Ternyata kamar yang telah ditinggal selama bertahun-tahun sama sekali tidak berubah. Bahkan tidak ada debu yang berani menempel karena setiap hari akan ada orang khusus untuk membersihkan kamar Kenza.
Kenza menarik sudut garis bibirnya saat tidak ada satupun yang berubah didalam kamarnya. "Astaga ... perasaan udah enam tahun aku meninggalkan kamar ini, tapi kok kayak baru kemarin ya? Mana enggak ada satupun yang berubah lagi," gumam Kenza yang tengah meneliti setiap sudut kamar. Bahkan diatas nakas masih berdiri fotonya dengan Kala saat masih menggunakan seragam putih abu-abu.
Tangannya terulur untuk mengambil figura lama. Senyumnya mendadak luntur saat melihat salah satu foto yang juga masih berdiri diatas nakasnya.
"Dasar munafik!" Kenza langsung menutup sebuah bingkai yang memajang fotonya dengan Elena. Hatinya masih terasa kesal saat mengingat fotonya dengan Kala tadi.
Baru saja Kenza ingin merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur, suara ketukan pintu terdengar.
Tokk .... tokk ... Tokk
"Non, ada yang mau bertemu," panggil mbak Lily dari laur kamarnya.
Kenza sudah yakin jika seseorang yang ingin bertemu dengannya adalah Daddy si Alan-nya. Dengan wajah yang bersinar Kenza segera bergegas untuk membuka pintunya. Namun, saat pintu dibuka tiba-tiba senyum di bibirnya sirna saat melihat sosok yang ada di depan matanya. Bukan tidak merindukan sosok yang ada di depannya, tapi Kenza merasa kecewa karena bukan Daddy si Alan yang pertama kali menyambut dirinya.
"Eza .... " ucapnya sambil memeluk tubuh Kenza. "Ternyata kamu pulang ke sini. Daddy dan Mommy sangat panik ketika Grace mengatakan kamu hilang di Bandara. Bahkan saat ini Daddy-mu telah melaporkan kehilanganmu ke kantor polisi, Sayang."
"Sorry Momm, Eza sudah mengkhawatirkan kalian semua. Semua itu terjadi begitu saja," ucap Kenza dengan lesu.
"Oke gak masalah. Yang penting kamu enggak apa-apa."
Karena Kenza masih ingin menunggu Daddy si Alan-nya dia enggan saat diajak pulang oleh Mommy-nya. Mau tak mau Mouza pun ikut menunggu Alan pulang. Ternyata waktu yang telah berlalu tidak mengubah cinta Kenza pada Alan. Padahal sudah sangat jelas jika Alan bukanlah Daddy-nya, tetapi Kenza masih menomer satukan Alan dari pada dirinya dan juga Keanu.
"Za, kamu kenapa? Ada masalah dengan Daddy Ke? Kenapa kamu tidak langsung pulang ke rumah, Sayang?" tanya Mouza setelah masuk ke dalam kamar.
"Panjang ceritanya, Momm. Tapi yang jelas tidak ada masalah dengan Daddy."
"Lalu kenapa kamu pulang kesini, Sayang?"
Kenza mendengus dengan pelan. Mommy yang super kepo tidak akan puas jika Kenza tidak menceritakan alasannya secara rinci.
"Ceritanya panjang, Mom. Nanti aku ceritakan di rumah."
Tak berselang lama suara mobil terdengar masuk ke halaman rumah. Kenza mengintip dari balik jendela untuk memastikan siapa yang pulang. Mata terbelalak saat melihat Kala turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Elena. Dadanya naik turun. Bahkan ubun-ubunnya hampir berasap karena terasa panas.
"Tuh kan beneran. Elen benar-benar nusuk aku dari belakang!" batin Kenza dengan tangan yang sudah mengepal.
Rasanya tidak puas jika sekedar melihat dari jarak jauh. Akhirnya Kenza memutuskan untuk menemui dua orang yang telah tega menusuknya dari belakang.
"Kal, makasih ya udah anterin aku pulang," ucap Elena dengan hati yang berbunga.
"Its oke. Udah kewajibanku, El."
"Kamu beneran gak mau masuk dulu. Aku buatin jus deh."
"Kapan-kapan aja, El. Aku masih ada kerjaan," tolak Kala.
