diruangan yang sama

keadaan ruangan Erland seketika hening, baik Erland maupun chania tidak ada yang berniat membuka suara.

erland duduk disamping chania "em maaf boleh aku lihat kakimu?" tanya erland pada chania, pasalnya ia merasa sangat segan untuk menyentuh gadis cantik itu. mengingat chania adalah seorang wanita berhijab.

"tidak usah pak, biar saya sendiri saja yang mengobatinya nanti" balas chania yang merasa sungkan terhadap bosnya itu.

"mengapa Karin menginjak kakimu tadi?"

"oh dia hanya tidak sengaja tadi pak"

"tidak sengaja?" Erland menyipitkan matanya menatap chania, jawaban yang tidak masuk akal pikir Erland.

"Iyah pak" jawab Karin yang hanya menunduk saja.

"emm pak, saya pamit keluar yah. kerjaan saya masih banyak" ucap Karin yang merasa sangat canggung berada di ruangan yang sama dengan bosnya hanya berdua saja.

"kamu kerja diruangan saya saja, jalan saja kamu tidak bisa" Erland pergi dari ruangannya meninggalkan chania sendiri dengan banyak pertanyaan.

tidak lama pintu ruangan Erland terbuka lagi dengan banyak kertas - kertas ditangannya.

"nih, kerjakan disini saja"

Erland menuju kursi kebesarannya meninggalkan chania disofa ruangannya.

"eh? terima kasih pak, maaf sudah merepotkan mu" ucap Karin.

Erland tidak menanggapi ucapan chania, dia kembali fokus pada kerjaannya.

......................

pukul 12.30 waktunya jam makan siang.

"jam istirahat sudah tiba, kamu ingin pesan apa? biar saya pesan kan" ucap Erland menatap chania yang sibuk dengan kertas-kertas ditangannya.

"emm tidak usah pak, nanti saya pergi kekantor saja untuk makan siang" tolak chania sesopan mungkin agar Erland tidak tersinggung atas penolakannya.

"baiklah" ucap Erland dan langsung pergi dari ruangannya. tinggallah chania seorang diri, chania menyandarkan badannya kesofa tempat ia duduk sambil menghembuskan nafas panjang.

"sepertinya aku harus kerumah sakit untuk memeriksa jantungku" monolog Karin seorang diri. pasalnya jantungnya berdetak sangat kencang saat Erland berada disampingnya apalagi ketika Erland menggendongnya rasanya jantung chania sudah pargoy di dalam sana.

lama bergelut dengan pemikirannya, chania memutuskan untuk keluar kantor dan bergegas menuju musholla yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kantor. chania berjalan dengan kesakitan dan sedikit pinjang. hal itu tidak luput dari pandangan Erland yang ingin masuk kekantor dengan menenteng paperbag yang isinya makanan untuk siang ini.

"dia mau kemana sih, udah tau kaki lagi sakit" ucap Erland sambil mengikuti chania dari belakang.

chania memasuki kamar mandi untuk mengambil wudhu.

setelah selesai berwudhu chania langsung menunaikan kewajibannya untuk sholat Dzuhur.

Erland tersenyum tipis melihat chania dari kaca jendela musholla yang transparan itu.

"sangat jauh untuk kugapai" ucap Erland dan meninggalkan musholla memasuki kantornya.

setelah selesai menunaikan sholat Dzuhur, chania bergegas pergi ke kantin kantor untuk membeli roti. siang ini ia tidak merasa begitu lapar sehingga ia memutuskan hanya makan roti saja dengan secangkir coklat dingin.

ceklek

chania memasuki ruangan Erland kembali karena jam istirahat sudah selesai.

"pak ini berkas yang harus bapak tandangani"

ucap chania sambil menyerahkan laporan kepada chania.

"buat ulang" kata Erland sambil menyerahkan berkas itu.

"baik pak" chania segera pergi dari hadapan Erland dan menuju sofa tadi tempat dia bekerja.

satu jam lamanya akhirnya laporan itu selesai juga dikerjakan oleh chania.

"pak ini sudah saya perbaiki"

Erland menerima laporan itu dan hanya membolak-balikannya.

"buat ulang" ucap Erland lagi

'huh' chania mendengus didalam hatinya, rasanya ia ingin menangis untuk pekerjaannya hari ini.

