Bab 17

Ketika Nadia berada di kantor, dia terlihat sangat tidak fokus dalam bekerja. Bagaimana bisa dia fokus kalau pikirannya begitu kacau. Nadia tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa mereka para vampir itu menyebutnya berasal dari suku Baigi. Sedangkan dia sebelumnya tidak pernah mendengar tentang suku itu sebelumnya, juga orang tuanya selama ini terlihat biasa saja. Tidak ada yang aneh.

Merasa penasaran, Nadia pun pulang ke rumahnya. Setibanya di rumahnya, Nadia terlihat senang melihat keadaan kedua orang tuanya baik-baik saja. Kedua orang tuanya juga senang Nadia datang dan di lihat dari keadaan nya semuanya sangat baik.

"Ini ibu buatkan sayur sop dengan daging, kamu pasti suka. Uang kiriman mu juga sudah di belikan ruko di dekat jalan, sekarang ayahmu sedang merenovasi ruko itu. Kita akan membuka sebuah toko kelontong. Nadia, ibu sangat bersyukur kamu mendapatkan pekerjaan yang baik, ibu harap bos mu juga baik ya nak?" tanya ibunya Nadia.

Nadia hanya mengangguk dan tersenyum. Nadia berpikir apa mungkin kedua orang tuanya itu menutupi hal seperti itu tentang identitas Nadia.

"Oh iya Bu, waktu itu kan ibu bilang aku lahir di bidan. Bidan mana ya Bu?" tabya Nadia pada ibunya.

Sang ibu cukup terkejut mendengar pertanyaan Nadia seperti itu. Tapi dia langsung tersenyum dan menjawab.

"Bidan Aninda, itu yang ada di ujung jalan. Kamu tuh lahirannya bareng anaknya pak Damar. Tapi kan anaknya pak Damar laki-laki, itu di Lukman. Kenapa? tempat kerja kamu minta akta kelahiran kamu ya?" tanya ibunya Nadia menduga-duga.

Mendengar penjelasan sang ibu yang terdengar sangat meyakinkan. Nadia pun hanya menanggapi ibunya itu dengan tersenyum.

"Enggak Bu, cuma tanya aja kok!" kata Nadia menyudahi masalah itu.

Nadia berpikir biarlah kalau memang orang tuanya menyimpannya sebagai rahasia. Karena itu juga pasti demi kebaikan Nadia.

Nadia pun tak lama berkunjung ke rumah orang tuanya, sebab sejak tadi Norman terus menghubunginya dan bertanya masalah pekerjaan.

Nadia kembali ke kantor dan membantu Norman menyelesaikan pekerjaan mereka.

Sementara itu di Rumani Village, tempat yang merupakan asal dari David Hughes dan Louis, keduanya sedang berkunjung ke rumah pria yang merupakan kepala suku di tempat ini. Old Apostol julukannya, tak ada yang tahu siapa nama aslinya. Karena vampir yang satu angkatan dengannya semua sudah biasa. Hanya old Apostol saja yang masih tersisa, jangan tanya penampakan vampir yang usianya ribuan tahun lebih tua dari ayah David Hughes itu seperti apa.

Dia bahkan sangat terlihat muda, bahkan lebih muda dari David Hughes. Sangat tampan, matanya yang biru dan wajahnya yang baby face membuat siapapun yang pertama kali melihatnya tak akan menyangka kalau dia adalah vampir tua yang berusia ratusan ribu tahun.

Pintu rumah yang berbentuk seperti gua itu pun terbuka. Jika kalian penggemar Hobbit, maka rumah old Apostol sama persis seperti itu. Berbentuk gua, dengan pintu kayu yang pendek. Padahal tinggi old Apostol itu sekitar 187 cm, 2 cm lebih tinggi dari David Hughes.

Baru saja David Hughes mendarat di depan pintu bersama Louis. Pintu kayu itu pun terbuka dengan sendirinya. Lalu terdengar suara dari dalam.

"Selamat datang pemimpin klan wilayah barat, rumahku yang sederhana ini sangat tersanjung mendapatkan kehormatan menyambut kedatangan seorang yang agung seperti tuan Hughes!"

