Bab 16

David terus terlihat menger4ng kesakitan. Matanya kembali berubah merah dan kedua taringnya kembali keluar.

Bahu David Hughes seperti di gerog0ti oleh darah yang merah membara itu. Nadia sudah terisak, dia benar-benar tidak tega melihat David Hughes kesakitan seperti itu.

Nadia masih berusaha mendekati David Hughes.

"David... David... katakan apa yang bisa aku lakukan. Katakan David?" tanya Nadia yang panik dan tidak tahu harus berbuat apa.

"Air suci, ambil air suci di guci yang ada di ruang kerjaku!"

Tanpa menunggu lagi setelah mendengarkan perintah David Hughes tersebut, Nadia langsung berlari ke arah ruangan kerja David Hughes. Nadia mencari kesegaran arah, mencari guci yang David Hughes maksud.

Setelah dia menemukannya di dekat salah satu lemari. Nadia lantas membuka guci tersebut dan mengambil airnya dengan gelas yang ada di atas meja kerja David Hughes. Nadia membuang air yang ada di dalam kelas tersebut terlebih dahulu baru dia mengambil air dari guci dengan gelas tersebut.

Begitu mendapatkan airnya, Nadia kembali berlari keluar dari ruang kerja tersebut menuju ruang tamu.

David masih kesakitan, dia sampai berguling kesana-kemari karena darah tersebut semakin melebarkan luka di bahu David Hughes. Nadia yang sudah tiba di sana langsung bertanya kepada David Hughes apalagi yang harus dia lakukan.

"Minum air itu Nadia, ucapkan mantra yang di ajarkan Louis padamu saat di kantor, saat pertama kali kamu masuk kerja!" kata David Hughes di sela-sela dia merintih kesakitan.

Nadia tertegun untuk sejenak, namun dia langsung mengikuti perkataan David Hughes. Nadia langsung meminumnya, tapi tidak di telan. Lalu Nadia membacakan mantra ya sama seperti yang waktu itu dikatakan oleh Louis.

"Aqua sancta ad sanitatem"

Bhuuhhh

Nadia menyemburkan air itu tepat di luka yang ada di bahu David Hughes. Perlahan namun pasti luka itu perlahan merapat, mengecil dan kemudian hilang. David Hughes yang manik matanya semula berubah lagi menjadi merah kini sudah berubah lagi menjadi biru. Dan kedua taring yang ada di kedua sudut bibirnya pun sudah menghilang.

Tapi Nadia merasa kalau semua ini tidak sederhana. Dia ingat kembali saat di mana dia melukai kuku jari tangan Bella. Lalu saat dimana dia terluka di tangannya, dan vampir yang ada di acara pengangkatan pemimpin waktu itu menyebutnya sebagai manusia keturunan suku Baigi. Sesaat itu semua orang langsung memandang ke arahnya dengan takut.

Nadia mulai menyadari kalau darahnya bisa menyakiti David Hughes, Bella, dan...

"Aku yang sudah melukaimu saat kamu di kantor itu kan?" tanya Nadia dengan mata berkaca-kaca.

David yang sudah mulai pulih, namun masih merasakan sakit pun berusaha mendekati Nadia.

Namun saya David Hughes mendekati Nadia, Nadia pun menjauh.

"Tidak David, jangan mendekat. Aku akan melukaimu!" kata Nadia yang merasa sangat bersalah karena ternyata dirinyalah yang bisa melukai David Hughes.

Nadia meletakkan gelas berisi air suci tersebut di atas meja, kemudian dia berlari secepat yang dia bisa menaiki anak tangga menuju lantai 2. Nadia masuk kok di dalam kamarnya lalu membanting pintunya dengan keras dan menguncinya.

"Akulah yang menyakiti David. Darahku melukainya!" lirih Nadia merasa sangat bersalah.

David Hughes pun hanya bisa duduk di sofa dengan hanya memakai celana panjangnya, David Hughes mengusap rambutnya dengan kedua tangannya secara kasar. Dia benar-benar tidak menyangka, dirinya yang begitu terhanyut karena perasaannya. Sampai tidak bisa menahan diri dan berhati-hati. Hingga membuat Nadia sadar akan kebenaran tentang dirinya. Kalau darahnya bisa melukai para vampir.

