Bab 13

Keesokan harinya, Nadia terbangun dengan posisi yang masih sama di atas tempat tidurnya. Mata Nadia terbuka perlahan karena sinar matahari juga sudah masuk ke dalam kamarnya melalui celah-celah jendela.

Begitu Nadia membuka mata, dia langsung bangun lalu, duduk di tepi tempat tidurnya. Sambil merapikan rambutnya yang berantakan, Nadia masih berusaha mengumpulkan semua nyawanya.

"Selamat pagi!"

Nadia langsung tersentak kaget dan melepaskan rambutnya yang tadinya dia simpul. Mata Nadia lalu mencari sumber suara yang menyapanya tadi.

Begitu dia melihat ke arah kanan, matanya terbuka lebar begitu melihat David Hughes sudah berdiri di dekat cermin sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Dan melihat ke arah Nadia.

Nadia lantas melihat ke arah pintu, seingatnya semalam karena kesal dia bahkan mengunci rapat pintu kamarnya itu. Lalu Nadia melihat ke arah pintu dan jendela yang memang mengarah ke balkon. Kondisinya masih sama, terlihat masih rapi dan tertutup.

Lalu Nadia melihat ke arah David Hughes.

'Loh, kalau semua pintu masih tertutup. Darimana dia bisa masuk?' batin Nadia bingung.

David Hughes tengah menatap dalam ke arah mata Nadia yang sejak tadi bergerak kesana kemari. David berusaha membaca apa yang sedang Nadia pikirkan saat ini. Dan meskipun David berusaha keras, namun apa yang di pikirkan Nadia sama sekali tidak bisa terbaca oleh David Hughes. Sama sekali tidak bisa di tembus. Telepati David Hughes seperti di blok, dan sangat sulit menembus blokade tersebut.

"Darimana kamu masuk? pintunya terkunci kan? itu kuncinya masih menempel di pintu?" tanya Nadia bingung.

Namun David Hughes tak langsung menjawab pertanyaan Nadia. Dia malah maju, melangkah menghampiri Nadia yang duduk di tepi tempat tidurnya.

Melihat David Hughes maju menghampirinya, Nadia lantas menggeser posisi duduknya menjauh dari David Hughes.

Pria itu duduk dengan santai di dekat Nadia lalu berkata.

"Bukankah semalam kamu meminta Louis mencarikan mu ketoprak? semalam saat dia tangan kamu sudah tidur, tapi dia sudah membelikannya lagi pagi ini. Turunlah dan segera sarapan, aku ada urusan penting. Hari ini kamu tidak perlu ke kantor, karena aku juga tidak akan ke kantor!"

Setelah mengucapkan kalimat itu dengan santai. David Hughes lalu berdiri dan berjalan ke arah pintu.

"Kamu akan menghabiskan waktu dengan perempuan genit itu?" tanya Nadia.

Langkah David Hughes langsung terhenti ketika mendengar pertanyaan Nadia tersebut.

"Aku rasa itu bukan urusanmu. Sebaiknya kamu mendengarkan apa yang kamu katakan. Ingat, kamu hanya seseorang yang punya kontrak seumur hidup denganku. Jangan mencampuri apa yang bukan urusanmu!" kata David Hughes yang langsung membuat Nadia terdiam.

Setelah mengatakan itu, pintu kamar Nadia tiba-tiba terbuka sendiri. Dan ketika David Hughes sudah keluar dari sana. Pintu itu kembali tertutup dengan sendirinya.

Ada rasa kesal di hati Nadia saat mendengar apa yang tadi David Hughes katakan. Nadia merasa David Hughes seolah mempermainkan perasaan nya. Kemarin dia begitu baik dan perduli pada Nadia. Namun dalam semalam, setelah bertemu dengan wanita bernama Bella itu. Sikapnya menjadi sangat berbeda pada Nadia. Dan apa yang baru saja di katakan David Hughes tadi, sangat melukai hati Nadia.

'Wanita yang punya kontrak seumur hidup dengan nya? menyebalkan!' keluh Nadia dalam hati.

Setelah mandi dan ganti pakaian, Nadia pun turun ke lantai satu. Dia menuju ruang makan karena memang dia sudah lapar.

Disana sudah ada Louis yang duduk bersandar di sandaran kursi.

"Selamat pagi Nadia, sarapan mu sudah siap!" kata Louis.

