Bab 5

Nadia masih diam di ruangannya sendirian. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Tapi tiba-tiba saja telepon di atas meja kerja Nadia berdering.

Dengan cepat Nadia mengangkat gagang telepon tersebut.

"Ha.. halo!"

"Turun ke lobby, tuan David Hughes akan makan siang. Kamu baiklah ke mobil yang di bawa Hugo!"

"Tapi...!"

Tut Tut Tut

Baru saja Nadia akka bertanya dimana Hugo berada, Louis sudah menutup panggilan teleponnya.

"Turun saja ke lobby!" kata Nadia lalu memutuskan untuk segera turun ke lobby perusahaan.

Benar saja, ketika Nadia sampai di lobby Hugo sudah ada di depan lift.

"Naik mobil di depan itu!" kata Hugo yang langsung menghilang.

Nadia sempat tertegun sejenak. Namun dia langsung tersadar dan bergegas ke arah mobil yang tadi di tunjuk oleh Hugo.

Begitu Nadia membuka pintu mobil, mata Nadia terbelalak. Karena Hugo sudah ada di kursi pengemudi.

Mulut nadia bergerak ingin mengatakan sesuatu. Tapi rasanya sangat sulit.

"Masuk!"

Apalagi saat Hugo berseru menyuruh Nadia masuk ke dalam mobil. Nadia bahkan langsung masuk ke dalam mobil begitu saja. Setelah Nadia duduk, Hugo langsung melajukan mobilnya dan meninggalkan perusahaan.

Beberapa saat kemudian mereka tiba di sebuah restoran bintang lima terkenal di kota ini. Hugo mengatakan kalau mereka harus berjalan ke ruang VIP restoran ini. Nadia cukup terperangah, meski dia juga pernah ikut Adrian meeting di restoran ini, dia tidak tahu kalau masih ada ruang VIP yang begitu mewah dan privasi.

Hugo terus berjalan dengan cepat, Nadia yang memang tidak terlalu tinggi sebenarnya cukup kesulitan mengikuti Hugo. Dia bahkan harus setengah berlari.

Hingga mereka tiba di ruang VIP tersebut. Hugo membuka pintu dan meminta Nadia masuk. Di dalam ruangan itu David Hughes bersama dengan seorang wanita cantik dan dua orang pengawalnya yang bertubuh tegap.

Di sana tidak ada Louis dan Ghina, Nadia pun di arahkan untuk duduk di belakang David. Di atas meja sudah ada laptop dan sebuah dokumen.

Dengan cepat Nadia membuka dokumen itu dan mempelajarinya. Pengalamannya bekerja di perusahaan yang di pimpin Adrian membuatnya tidak mengalami kesulitan mempelajari dokumen tersebut.

Namun ketika Nadia tengah mempelajari dokumen, wanita cantik itu tampak terus melirik ke arah Nadia.

"Itu asisten barumu?" tanya wanita itu pada David.

"Iya!" sahut David singkat.

Nadia mendengar apa yang mereka bicarakan, tapi dia hanya tersenyum sambil mengangguk sekali tanda menghormati wanita tersebut.

"David, aku tahu kita baru saling kenal satu bulan. Dan itu juga karena kerja sama kamu dan ayahku. Tapi aku berharap kita bisa menjalin hubungan lebih dekat lagi!"

Mata Nadia melebar.

'Astaga nona, kenapa kamu bicara seperti itu. Kamu pasti belum tahu ya, kalau pria tampan di depanmu itu vampir. Astaga, kalau kamu tahu, kamu pasti kabur!' batin Nadia.

"Kita lihat saja nanti!" kata David Hughes yang sepertinya tidak tertarik dengan wanita cantik di depannya itu.

Makanan mereka sudah datang, Nadia sempat terperangah melihat David makan makanan manusia dengan begitu santai.

'Dia makan seperti manusia biasa. Apa memang seperti itu, apa memang vampir juga makan makanan manusia?' batin Nadia bertanya-tanya.

Setelah makan siang selesai, David mendapatkan telepon. Saat itulah wanita cantik itu menghampiri Nadia.

"Hei, siapa namamu?" tanya wanita cantik itu.

"Nadia nona!" jawab Nadia singkat.

"Aku Amanda, berikan ponselmu!" kata wanita itu.

Nadia pun memberikan ponselnya. Amanda memasukkan nomernya ke ponsel Nadia. Lalu memanggil ke nomernya sendiri. Setelah itu dia mengembalikan ponsel itu pada Nadia lagi.

