Bab 10

Jangan tanya raut wajah Abigail Clayton ketika harus meletakkan satu tangannya di dada dan sedikit membungkukkan tubuhnya untuk memberi penghormatan pada pemimpin klan di wilayah barat yang baru.

Tuan Tera bahkan langsung memilih pergi dari sana, karena dia sudah berharap dialah yang akan menjadi pemimpin. Selain usianya memang lebih tua daripada ketua klan yang lain. Tuan Lucifer Tera seharusnya adalah yang paling kuat. Jika saja batu pusaka itu belum di gunakan. Maka saat adu kekuatan, maka dia akan menggunakan batu itu sebagai sumber energi yang tak pernah habis untuknya.

Setelah penobatan, David Hughes tak merubah satu pun aturan yang di buat oleh pemimpin sebelumnya. Semuanya masih tetap sama, kebebasan menentukan pilihan, kebebasan dari pajak dan hal lain. Dan kebebasan melaksanakan pernikahan. Asalkan masih satu r4s.

Setelah semua urusan itu selesai, David Hughes, Louis dan Nadia pun kembali ke mansion Hughes.

Mansion besar itu benar-benar hanya mereka berempat yang tinggal di sana. David Hughes, Louis, Hugo dan Nadia. Benar-benar sangat sepi dan menyeramkan.

Hari-hari setelah hari itu pun berlangsung lebih normal bagi Nadia. Karena semenjak pengangkatan David Hughes sebagai pemimpin. Dirinya terlihat lebih sering di rumah besar itu, kalau David Hughes ada maka secara otomatis kedua asisten nya juga ada. Louis dan Hugo. Jadi rumah besar itu tidak terasa sepi.

Pagi hari saat mereka akan berangkat ke kantor, Nadia sedang sarapan di meja makan. Entah mimpi apa David Hughes semalam, dia menghampiri Nadia. Biasanya, meski dia melihat Nadia, juga dia akan pura-pura tidak melihat dan memberitahu apa saja tugas Nadia lewat Louis.

Nadia yang sedang mengunyah sandwich nya pun mendadak langsung berdiri.

"Selamat pagi bos!" sapa Nadia ramah.

Meskipun sandwich yang dia gigit belum dia telan. Dan masih membuat pipi sebelah kanannya menggembung sedikit.

"Selamat pagi, sarapan apa?" tanya David Hughes.

"Sandwich, bos mau?" tanya Nadia yang hanya sekedar basa-basi.

Nadia hanya sekedar menawarkan saja, karena sesungguhnya dia tahu kalau bos nya tersebut tidak akan makan makanan seperti itu. Bosnya itu hanya akan makan manusia. Memangsa manusia dengan golongan darah O, dan tidak pernah punya penyakit kulit. Itu yang Nadia tahu.

Tapi di luar dugaan Nadia, David Hughes malah mengangguk begitu mendapatkan tawaran seperti itu dari Nadia.

Nadia masih menanggapinya dengan tidak paham. Sampai David Hughes kemudian berkata.

"Coba buatkan satu untukku, sosisnya tidak usah di goreng!"

Begitulah kalimat yang di ucapkan oleh David Hughes sebelum dia duduk di kursi yang ada di seberang Nadia.

Nadia sampai menelan sandwich yang ada di dalam mulutnya dengan susah payah.

"Bo... bos. Mau sandwich?" tanya Nadia lagi.

"Iya, cepatlah. Lima belas menit lagi kita harus berangkat ke kantor!"

Dan tanpa menunggu perintah dua kali dari David Hughes. Nadia langsung bergegas menuju ke dapur dan membuatkan sandwich untuk bos nya tersebut.

Tak butuh waktu lama, kurang dari lima menit makanan manusia pada umumnya itu sudah tersaji di depan meja, di hadapan David Hughes.

"Silahkan bos!" kata Nadia.

Nadia kemudian duduk lagi di kursinya dan lanjut menghabiskan makanannya yang masih tersisa. Tapi baru Nadia meraih sandwichnya dari atas piring dan menggigitnya sekali. Matanya pun melebar melihat sandwich yang ada di piring untuk bosnya tiba-tiba lenyap.

Nadia pikir, makanan itu jatuh. Nadia bahkan sampai menunduk dan melihat ke arah bawah meja makan. Tapi tak ada apapun di sana. Nadia kembali melihat ke arah meja makan, tak ada satupun remahan.

'Kemana perginya sandwich itu?' tanya Nadia dalam hati.