Nadia langsung duduk di sebelah Louis. Dia sudah mulai akrab, baik itu dengan Louis ataupun dengan Hugo. Karena mereka juga sudah cukup lama bersama.

"Terimakasih, maaf sudah merepotkan mu!" kata Nadia sambil mulai menyantap sarapannya.

Cukup lama mereka tidak bicara. Louis hanya terlihat diam, sambil sesekali melihat ke arah Nadia.

"Kamu tidak ikut tuan mu?" tanya Nadia memulai obrolannya dengan Louis.

"Tidak, tuan bisa menjaga dirinya dengan baik di tempat itu!" kata Louis.

Mendengar kata tempat itu, Nadia pun jadi penasaran.

"Tempat itu? tempat apa?" tanya Nadia.

"Sebaiknya kamu tidak perlu tahu. Habiskan sarapan mu dan cari kegiatan apa saja di rumah ini. Aku ada di ruang istirahat kalau kamu membutuhkan aku!" kata Louis yang jadi lapar juga ketika melihat Nadia makan.

Tapi makanan mereka sangat berbeda. Nadia juga tahu apa yang akan di lakukan Louis di ruang istirahat. Hugo dan Louis memang akan makan di ruangan itu.

Louis pun pergi, Nadia yang tadinya sangat bersemangat makan. Jadi tidak berselera lagi. Dia juga tahu kalau tempat yang di maksud oleh Louis itu mungkin saja mansion keluarga Tera. Nadia benar-benar kesal memikirkannya.

Saat dia sedang kesal, tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. Rekan kerjanya yang bernama Norman ternyata yang menghubunginya.

"Halo Norman, ada apa?" tanya Nadia.

"Halo Nadia, selamat pagi. Maaf aku menghubungimu. Tapi aku benar-benar membutuhkan bantuanmu, aku sudah mencari dokumen PT Alaska sejak pagi tadi, tapi aku tidak menemukannya. Aku harus merevisinya dan mencetaknya untuk presentasi jam dua siang nanti. Bisakah kamu membantuku Nadia, apa nama dokumennya?" tanya Norman yang adalah rekan kerja Nadia.

Mereka sedang mengerjakan proyek untuk PT Alaska. Sebelum Nadia sakit, dia sempat membantu Norman mengerjakan dokumen untuk proyek itu.

"Aduh, aku juga lupa. Tunggu sebentar ya Norman. Aku akan datang ke kantor. Aku akan coba mencarinya!" kata Nadia yang merasa lebih mudah kalau dia yang mencari sendiri dokumen itu di komputer kantor.

"Baiklah, aku tunggu, terimakasih banyak Nadia!" kata Norman.

Nadia pun membereskan piring bekas sarapannya. Lalu Nadia bergegas naik ke lantai dua untuk berganti pakaian dan mengambil tasnya. Ketika Nadia akan keluar, dia berbuat mencari Louis. Tapi seingatnya Louis bilang akan ke ruang istirahat. Dan itu artinya dia sedang makan. Karena Nadia tak mau mengganggu Louis. Dia memutuskan akan mengirim pesan saja nanti.

Nadia pun pergi dari rumah besar David Hughes. Dengan menghentikan sebuah taksi yang kebetulan lewat, Nadia pergi ke kantor. Dia lupa kalau David Hughes melarangnya untuk pergi ke kantor.

Beberapa saat kemudian, Nadia tiba di kantor. Dan langsung mencari keberadaan Norman.

"Nadia, untung saja kamu datang!" kata Norman yang terlihat senang melihat Nadia.

Nadia langsung duduk di kursi dan mencari dokumen untuk Norman.

"Yang ini kan?" tanya Nadia beberapa saat kemudian.

Norman pun tersenyum.

"Iya benar, oh ya. Mau ku buatkan kopi sambil kita mencetak dokumennya?" tanya Norman dan Nadia pun mengangguk senang.

Mereka berdua terlihat sangat akrab. Mereka bahkan tak jarang saling melemparkan pujian satu sama lain karena merasa pekerjaan satu sama lain benar-benar baik. Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang sedang memperhatikan mereka dari belakang mereka.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Cha Sumuk

Cha Sumuk

yg jd nadia jg cewe super duper ngeyel org nya.

2023-08-06

1

Dygta

Dygta

Kontrak seumur hidup, bukan menyebalkan. Kalau sama CEO kaya tampan tapi manusia sih oke. Kalau sama vampir hih horor kan

2023-02-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!