BAB 4 : Ulat Bulu Segede Gaban

Ternyata kamar yang telah ditinggal selama bertahun-tahun sama sekali tidak berubah. Bahkan tidak ada debu yang berani menempel karena setiap hari akan ada orang khusus untuk membersihkan kamar Kenza.

Kenza menarik sudut garis bibirnya saat tidak ada satupun yang berubah didalam kamarnya. "Astaga ... perasaan udah enam tahun aku meninggalkan kamar ini, tapi kok kayak baru kemarin ya? Mana enggak ada satupun yang berubah lagi," gumam Kenza yang tengah meneliti setiap sudut kamar. Bahkan diatas nakas masih berdiri fotonya dengan Kala saat masih menggunakan seragam putih abu-abu.

Tangannya terulur untuk mengambil figura lama. Senyumnya mendadak luntur saat melihat salah satu foto yang juga masih berdiri diatas nakasnya.

"Dasar munafik!" Kenza langsung menutup sebuah bingkai yang memajang fotonya dengan Elena. Hatinya masih terasa kesal saat mengingat fotonya dengan Kala tadi.

Baru saja Kenza ingin merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur, suara ketukan pintu terdengar.

Tokk .... tokk ... Tokk

"Non, ada yang mau bertemu," panggil mbak Lily dari laur kamarnya.

Kenza sudah yakin jika seseorang yang ingin bertemu dengannya adalah Daddy si Alan-nya. Dengan wajah yang bersinar Kenza segera bergegas untuk membuka pintunya. Namun, saat pintu dibuka tiba-tiba senyum di bibirnya sirna saat melihat sosok yang ada di depan matanya. Bukan tidak merindukan sosok yang ada di depannya, tapi Kenza merasa kecewa karena bukan Daddy si Alan yang pertama kali menyambut dirinya.

"Eza .... " ucapnya sambil memeluk tubuh Kenza. "Ternyata kamu pulang ke sini. Daddy dan Mommy sangat panik ketika Grace mengatakan kamu hilang di Bandara. Bahkan saat ini Daddy-mu telah melaporkan kehilanganmu ke kantor polisi, Sayang."

"Sorry Momm, Eza sudah mengkhawatirkan kalian semua. Semua itu terjadi begitu saja," ucap Kenza dengan lesu.

"Oke gak masalah. Yang penting kamu enggak apa-apa."

Karena Kenza masih ingin menunggu Daddy si Alan-nya dia enggan saat diajak pulang oleh Mommy-nya. Mau tak mau Mouza pun ikut menunggu Alan pulang. Ternyata waktu yang telah berlalu tidak mengubah cinta Kenza pada Alan. Padahal sudah sangat jelas jika Alan bukanlah Daddy-nya, tetapi Kenza masih menomer satukan Alan dari pada dirinya dan juga Keanu.

"Za, kamu kenapa? Ada masalah dengan Daddy Ke? Kenapa kamu tidak langsung pulang ke rumah, Sayang?" tanya Mouza setelah masuk ke dalam kamar.

"Panjang ceritanya, Momm. Tapi yang jelas tidak ada masalah dengan Daddy."

"Lalu kenapa kamu pulang kesini, Sayang?"

Kenza mendengus dengan pelan. Mommy yang super kepo tidak akan puas jika Kenza tidak menceritakan alasannya secara rinci.

"Ceritanya panjang, Mom. Nanti aku ceritakan di rumah."

Tak berselang lama suara mobil terdengar masuk ke halaman rumah. Kenza mengintip dari balik jendela untuk memastikan siapa yang pulang. Mata terbelalak saat melihat Kala turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Elena. Dadanya naik turun. Bahkan ubun-ubunnya hampir berasap karena terasa panas.

"Tuh kan beneran. Elen benar-benar nusuk aku dari belakang!" batin Kenza dengan tangan yang sudah mengepal.

Rasanya tidak puas jika sekedar melihat dari jarak jauh. Akhirnya Kenza memutuskan untuk menemui dua orang yang telah tega menusuknya dari belakang.

"Kal, makasih ya udah anterin aku pulang," ucap Elena dengan hati yang berbunga.

"Its oke. Udah kewajibanku, El."

"Kamu beneran gak mau masuk dulu. Aku buatin jus deh."

"Kapan-kapan aja, El. Aku masih ada kerjaan," tolak Kala.

Meskipun merasa kecewa, tetapi Elena tidak mau memaksa Kala berlebihan. Sudah bisa mendapatkan separuh hati Kala saja rasanya sudah sangat bahagia. Hanya tunggu waktu saja untuk bisa mendapatkan hati Kala sepenuhnya. Bibirnya tersungging tipis. Elena tidak peduli jika Kala telah memiliki tambatan hati. Bahkan Elena juga tidak peduli meskipun janur kuning telah melengkung. Yang penting Kala menjadi miliknya seutuhnya.