Meskipun merasa kecewa, tetapi Elena tidak mau memaksa Kala berlebihan. Sudah bisa mendapatkan separuh hati Kala saja rasanya sudah sangat bahagia. Hanya tunggu waktu saja untuk bisa mendapatkan hati Kala sepenuhnya. Bibirnya tersungging tipis. Elena tidak peduli jika Kala telah memiliki tambatan hati. Bahkan Elena juga tidak peduli meskipun janur kuning telah melengkung. Yang penting Kala menjadi miliknya seutuhnya.
"Kenapa buru-buru?" Tiba-tiba suara Kenza berdengung di telinga keduanya. Sontak dua sejoli langsung melihat ke asal suara. Betapa terkejutnya saat sosok Kenza telah berada di depan mata. Bahkan karena saking terkejutnya, bola mata Elena hampir saja terlepas. "Eza," lirihnya.
"Eza," ucap Kala yang tak kalah terkejut dari Elena.
Kenza hanya tersenyum kecut kearah dua orang yang ada dihadapannya saat ini. "Biasa aja gak usah kaget seperti itu!" ucap Kenza dengan datar.
"Kamu beneran Eza? Kamu pulang kenapa gak kasih kabar. Kan aku bisa jemput kamu, Za," ucap Kala.
"Aku udah besar.Gak usah dijemput udah bisa pulang sendiri," sinis Kenza.
"Za, jangan salah paham. Kamu jangan berpikir macam-macam. Aku hanya mengantarkan Elen pulang karena mobilnya masuk bengkel," tambah Kala agar Kenza tak berpikir macam-macam.
"Iya, Za. Kamu jangan berpikir macam-macam. Kala hanya mengantarkan aku pulang saja. Kamu kok pulang sih? Eh, maksud aku kamu pulang kok gak kasih kabar sih, Za?" Elena terlihat sangat gugup saat berhadapan dengan Kenza.
"Memangnya harus gitu aku buat laporan kalau aku akan pulang?" Lagi-lagi Kenza bertanya dengan sinis
"Bukan begitu, Za. Tapi—"
Belum sempat Kala melanjutkan ucapannya, Mouza Mommy-nya Kenza telah keluar dari balik pintu. "Ada apa ini?" tanyanya saat keributan terdengar sampai kedalam rumah.
"Mommy." Elena menelan kasar salivanya saat melihat Mommy Oza keluar dari rumahnya.
"Tante." Kini giliran Kala yang ikut terkejut dengan kehadiran Mommy-nya Kenza.
"Kalian kenapa sih kok pada tegang begitu. Lihat Mommy kayak lihat hantu. Emangnya Mommy kelihatan menyeremkan, ya?" tanya Mouza heran.
"Dahlan Momm, kita pulang aja. Mendadak badanku alergi liat ulat bulu."
Mouza hanya menautkan kedua alisnya saat mendengar ucapan Kenza. "Dimana ada ulat bulu, Za?"
"Di pagar tetangga."
"Hah??"
Karena Kenza benar-benar diselimuti api panas yang membara dalam dadanya, dia pun langsung menuntun Mommy-nya untuk meninggalkan rumah Daddy si Alan-nya.
"Za, koper kamu masih ada di dalam, Za!" teriak Mouza.
"Gak usah pikiran koper, Momm! Pikiran anak Mommy aja!"
Mouza tidak tahu apa yang telah terjadi pada putrinya yang mendadak seperti sedang ketempelan. "Za, kamu gak papa kan, Sayang. Gak lagi ketempelan penunggu rumah ini kan?" Mouza memastikan keadaan Kenza.
"Eza gak lagi ketempelan, Momm. Eza benar-benar alergi liat ulat bulu segede gaban, Momm."
"Emangnya ada ya ulet bulu segede gaban. Setahu Mommy ulet bulu itu cuma segede jari kelingking, deh."
"Pakai kaca pembesar biar kelihatan segede gaban, Momm."
"Eza, Mommy serius!"
Kenza hanya mendengus dengan kesal, terlebih saat mendengar namanya dipanggil oleh Kala yang ternyata mengejar dirinya sampai ke mobil.
"Eza, tolong percayalah. Ini hanya salah pama, Za! Aku dan Elen tidak ada hubungan apa-apa."
"Pak, tolong jalan!" perintah Kenza pada sopir Mommy-nya.
"Eza ... kamu harus dengerin penjelasanku, Za!" teriak Kala yang diacuhkan oleh Kenza.
...🌼 BERSAMBUNG 🌼...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Arif Muzakki
mangkanya kemarin baca kok gk gini🤭tp gpp teh biar seru
2023-03-09
0
Pujiastuti
lanjut kak tetap semangat upnya 💪💪💪
2023-03-03
0
Nanik Nanik
ini critanya d ubah lgi y thor
2023-03-02
0