Bab 7

Persaingan antara David dan Abigail mulai terlihat dan suasana di dalam ruangan itu sudah mulai membuat beberapa orang di dalamnya merinding. Termasuk Nadia.

"Tuan Abigail, tuan David kenapa tidak bekerja sama saja. Keuntungan di bagi dua, itu cukup...!"

Brakkkkk

Tapi ketika moderator dalam rapat itu mengusulkan ide seperti itu. Abigail Clayton malah memukul meja di depannya dengan kuat.

Membuat beberapa orang yang tengah duduk di depan meja itu langsung berdiri karena kaget. Kecuali David Hughes dan Louis. Nadia bahkan sudah berdiri di belakang Louis.

Tapi setelah menggebrak meja dengan kencang seperti tadi dan membuat semua orang terkejut. Tatapan Abigail Clayton malah mengarah ke arah Nadia.

'Dia penakut seperti yang lainnya, lalu apa yang istimewa dari wanita itu?' tanya Abigail Clayton dalam hatinya.

Menyadari tatapan Abigail Clayton pada Nadia, David Hughes langsung berdiri dan merapikan jasnya.

"Tuan Shauki, berikan saja proyek ini pada tuan Abigail Clayton. Sepertinya dia lebih membutuhkannya!" kata David yang langsung keluar dari ruangan itu di ikuti oleh Louis dan Nadia.

Perkataan David Hughes itu memang membuat Abigail mendapatkan tendernya. Tapi terasa seperti sebuah pemberian malah. Meski kesal, Abigail Clayton tepat menerima tender itu. Karena tender sebelumnya sudah di rebut oleh David Hughes.

Setibanya di kantor, di Angkasa Raya Company. David Hughes tampak tidak tenang. Hugo dan Louis yang sudah tahu kenapa tuannya itu langsung mencarikan seseorang yang bisa menjadi penawar dari rasa sakit dan gelisah juga haus berkepanjangan tuannya itu.

Nadia yang tak sengaja ingin mengantarkan laporan yang sudah dia selesaikan langsung terkejut melihat seorang pemuda berseragam sekolah tengah terkulai lemah tak berdaya di depan meja kerja David Hughes.

Mata Nadia berkaca-kaca. Tangan dan kakinya gemetar.

'Monster... makhluk ini benar-benar Monster!' batin Nadia yang begitu shock melihat apa yang ada di depannya.

Nadia benar-benar merasa sangat mual dan pusing melihat apa yang ada di depannya. Bau darah yang baru keluar dari tubuh pemuda itu benar-benar membuat Nadia ingin pingsan.

Nadia lantas berlari dari ruangan itu dan membanting pintu ruangan CEO tersebut.

Nadia menangis dengan mata dan wajah yang merah padam. Dengan perut mual dan tenggorokan yang rasanya tercekat. Nadia terduduk lemas di lantai di dalam ruangannya.

"Seumur hidup aku harus melihat hal seperti itu. Bagaimana mungkin, tapi keluarga ku..!"

Nadia menangis terisak, dia nyaris tak bisa bernafas melihat yang di lakukan David Hughes pada pemuda itu. Pastinya dia juga anak seseorang, kakak seseorang atau adik seseorang. Nadia menutup mulutnya ketakutan, kesal, dan sedih bercampur menjadi satu sungguh membuatnya tak bisa bernafas.

Sementara di dalam ruangannya, David Hughes tak perduli sama sekali dengan apa yang Nadia lihat barusan. Dia meminta Hugo segera menyingkirkan mangsanya barusan. Dan bersikap seolah tak terjadi apapun.

Sore harinya, Louis ke ruangan Nadia dan mengajaknya pulang.

Tapi setelah berpikir selama berjam-jam, Nadia pun penasaran sebenarnya apa yang terjadi pada David Hughes sampai harus menghisap darah dari manusia secara langsung seperti itu. Sedangkan Nadia pernah melihat Louis dan Hugo melakukannya dari kantong darah.

Namun belum Nadia menemukan jawaban atas pertanyaannya. Hugo mengajaknya untuk pulang. Dan seperti biasanya, Nadia hanya boleh keluar sebatas makan malam saja kalau malam hari. Setelah itu dia harus mengurung dirinya di dalam kamar saja kalau malam hari.

Namun malam itu, Nadia baru ingat kalau belum mencharge ponselnya. Saat dia mencharge ponselnya, sepertinya charger nya rusak. Nadia pun ingin mencari Hugo atau Louis untuk minta meminjamkan charger mereka. Namun ketika Nadia baru menuruni anak tangga. Dia mendengar teriakan seorang wanita.