"Kenapa buru-buru?" Tiba-tiba suara Kenza berdengung di telinga keduanya. Sontak dua sejoli langsung melihat ke asal suara. Betapa terkejutnya saat sosok Kenza telah berada di depan mata. Bahkan karena saking terkejutnya, bola mata Elena hampir saja terlepas. "Eza," lirihnya.

"Eza," ucap Kala yang tak kalah terkejut dari Elena.

Kenza hanya tersenyum kecut kearah dua orang yang ada dihadapannya saat ini. "Biasa aja gak usah kaget seperti itu!" ucap Kenza dengan datar.

"Kamu beneran Eza? Kamu pulang kenapa gak kasih kabar. Kan aku bisa jemput kamu, Za," ucap Kala.

"Aku udah besar.Gak usah dijemput udah bisa pulang sendiri," sinis Kenza.

"Za, jangan salah paham. Kamu jangan berpikir macam-macam. Aku hanya mengantarkan Elen pulang karena mobilnya masuk bengkel," tambah Kala agar Kenza tak berpikir macam-macam.

"Iya, Za. Kamu jangan berpikir macam-macam. Kala hanya mengantarkan aku pulang saja. Kamu kok pulang sih? Eh, maksud aku kamu pulang kok gak kasih kabar sih, Za?" Elena terlihat sangat gugup saat berhadapan dengan Kenza.

"Memangnya harus gitu aku buat laporan kalau aku akan pulang?" Lagi-lagi Kenza bertanya dengan sinis

"Bukan begitu, Za. Tapi—"

Belum sempat Kala melanjutkan ucapannya, Mouza Mommy-nya Kenza telah keluar dari balik pintu. "Ada apa ini?" tanyanya saat keributan terdengar sampai kedalam rumah.

"Mommy." Elena menelan kasar salivanya saat melihat Mommy Oza keluar dari rumahnya.

"Tante." Kini giliran Kala yang ikut terkejut dengan kehadiran Mommy-nya Kenza.

"Kalian kenapa sih kok pada tegang begitu. Lihat Mommy kayak lihat hantu. Emangnya Mommy kelihatan menyeremkan, ya?" tanya Mouza heran.

"Dahlan Momm, kita pulang aja. Mendadak badanku alergi liat ulat bulu."

Mouza hanya menautkan kedua alisnya saat mendengar ucapan Kenza. "Dimana ada ulat bulu, Za?"

"Di pagar tetangga."

"Hah??"

Karena Kenza benar-benar diselimuti api panas yang membara dalam dadanya, dia pun langsung menuntun Mommy-nya untuk meninggalkan rumah Daddy si Alan-nya.

"Za, koper kamu masih ada di dalam, Za!" teriak Mouza.

"Gak usah pikiran koper, Momm! Pikiran anak Mommy aja!"

Mouza tidak tahu apa yang telah terjadi pada putrinya yang mendadak seperti sedang ketempelan. "Za, kamu gak papa kan, Sayang. Gak lagi ketempelan penunggu rumah ini kan?" Mouza memastikan keadaan Kenza.

"Eza gak lagi ketempelan, Momm. Eza benar-benar alergi liat ulat bulu segede gaban, Momm."

"Emangnya ada ya ulet bulu segede gaban. Setahu Mommy ulet bulu itu cuma segede jari kelingking, deh."

"Pakai kaca pembesar biar kelihatan segede gaban, Momm."

"Eza, Mommy serius!"

Kenza hanya mendengus dengan kesal, terlebih saat mendengar namanya dipanggil oleh Kala yang ternyata mengejar dirinya sampai ke mobil.

"Eza, tolong percayalah. Ini hanya salah pama, Za! Aku dan Elen tidak ada hubungan apa-apa."

"Pak, tolong jalan!" perintah Kenza pada sopir Mommy-nya.

"Eza ... kamu harus dengerin penjelasanku, Za!" teriak Kala yang diacuhkan oleh Kenza.

...🌼 BERSAMBUNG 🌼...