Sampai dia melihat ke arah leher David Hughes yang sepertinya menelan sesuatu. Nadia pun jadi terbelalak.

'Hah, tidak mungkin dia menelannya sekali telan kan. Itu besar loh ukurannya, dia itu vampir atau kuda Nil?' tanya Nadia dalam hati lagi.

Namun untuk bertanya pada bosnya, Nadia sama sekali tidak berani. Alhasil, dia pun diam saja sambil menghabiskan sarapannya.

"Kalau sudah selesai segera berangkat dengan Louis!" kata David Hughes.

"Baik bos!" sahut Nadia.

Nadia agak terpana hari ini dengan penampilan David Hughes. Sikapnya yang tak seperti biasanya membuat Nadia merasa lebih nyaman dan tidak lagi merasakan ketakutan seperti kemarin-kemarin.

Begitu sampai di kantor, Nadia juga sudah mulai mengerti apa saja yang harus dia lakukan. Bahkan tanpa Louis memberitahu nya terkadang dia memang sudah mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Menyusun jadwal David Hughes, lalu menyiapkan semua dokumen untuk meeting atau hal lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan.

Ketika Nadia sedang menyiapkan sebuah dokumen, tiba-tiba ponselnya berdering. Begitu dia lihat Amanda Georgina yang menghubunginya. Nadia segera menerima panggilan itu.

"Halo nona Amanda, apa ada yang bisa aku bantu?" tanya Nadia sopan.

Nadia tahu kalau Amanda adalah salah satu klien penting perusahaan David Hughes. Jadi dia bersikap sangat sopan.

"Benar Nadia, aku ingin janji temu makan malam dengan David, bisa kan?" tanya Amanda.

"Saya akan bertanya pada bos dulu...!"

"Hei, kamu kan yang tahu jadwalnya, malam ini dia tidak ada pekerjaan kan?" tanya Amanda lagi sebelum Nadia menyelesaikan ucapannya.

"Iya nona, tapi.. saya harus tanya bos dulu! mohon pengertiannya nona!" kata Nadia.

"Baiklah, tanyakan padanya. Dan beri aku kabar baik ya!"

Dan Amanda pun memutuskan panggilan telepon saat itu juga.

Baru Nadia agak menghubungi Louis, pria itu sudah datang ke ruangan Nadia.

"Siapkan saja, tuan akan makan malam dengan nona Amanda malam ini!"

Nadia terbelalak kaget, tapi dia langsung segera menyiapkan semuanya. Dari mulai menghubungi Amanda, lalu meladeni semua pertanyaan Amanda tentang apa yang disukai dan tidak di sukai David. Jelas sekali Amanda suka pada David Hughes.

Nadia bahkan menyiapkan restorannya juga, sampai dia lupa kalau dia sendiri belum makan malam. Ketika semua sudah siap, dan makan malam romantis antara Amanda dan David Hughes terjadi.

Di ruang tunggu restoran, Nadia malah merasa sangat kesakitan.

"Aduh, sakit sekali. Astaga, karena terlalu sibuk hari ini aku sampai lupa makan siang dan makan malam. Aduh!" lirih Nadia yang memang punya penyakit maag.

Sampai makan malam David Hughes selesai, dan Amanda pulang. Nadia tidak memberi tahu siapa pun, atau menghubungi siapapun. Dia tidak mau merusak suasana. Tapi malah akhirnya Nadia jatuh pingsan.

Menemukan Nadia dalam keadaan pingsan. David Hughes langsung membawanya ke rumah sakit. Sampai pagi hari kemudian, Nadia baru sadar.

Nadia melihat David Hughes sedang duduk bersandar di sofa dengan mata terpejam.

"Selamat pagi nona, anda sudah sadar?" tanah seorang perawat.

"Iya suster, sejak kapan saya di sini?" tanya Nadia.

"Sudah sejak semalam, anda pingsan. Dan tuan yang di sana itu yang membawa anda kemari, menunggui anda sampai pagi tadi. Mungkin sekarang dia lelah, mau saya bangunkan?" tanya suster itu pada Nadia.

"Jangan sus, biarkan saja dia istirahat!" kata Nadia.

Nadia pun melihat ke arah David Hughes. Dia tidak menyangka bosnya itu akan melakukan semua ini untuknya. Terdengar sangat mustahil. Tapi Nadia senang, setidaknya bosnya masih ada sisi baik di dalam dirinya.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Elok

Elok

Aku merasa cerita ini terlalu cepat, apa perasaan ku saja ya

2023-02-21

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!