Jika Nadia menyadari semua itu ketika dia baru saja masuk ke dalam mansion ini. Mungkin dia tidak akan sedih seperti ini dan malah akan menggunakan cara tersebut untuk kabur dari para vampir itu. Tapi, sekarang semua sudah berbeda. Nadia mencintai David Hughes, dan ketika dia mengetahui kalau darahnya bisa melukai David Hughes. Nadia benar-benar tidak ingin dekat-dekat dengan David Hughes lagi.

Louis dan Hugo telah kembali, mereka terkejut melihat kemeja David Hughes tergeletak di lantai, dan David Hughes duduk di sofa dab tampak frustasi.

"Tuan!" sapa Louis dan Hugo.

David Hughes langsung melihat ke arah kedua pelayannya itu.

"Ada apa tuan?" tanya Louis yang memang tidak bisa membaca pikiran David Hughes.

"Aku bisa menghentikan niat membunuh saat aku haus!" kata David Hughes.

Kedua pelayan David tampak terkejut, tapi jelas terlihat di wajah mereka yang memang pucat. Mereka senang mendengarnya.

"Artinya tuan tidak perlu membunuh manusia lagi?" tanya Hugo dan David Hughes pun mengangguk dengan cepat.

Hugo terlihat senang mendengar jawaban dari tuannya tersebut.

"Bagaimana itu bisa terjadi tuan?" tanya Louis yang menjadi begitu sangat penasaran.

"Nadia bisa menangkal kutukan itu, aku minum darah dari mulutnya!" jelas David Hughes pada Louis dan Hugo.

Keduanya terlihat senang, tapi keduanya malah jadi bingung, kalau sudah ditemukan benang kalau untuk hal tersebut, lalu apa yang membuat tuan mereka itu terlihat frustasi.

"Lalu apa masalahnya sampai tuan terlihat bingung dan sedih begini?" tanya Louis dengan hati-hati.

"Nadia menyadari kalau darahnya bisa melukai kaum kita, dia berlari menjauh dariku sambil menangis. Dia ketakutan, bukan takut padaku. Tapi takut melukaiku!" ungkap David Hughes terlihat sangat sedih.

Kedua pelayan David Hughes juga terlihat sedih.

Keesokan harinya, Nadia keluar dari dalam kamarnya sudah memakai pakaian kerjanya. Louis yang memang sejak malam mengawasinya pun langsung berdiri di depannya.

Louis tampak heran, biasanya Nadia akan terkejut dan marah-marah karena dia muncul tiba-tiba. Tapi kali ini wanita yang ada di depan itu tidak bersikap seperti itu, Nadia sama sekali tidak kaget. Terlihat cuek bahkan.

Dan tanpa bicara, Nadia pun melewati Luois begitu saja untuk menuruni anak tangga. Louis yang ingin menjelaskan sesuatu kepada Nadia pun menghadangnya.

"Minggir Louis, atau kamu akan terluka!" kata Nadia dengan raut wajah sedih.

"Nadia, tidak usah khawatir...!"

"Kamu tidak melihatnya Louis, kamu tidak lihat bagaimana David merintih kesakitan. Darahku hanya setetes saja mengenai bahunya, tapi semakin lama lukanya semakin lebar. Seperti api yang menjalar...!"

Nadia tak sanggup meneruskan kalimatnya, dia kembali ingat seperti apa David Hughes kesakitan semalam.

"Lebih baik kalian menjauh dariku, atau lebih baik kalau aku pergi saja dari kalian!" kata Nadia yang langsung menuruni anak tangga dengan cepat dan langsung meninggalkan ruang itu tanpa sarapan.

Louis pun menemui David Hughes di ruang kerjanya.

"Tuan, sebaiknya kita pergi ke Rumani Village. Kita bisa bertanya pada old Apostol. Apakah ada cara untuk kalian bersama!"

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

💝F&N💝

💝F&N💝

menarik!😄 sangat menarik cetitanya. aku suka

2023-05-02

1

Muhamad Bardi

Muhamad Bardi

ceritanya keren bangeeet👍👍👍

2023-02-24

2

Septh_Ana

Septh_Ana

nah loh, malah kebalik kan vampirnya yang terancam sama manusia

2023-02-24

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!