Kenza menatap kesal pada pria yang berada dihadapannya saat ini. Dengan sesuka hati pria itu membawanya pergi ke sebuah apartemen. Bisa dipastikan jika tempat itu adalah tempat tinggal pria yang katanya artis terkenal.
"Kenapa kamu bawa aku kesini? Jangan bilang kalau kamu adalah pria messum!" ucap Kenza dengan kesal.
"Sembarangan kamu ngatain aku messum. Meskipun aku memiliki sejuta pesona, tetapi aku tak seperti yang kamu pikirkan. Asal kamu tahu, kamulah perempuan pertama yang menginjakkan kaki di apartemen ini. Bahkan Mommy-ku saja belum pernah menginjak kakinya disini. Seharusnya kamu merasa bersyukur bisa bertemu denganku dan mengetahui tempat tinggalku," ujar Arshen dengan bangga.
"Kamu pikir aku akan merasa sangat bersyukur dan bahagia bisa bertemu denganmu? Cih, kepedean! Yang ada aku merasa sial karena telah bertemu denganmu!"
Arshen mengernyitkan dengan heran karena sikap Kenza yang acuh. Biasanya jika dia bertemu dengan para wanita, mereka akan sangat bahagia. Bahkan berebutan untuk mengabdikan momen pertemuan mereka. Namun, itu tidak berlaku pada satu wanita yang saat ini berada di dalam apartemenya. Kenza lain daripada yang lain.
"Kamu serius gak ada niatan untuk meminta foto denganku?" tanya Arshen untuk memecahkan suasana hening.
Kenza yang masih kesal tersenyum sinis. "Untuk apa? Untuk menyebarkan virus kedalam ponsel? Lagian kamu kan tahu jika ponselku sudah innalilah."
"Tapi aku sudah menggantinya dengan yang baru," ujar Arshen.
"Tetap saja aku tidak mau! Aku hanya ingin ponselku lamaku. Asal kamu tahu didalam sana banyak foto-foto berharga. Dan lihatlah sekarang, aku harus kehilangan semua memori didalamnya."
"Lagian kenapa gak disimpan di memori eksternal atau di backup? Kalau gini kan hangus semuanya. Percuma hape elit, pikiran sulit!" cibir Arshen.
Kenza langsung mendelik saat Arshen mencibir dirinya. "Ponsel-ponselku, ya terserah aku dong, mau disimpan dimana. Mau di ujung angkasa pun terserah aku!"
"Ya udah, kalau udah hangus gak usah disesali!"
"Tapi semua karena kamu! Pokoknya aku gak mau tahu kamu harus bisa memulihkan semua file yang ada di dalamnya. Kalau enggak bisa aku mau bilang sama wartawan kalau ada artis papan atas yang telah sedang melecehkan seorang wanita!" ancam Kenza untuk kedua kalinya.
"Jangan asal ngomong, ya! Aku sama sekali gak melakukan pelecehan apapun. Berani kamu nyebar berita hoax, aku juga bisa laporkan kamu atas pencemaran nama baik!" Arshen pun mengancam Kenza.
Kenza tak lagi berkutik dengan ancaman Arshen. "Ih, kamu nyebelin banget sih! Kenapa juga aku harus bertemu denganmu hari ini? Bertemu denganmu hanyalah kesialan untukku! Selain ponselku rusak, kamu sudah membuang waktuku dengan sia-sia."
Mata Arshen hanya menatap Kenza yang merasa gelisah. Bukan tidak mau untuk mengantarnya pulang ke rumah, tepati wanita yang ada di depannya saat ini tidak hafal di mana alamat rumahnya. Bahkan nomor telepon keluarganya pun tak ada yang diingatnya.
"Kalau begitu, ayo aku antar pulang!" ucap Arshen tiba-tiba.
"Bukan aku tidak mau pulang, tapi aku tidak hafal alamat rumahku, karena aku sudah menetap diluar negeri selama 6 tahun jadi aku lupa." Kenza berkata dengan lemah.
"Kamu kan bisa lihat di kartu identitas kamu!"
"Kamu kan juga tahu saat kita bertemu tadi aku tidak membawa apa-apa dan hanya ponsel yang ada ditanganku. Semuanya dibawa oleh Grace."
Melihat bibir seksi Kenza terus berceloteh membaut Arshen mendengus dengan kasar. Sejak tadi dia sudah berusaha untuk mengendalikan detak jantungnya agar tidak bergerumuh dengan kuat, tetapi tetap tidak bisa.
"Ya sudah kalau begitu aku antar kamu ke perusahaan milik keluargamu. Jangan bilang kamu juga tidak tahu alamatnya. Sekalipun tidak tahu alamatnya, setidaknya kamu tahu nama perusahaan tersebut. Jadi apa nama perusahaan keluargamu?" tanya Arshen dengan serius.