Nadia berlari tanpa alas kaki ke sumber suara. Dia melihat di dalam kolam renang, seorang wanita dengan pakaian renang yang bahkan sudah tidak utuh lagi sedang menjerit karena lagi-lagi bosnya Nadia menghisap darah wanita itu langsung dari lehernya.

Air kolam renang itu berubah menjadi merah. Nadia benar-benar ketakutan. Keringat sebesar biji jagung sudah mengalir di pelipisnya. Nadia tanpa sadar berbalik, dan dalam hatinya saat itu hanya ingin pergi dari tempat itu untuk selamanya. Tanpa berpikir lagi, Nadia berlari ke arah pintu utama rumah besar itu. Nadia bahkan tidak memakai alas kaki. Dia terus berlari tanpa menoleh ke arah belakang. Bahkan sudah sampai di depan pintu gerbang.

Dengan piyama dan tanpa alas kaki, dengan keringat yang mengucur deras Nadia terus berlari meskipun dia tidak tahu akan bisa selamat atau tidak dan akan kemana dirinya. Namun yang dia pikirkan adalah dia tidak akan sanggup berada di rumah itu lagi, air kolam berubah menjadi merah membuat Nadia benar-benar ketakutan.

Tak jauh dari rumah besar itu ternyata Abigail Clayton dan Ponco anak buahnya sedang berada di dalam mobil dan mengawasi rumah David Hughes. Vampir dari klan berbeda dengan David Hughes itu masih penasaran pada Nadia. Dan begitu dia melihat Nadia keluar dari rumah besar itu, Abigail Clayton seperti mendapatkan keberuntungan.

Dia pun tertawa di dalam mobilnya.

"Ha ha ha, Ponco mangsa kita datang sendiri. Tanpa harus kita pancing keluar dari sarangnya!" kata Abigail Clayton.

Ponco langsung meminta supir mereka mengejar Nadia. Setelah dekat dengan Nadia yang masih berlari, Ponco turun dari mobil dan langsung membuat Nadia pingsan. Lalu membawa Nadia pergi menuju ke markasnya.

Di dalam rumah David Hughes menyadari kalau Nadia tidak ada di rumah itu. David yang sudah selesai dengan ritualnya secepat kilat pergi, David Hughes hanya mengirimkan telepati pada Louis untuk menyusulnya.

David keluar dari gerbang, dan dari penciumannya yang tajam. Dia tahu kalau Abigail Clayton yang membawa Nadia. Secepat kilat David Hughes menyusul mobil Abigail.

Brakkkkk

Kap mobil Abigail di hantam benda keras dari atas. Membuat mobil itu langsung berhenti seketika.

"David!" Abigail terkejut David sudah ada di atas kap mobil Abigail.

Abigail yang merasa kalau saat ini kekuatan David sedang dalam puncaknya pun segera melarikan diri bersama Ponco. Sementara supir Abigail yang hanya manusia biasa pun pingsan di tempat.

Tak lama Louis datang dengan sebuah mobil. David meminta agar Louis membawa Nadia pulang, lalu David menghapus semua ingatan supir yang pingsan itu. Kemudian dia pergi secepat kilat.

Louis membangunkan Nadia yang pingsan. Louis yang merasa harus menjelaskan pada Nadia, karena Nadia akan bersama mereka dalam kurun waktu yang lama pun berkata.

"Nadia bangun!"

Nadia pun bangun perlahan, setelah Louis mengucapkan mantra untuk menenangkan Nadia yang tampak ketakutan. Louis pun berkata.

"Ada yang ingin aku ceritakan padamu!" kata Louis.

Di dalam perjalanan, Louis mengawali ceritanya dari ratusan tahun lalu, ketika David Hughes bertemu dengan seorang wanita dari ras manusia dan jatuh cinta. Pada masa itu masih pada zaman yang begitu kuno. Tidak ada mobil, motor ataupun sepeda.

Zaman itu masih zaman di mana semua orang masih menggunakan kuda sebagai alat transportasi. Saat itu David Hughes terluka akibat perang melawan klan vampir lain untuk memperebutkan wilayah kekuasaan. Dan saat itulah dia bertemu dengan wanita bernama Aura.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Elok

Elok

Aku juga pasti kabur sih itu, air kolam jadi merah semua. Untung gak pingsan di tempat si Nadia.

2023-02-21

2

Elok

Elok

Kalau anda tahu anda pasti terkejut, anda akan terbakar dan tidak ada obatnya.

2023-02-21

2

Renzy Olivia

Renzy Olivia

Ya ampun kenapa aku bayangin ada di jaman itu ya. Wkwkwkwkwkwk

2023-02-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!