'bagian mana lagi sih yang salah, si bos kulkas ini kan tidak memberitahu mana yang salah" ucap chania lagi didalam hatinya.

sebenarnya laporan itu sama sekali tidak ada yang salah, Erland hanya mengukur waktu agar gadis pujaan hatinya tetap bersamanya diruangan itu. cielah pak Erland

jam sudah menunjukkan pukul lima sore itu artinya sudah dapat jam pulang. namun Erland tidak ada tanda-tanda untuk pergi dari tempat duduknya. entah apa yang sedang ia kerjakan.

chania bergegas ke meja Erland menyerahkan laporan yang ia buat ulang tadi. Erland hanya diam dan membolak-balikannya laporan itu.

'awas saja jika kau mengatakan dibuat ulang, aku sumpahkan kau akan menjadi perjaka tibg-ting untuk selamanya' sumpah serapah itu hanya bisa dikeluarkan chania didalam hatinya.

"baiklah kau boleh pulang" Erland akhirnya menerima laporan itu. ia kasihan melihat wajah lelah chania yang sedari tadi ia kerjai.

'huh untung saja' baik pak, terima kasih, saya pamit duluan" pamit chania sambil berlalu keluar dari ruangan Erland.

......................

"hah rasanya badanku ini remuk semua" chania merebahkan badannya ditempat tidurnya yang empuk setelah mandi dan menunaikan sholat asar pada jam enam sore, bagaimana tidak ia mengerjakan sholat ashar pada pukul enam, ia benar-benar lupa karena kesibukannya dikantor.

ngeong ngeong

chania mendengar rengekan dari appa si kucing coklat kesayangannya.

"eh appa, aku sungguh merindukanmu. naik naik sini" ucap chania sambil menepuk nepuk ranjangnya yang kosong disebelahnya.

seolah mengerti ucapan dari chania, kucing itu melompat di dekat chania dan mendusel - duselkan kepalanya di lengan chania.

ngeong

"iya appa, Caca juga sangat merindukan appa" chania mencium - cium kepala kucing itu.

"kau tahu appa, Caca tadi hampir saja ingin mencekik si bos kulkas itu, bisa - bisanya caca disuruh terus - terusan mengerjakan laporan yang Caca sendiri tidak tahu dimana kesalahannya" adu chania pada appa si gembul.

ngeong ngeong

"iya appa kau benar juga yah, kalau Caca mencekiknya Caca tidak akan mendapat uang. kalau tidak ada uang appa tidak bisa makan wiskas. kalau appa tidak makan wiskas appa akan kurus" chania tertawa dengan pikirannya sendiri.

......................

Diwaktu yang sama namun ditempat yang berbeda pula.

"Erland, bagiamna hubunganmu dengan karin?" ucap Teresa mamanya Erland pada saat mereka bersantai di dekat kolam renang keluarga.

Erland menarik nafas dalam dan mengeluarkannya. Ya iyalah dikeluarin, kali ditahan ntar ko hihihi. kembali ke topik.

"tidak lagi mi, aku sudah muak dengannya"

"tidak bisakah kau memberi dia kesempatan kedua untuk kali ini saja?"

"tidak mi, aku tidak Sudi kembali dengan orang pengkhianat seperti dia" ucap Erland

"ya mami juga sebenarnya sangat kecewa padanya. ya sudah kalau begitu mami ada teman arisan, namanya Tante Lisa dia punya anak gadis yang sangat cantik, dia baru saja lulus dari Harvard. mami rasa dia sangat cocok untuk kamu"

"maksud mama Monica?" ucap Erland mengingat nama teman maminya itu.

"nah iya, Monica. kamu masih ingat ternyata, cie" ucap Teresa menggoda sang anak

"terserah mama saja" ucap Erland sambil fokus dengan laptop yang ada didepannya.

'aku tidak tahu Monica, perasaanku padamu masih sama atau sudah tergantikan dengan perempuan berhijab itu' Erland galau memikirkan itu semua.

fyi : Monica dan Erland adalah teman semasa SMA, mereka adalah dua manusia yang sebenarnya mempunyai rasa yang sama. namun karena Monica dan Karin bersahabat, Erland tidak ingin membuat persahabatan mereka hancur karena dirinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!