

"bukan urusanmu" ucap Erland cuek tak berminat menanggapi pertanyaan Erland.

Bimo mendengus kesal terhadap Erland.

"hai kita belum kenalan, aku Bimo laksmana aku manajer keuangan diperusahaan ini sekaligus sahabat dari CEO sombong mu itu. aku biasa dipanggil Bimo" ucap Bimo sambil menjulurkan tangannya kepada chania.

chania menerima uluran tangan itu " saya chania mahira pak biasa dipanggil caca" ucap chania sambil tersenyum kepada Bimo.

"Caca senang berkenalan dengan mu" ucap Bimo, belum ada tanda-tanda Bimo akan melepaskan tangan chania. Erland yang melihat itu segera menarik tangan chania dari sana.

"sebab juga berkenalan dengan anda pak" ucap chania yang merasa canggung terhadap Bimo karena Erland menarik tangannya paksa.

"jangan panggil pak, panggil Bimo saja. sepertinya kita seumuran. panggil sayang juga boleh kok" ucap Bimo, chania yang mendengar itu tertawa dengan ucapan bimo.

"bapak ini ada-ada saja" ucap chania. Bimo dan chania asik mengobrol dengan ucapan bimo yang sangat random dan hal itu membuat chania tertawa terbahak-bahak.

'suasana apa ini, mengapa dia kelihatan terlihat senang dengan Bimo. padahal dia sudah tahu kalau aku mencintainya' ucap Erland didalam hatinya. ia seperti tidak dianggap ada dilift itu.

Ting (anggap aja suara lift kebuka)

chania dan Erland keluar dari lift itu dan menyisakan Bimo seorang diri didalamnya.

"pak Bimo saya dan pak Erland pamit duluan yah" ucap chania sopan.

"ya Caca, hati-hati yah dan semangat" ucap Bimo, chania hanya tersenyum menanggapi ucapan bimo.

ditempat parkir didalam mobil

mobil itu tak kunjung berjalan 'kenapa belum jalan, apa mungkin sikulkas ini ada barang yang ketinggalan?' ucap chania didalam hatinya.

"sudah pacarannya?" ucap Erland menatap chania yang disampingnya dengan tajam.

"maksud bapak?" ucap chania tidak paham dengan apa yang diucapkan oleh CEO kulkasnya ini.

"iya kamu sudah puas belum pacarannya, atau mau dilanjut lagi?" ucap Erland dengan datar dan tetap menatap chania dengan tajam.

"maksud bapak apa sih saya gak paham, langsung berangkat saja pak nanti kita akan telat" ucap chania sambil menatap lurus kedepan untuk menghindari kontak mata dengan Erland.

"saya bilang tatap mata saya kalau saya lagi bicara" Erland akhirnya terbawa emosi terhadap chania. chania yang mendengar suara Erland seperti membentaknya merasa terkejut dan akhirnya langsung menatap sang CEO.

mata itu saling tatap lumaya lama tanpa ada yang mau memulai pembicaraan. dan pada akhirnya Erland memutus kontak mata terlebih dahulu dan menjalankan mobilnya meninggalkan parkiran perusahaan harrison group.

'aneh sekali kulkas ini, sepertinya obatnya habis' ucap chania didalam hatinya dan kembali menatap lurus kedepan.

sesampainya di restoran melati

mereka memulai rapat dengan khidmat, namun seorang wanita yang lebih tepatnya sekertaris dari klien mereka pada siang ini sedari tadi mencoba menggoda Erland dengan menempelkan kakinya dengan kaki Erland.

Erland tidak peduli terhadap wanita itu ia hanya cuek dan terus fokus dengan pembahasan mereka.

chania juga sebenarnya terlihat sangat merasa risih dengan tingkah laku dari sekertaris dari klie mereka siang ini, berpakaian minim dan terkadang sengaja menjilat mulutnya dengan sensual.

rapat telah usai dilaksanakan, tinggalah Erland dan chania yang duduk bersebelahan.

"aku tidak ada menggoda dia" ucap Erland tiba-tiba. dan hal itu membuat chania terkejut dengan penuturan Erland.

"maksud bapak?"

"kau ini sedari tadi maksud bapak, maksud bapak. tidak adakah kata selain itu yang keluar dari mulutmu?" ucap Erland. dan chania hanya menggeleng kepalanya.

"huh, aku tidak ada menggoda perempuan itu. dan akupun seperti yang kau lihat tidak tergoda dengan dia" ucap Erland memperjelas ucapannya tadi.

"kenapa bapak mengadu pada saya?" ucap chania yang memang sedari tadi sangat heran dengan tingkah CEO mereka.

"ya saya takut kamu cemburu pada saya karena wanita tadi" ucap Erland dengan pedenya.

"hah" chania mengerutkan keningnya pertanda ia tidak mengerti ucapan dari Erland.

"aku mencintaimu chania Mahira" ucap Erland pada akhirnya, ia tidak bisa lagi memendam perasaannya kepada chania.

uhuk uhuk uhuk

chania tersedak dengan makanan yang sedang berada didalam mulutnya, dengan sigap Erland menyodorkan minum kepada chania dan chania menerima minuman yang diberikan Erland tersebut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!