Kenza hanya nyengir tidak bisa menjawab pernyataan Arshen. Terlalu bodoh untuk dirinya yang sama sekali tidak mengetahui nama perusahaan milik keluarganya.
"Jangan bilang kamu juga tidak tahu?" tebak Arshen.
Kepala Kenza mengangguk pelan membuat Arshen mengacak kasar rambutnya.
"Oh, astaga ... ada ya, manusia seperti kamu hidup di dunia? Aku jadi curiga, jangan-jangan kamu salah pasien yang sedang sedang dari rumah sakit jiwa, ya?"
"Sembarang kamu ngatain aku gila! Aku tuh beneran dari luar negeri, tau! Gak lihat apa, penampilan keren kayak gini disamain seperti orang gila!" ketus Kenza dengan bibir yang telah mengerucut.
Mata Arshen pun seolah men-scan Kenza yang berdiri dihadapannya dari bawah hingga keatas yang terlihat perfect dan tidak menunjukkan tanda-tanda seorang pasien rumah sakit jiwa yang sedang kabur. Lagian mana ada pasien rumah sakit jiwa yang mempunyai barang mewah seperti yang digunakan oleh Kenza saat ini.
"Iya-iya, aku percaya. Tapi kok ada ya spies model kayak gini berkembang di muka bumi?" sungut Arshen dengan heran.
Baru saja Kenza ingin membalas ucapan Arshen, pintu apartemen dibuka oleh seseorang. Siapa lagi jika bukan Seno, asisten pribadi Arshen. Kenza yang melihat kedatangan Seno langsung menghampirinya.
"Hai ... Bagaimana dengan ponselku? Apakah kamu sudah berhasil memperbaikinya?" tanyanya langsung pada Seno.
"Belum," ucap Seno dengan malas. Bertemu dengan Kenza hanya menambah pekerjaan baru untuknya.
"Kok belum sih? Pokonya aku enggak mau tahu, kamu harus segera memulihkan ponselku!"
Seno hanya menghela napas kasar tanpa kata. Langkahnya terus mengayun menuju sebuah sofa dan langsung menjatuhkan tubuhnya dengan kasar. Wajahnya terlihat sangat frustasi.
"Kenapa?" tanya Arshen.
Mata Seno hanya menatap kearah Arshen lalu berganti kearah Kenza yang kini berjalan menghampirinya.
"Lihat saja sendiri!" Seno menyerahkan ponselnya kepada Arshen.
Arshen terbelalak saat melihat dan membaca sebuah foto yang sudah mulai tersebar diakun sosial media, dimana fotonya saat masuk ke apartemen berhasil ditangkap oleh paparizi. Bahkan dengan caption Seorang Artis terkenal berinisial A diam-diam sudah menikah dan baru saja pulang dari Honeymoon.
"Sial! Berita sampah!" geram Arshen.
"Oh my Good! Ini kan—" Kenza langsung menutup mulutnya saat melihat berita yang telah muncul di internet.
"Astaga ... kesialan apa lagi yang sedang menimpa diriku?" timpal Kenza saat mengetahui fotonya telah tersebar di internet. Beruntung saja wajahnya tertutup dengan topi sehingga tidak ada yang mengetahui bentuk wajahnya seperti apa.
"Kamu gak usah pikiran berita sampah ini. Mereka tidak mengenalimu! Mending kamu pikirkan bagaimana caranya kamu bisa pulang ke rumahmu, jika tidak menginginkan wajahmu menjadi bulan-bulanan paparizi!" ujar Arshen.
"Kalau begitu antar aku pulang!" rengek Kenza .
"Memangnya kamu sudah tahu di mana alamat rumahmu?" tanya Arshen dengan alis yang menaut.
Lagi-lagi Kenza menggeleng dengan pelan. Seno pun hanya bisa mendengus dengan kasar. Antara polos dan bodoh kini tidak berbeda lagi dimatanya.
"Bisa-bisanya kita bertemu makhluk seperti ini sih, Shen! Merepotkan orang saja!" Seno mendengus kesal.
"Semua tidak tahu. Jangan-jangan nama orang tuanya pun juga tidak tahu!" cibir Seno.
"Enak aja! Kalau aku enggak tahu nama orang tua berarti aku benar-benar anak durhaka, dong!"
"Jadi siapa dong nama orang tuamu, biar dilacak oleh Seno?" sahut Arshen.
"Kamu kira aku Hely, si gugk-guk pelacak?" Seno menimpali.
"Keanu Wijaya and Alan Wijaya are my Dadsy's," ucap Kenza dengan senyum yang mengembang lebar di bibirnya.
"Apa?!" Arshen dan Seno sama-sama terlonjak.
...#BERSAMBUNG#...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Haryati
kenza kamu benar2 bikin 🤦🤦
2023-03-02
0
Pujiastuti
berarti yang dijudul pertama udah ngak up ya kak, pindah kesini ni cerita Arsen dan Kenzanya,,,,
lanjut kak semangat 💪💪💪💪
2023-03-02
1