Terpopuler

Comments

Arif Muzakki

Arif Muzakki

mangkanya kemarin baca kok gk gini🤭tp gpp teh biar seru

2023-03-09

0

Pujiastuti

Pujiastuti

lanjut kak tetap semangat upnya 💪💪💪

2023-03-03

0

Nanik Nanik

Nanik Nanik

ini critanya d ubah lgi y thor

2023-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Awal Pertemuan
2 BAB 2 : Kesialan Kenza
3 BAB 3 : Pulang Ke Rumah
4 BAB 4 : Ulat Bulu Segede Gaban
5 BAB 5 : Beradu Mulut
6 BAB 6 : Bertemu Kembali
7 BAB 7 : Rencana Kenza
8 BAB 8 : Menonton Film Horor
9 BAB 9 : Pacar Bohongan
10 BAB 10 : Kenza Hilang
11 BAB 11 : Berteman Saja
12 BAB 12 : Kekhawatiran Arshen
13 BAB 13 : Ke Apartemen Arshen
14 BAB 14 : Mengusir Calon Mertua
15 BAB 15 : Meyakinkan Kala
16 BAB 16 : Permintaan Kala
17 BAB 17 : Kegilaan Kala
18 BAB 18 : Mencari Kenza
19 BAB 19 : Bertemu Dengan Greya
20 BAB 20 : Sang Penyelamatan
21 BAB 21 : Mencari Kenza Lagi
22 BAB 22 : Pengakuan Kenza
23 BAB 23 : Menemukan Kenza
24 BAB 24 : Ancaman Alan
25 BAB 25 : Mendatangi Arshen
26 BAB 26 : Sebuah Pilihan
27 BAB 27 : Membujuk Arshen
28 BAB 28 : Kedatangan Deena
29 BAB 29 : Sebuah Kesepakatan
30 BAB 30 : Pertunangan
31 BAB 31 : Ingin Pensiun
32 BAB 32 : Mengantarkan Greya Pulang
33 BAB 33 : Menemui Arshen
34 BAB 34 : Mantan
35 BAB 35 : Membujuk Kenza
36 BAB 36 : Masuk Rumah Sakit
37 BAB 37 : Kekhawatiran
38 BAB 38 : Kembalinya Ingat Kenza
39 BAB 39 : Sebuah Kebenaran
40 BAB 40 : Menjenguk Elena
41 BAB 41 : Siapa Dia
42 BAB 42 : Bertemu dengan Mili
43 BAB 43 : Sah
44 BAB 44 : Salah Paham
45 BAB 45 : Berita Sampah
46 BAB 46 : Mencurigai Elena
47 BAB 47 : Ternyata Mili
48 BAB 48 : Bertemu Dengan Mili
49 BAB 49 : Bertemu Dengan Arshen
50 BAB 50 : Amarah Alan
51 BAB 51 : Ingin Memberi Pelajaran
52 BAB 52 : Calon Mommy Baru
53 BAB 53 : Jodoh Untuk Kenzo
54 BAB 54 : Frustasi
55 BAB 55 : Keanu Yang Ribet
56 BAB 56 : Bukanlah Jodohmu
57 BAB 57 : Sebuah Pengakuan
58 BAB 58 : Garis Dua
59 Extra Part
Episodes

Updated 59 Episodes

1
BAB 1 : Awal Pertemuan
2
BAB 2 : Kesialan Kenza
3
BAB 3 : Pulang Ke Rumah
4
BAB 4 : Ulat Bulu Segede Gaban
5
BAB 5 : Beradu Mulut
6
BAB 6 : Bertemu Kembali
7
BAB 7 : Rencana Kenza
8
BAB 8 : Menonton Film Horor
9
BAB 9 : Pacar Bohongan
10
BAB 10 : Kenza Hilang
11
BAB 11 : Berteman Saja
12
BAB 12 : Kekhawatiran Arshen
13
BAB 13 : Ke Apartemen Arshen
14
BAB 14 : Mengusir Calon Mertua
15
BAB 15 : Meyakinkan Kala
16
BAB 16 : Permintaan Kala
17
BAB 17 : Kegilaan Kala
18
BAB 18 : Mencari Kenza
19
BAB 19 : Bertemu Dengan Greya
20
BAB 20 : Sang Penyelamatan
21
BAB 21 : Mencari Kenza Lagi
22
BAB 22 : Pengakuan Kenza
23
BAB 23 : Menemukan Kenza
24
BAB 24 : Ancaman Alan
25
BAB 25 : Mendatangi Arshen
26
BAB 26 : Sebuah Pilihan
27
BAB 27 : Membujuk Arshen
28
BAB 28 : Kedatangan Deena
29
BAB 29 : Sebuah Kesepakatan
30
BAB 30 : Pertunangan
31
BAB 31 : Ingin Pensiun
32
BAB 32 : Mengantarkan Greya Pulang
33
BAB 33 : Menemui Arshen
34
BAB 34 : Mantan
35
BAB 35 : Membujuk Kenza
36
BAB 36 : Masuk Rumah Sakit
37
BAB 37 : Kekhawatiran
38
BAB 38 : Kembalinya Ingat Kenza
39
BAB 39 : Sebuah Kebenaran
40
BAB 40 : Menjenguk Elena
41
BAB 41 : Siapa Dia
42
BAB 42 : Bertemu dengan Mili
43
BAB 43 : Sah
44
BAB 44 : Salah Paham
45
BAB 45 : Berita Sampah
46
BAB 46 : Mencurigai Elena
47
BAB 47 : Ternyata Mili
48
BAB 48 : Bertemu Dengan Mili
49
BAB 49 : Bertemu Dengan Arshen
50
BAB 50 : Amarah Alan
51
BAB 51 : Ingin Memberi Pelajaran
52
BAB 52 : Calon Mommy Baru
53
BAB 53 : Jodoh Untuk Kenzo
54
BAB 54 : Frustasi
55
BAB 55 : Keanu Yang Ribet
56
BAB 56 : Bukanlah Jodohmu
57
BAB 57 : Sebuah Pengakuan
58
BAB 58 : Garis Dua
59
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!