Begitulah suara yang terdengar dari dalam, mungkin itu juga yang membuat old Apostol masih hidup sampai sekarang. Tutur salahnya dan sikapnya yang selalu ramah pada semua kaum membuatnya tidak mempunyai satu musuh pun dari masing-masing klan.

David Hughes dan Louis saling pandang, kemudian Louis mengangguk paham. Louis pun berbalik dan tetap berdiri di depan pintu. Sementara David Hughes masuk ke dalam.

Suara burung-burung peliharaan old Apostol menyambut kehadiran David Hughes di rumah gua itu.

Jendela yang begitu banyak, hingga sinar matahari pun tak kurang bisa menyinari seluruh ruangan.

Sampai David Hughes tiba di sebuah ruangan yang pintunya lagi-lagi terbuka dengan sendirinya. Melewati pintu, lagi-lagi David Hughes harus menunduk, namun setelah itu juga tidak perlu. Karena hanya pintunya saja yang ketinggiannya rendah, ruangan di dalamnya semuanya tinggi sampai dua meter lebih.

"Selamat datang tuan Hughes, silahkan duduk!" kata old Apostol mempersilahkan David Hughes duduk.

Sementara dia mengambil sebuah botol yang isi didalamnya adalah sebuah cairan berwarna merah yang begitu pekat. Dan dua buah gelas berukuran kecil. Setelah mengambil barang-barang itu di tangannya, old Apostol lalu duduk berhadapan dengan David Hughes.

"Jadi, suku Baigi ya?" tanya old Apostol lalu menuangkan minuman itu ke dalam gelas satu persatu.

David Hughes sih sudah tidak merasa terkejut dengan hal itu. Itulah kenapa pria di depannya itu di panggil old Apostol oleh semua klan vampir.

Old Apostol lalu meletakkan satu buah gelas di depan David Hughes. Sedangkan dia langsung menenggak dengan sekali tenggak minuman yang ada di dalam gelas di tangannya.

"Tuan Hughes, aku minta maaf sebelumnya karena harus mengatakan hal ini padamu. Namun semenjak dulu memang tidak ada suku Baigi yang bisa hidup berdampingan dengan kita bangsa vampir!"

"Old Apostol, pasti ada caranya kan? aku sangat mencintai Nadia. Kami...!"

"Ada!" sela old Apostol.

David Hughes terlihat menegakkan posisi tubuhnya. Dia sepertinya sangat berharap kalau yang dikatakan old Apostol itu benar, dan cara itu bisa membuat Nadia dan dirinya bisa tetap bersama.

"Tapi setiap keinginan yang melampaui kodrat dan aturan yang seharusnya, pasti ada sebuah pengorbanan yang harus di lakukan untuk mendapatkan keinginan itu, atau agar keinginan itu dapat terwujud. Dalam hal ini, kalian juga harus melakukan pengorbanan kalau ingin bersama!" kata old Apostol membuat David Hughes terlihat begitu terkejut.

Tapi David Hughes mencintai Nadia, dan apapun itu pasti dia akan lakukan.

"Apa itu?" tanya David Hughes pada old Apostol.

"Aku tahu apapun akan tuan Hughes lakukan untuk wanita suku Baigi itu, tapi sayangnya bukan tuan Hughes yang harus berkorban!"

Mendengar apa yang dikatakan oleh old Apostol membuat David Hughes semakin resah.

"Wanita suku Baigi itu harus menjadi seperti tuan Hughes, wanita itu harus menjadi vampir!"

David Hughes langsung berdiri mendengar apa yang dikatakan old Apostol. Tanpa bicara lagi, David Hughes bahkan langsung berbalik dan pergi meninggalkan old Apostol.

Sementara pria baby face yang usianya sudah ratusan ribu tahun itu tersenyum memandang kepergian David Hughes.

"Cinta antara dua bangsa yang sudah bermusuhan sejak dunia ini di ciptakan memang tidak akan berujung baik tuan Hughes, tidak akan pernah!"

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Muhamad Bardi

Muhamad Bardi

kak emang is the best👍👍👍👍...karya" mu memang luar biasa dan ceritanya tuh tidak bertele" terus enak di bacanya..

2023-02-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!