"Nadia, bantu aku ya. Aku hanya ingin tahu apa yang di sukai dan tidak di sukai David. Kamu asistennya kan? kamu pasti tahu banyak hal tentang dia!"

"Tapi.. tapi nona. Aku bahkan baru bekerja...!"

"Tidak masalah, selama ini hanya Louis dan Hugo di sisinya. Ada kamu, kamu pasti penting kan?" tanya Amanda yang langsung menjauh dari Nadia.

Nadia hanya mampu menghela nafasnya panjang.

'Hais, apa lagi ini? mana aku tahu apa yang di sukai dan tidak di sukai vampir? masak aku harus bilang tuan David suka darah, hih...!' Nadia bergidik ngeri sendiri.

Setelah urusan selesai, mereka kembali ke kantor. Nadia pun kembali ke ruangannya. Dan sampai jam lima sore, tidak ada lagi yang dia kerjakan. Saat jam pulang kantor, Nadia mencari Louis di ruangannya. Dan meminta ijin untuk pulang ke rumah dulu malam ini, karena dia belum pamit pada kedua orang tuanya. Louis pun mengijinkan.

Nadia pun kembali ke rumah, dengan perasaan campur aduk. Tapi dia cukup menghela nafas lega, karena saat melihat akun banknya, sudah ada kiriman uang dua kali lipat dari gaji yang seharusnya. Setidaknya ayah dan ibunya bisa membiayai adik-adiknya sampai lulus SMA dengan uang itu juga untuk kehidupan sehari-hari.

Orang tua Nadia menyambut kedatangan Nadia dengan senyuman.

"Baru pulang nak?" tanya ibunya Nadia.

"Iya Bu!" jawab Nadia.

Nadia pun masuk ke dalam rumah, dia bersih-bersih dan membantu ibunya menyiapkan makan malam. Setelah makan malam, Nadia pun bicara pada kedua orang tuanya dan kedua adiknya.

Kedua orang tua Nadia cukup terkejut mendengar Nadia sudah putus dari Adrian.

"Bagaimana ceritanya? memang nak Adrian kenapa? apa dia selingkuh?" tanya ibunya Nadia.

Nadia merasa sangat tak baik kalau dia jujur masalah Adrian yang tidak mau membiayai kehidupan orang tuanya setelah menikah. Jadi Nadia hanya berkata.

"Mungkin sudah waktunya saja hubungan kami berakhir Bu. Dan Nadia juga sudah di pecat sama mas Adrian!"

Mendengar kabar itu ayah dan ibu Nadia nampak terkejut.

"Jangan khawatir Bu, ayah. Nadia sudah dapat pekerjaan baru kok. Tapi ya itu masalahnya, Nadia harus 24 jam berada di rumah bos Nadia itu!"

"Kak Nadia jadi pembantu?" tanya Dika spontan.

"Hush... !" sela Dila.

"Pakai bahasa yang bagus sedikit, Asisten rumah tangga!" ralat Dila.

Nadia terkekeh mendengar kedua adiknya bicara seperti itu.

"Bukan dua-duanya. Asisten pribadi, gajinya lumayan Bu, ayah. Jadi Nadia juga mau minta ijin sama ayah sama ibu. Nadia harus pindah kesana!" ucap Nadia yang membuat ke empat orang dihadapannya terlihat sangat sedih.

Ayah Nadia bahkan minta maaf karena dirinya tak bekerja sesudah sakit berkepanjangan. Nadia yang harus jadi tulang punggung keluarga.

"Nadia akan kirim yang setiap bulan. Dika, Dila... jaga ayah sama ibu ya!"

Kedua adik Nadia langsung menghambur memeluk Nadia sambil menangis.

"Apa kakak gak akan dapat cuti? TKW saja tiga tahun sekali dapat cuti kan kak?" tanya Dika yang lagi-lagi membuat Nadia terkekeh.

'Haih, aku tidak tahu bisa cuti atau tidak. Bisa selamat dan tetap hidup saja aku rasa sudah syukur. Hidup dengan para makhluk berdarah dingin, hah... aku pikir itu hanya ada di film saja. Ternyata benar-benar ada!' batin Nadia resah.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Mia

Mia

Aku malah gak tahu juga ada ruangan VIP di restoran. Aku biasa makan di warteg

2023-02-22

2

Renzy Olivia

Renzy Olivia

Aku pikir juga iya cum ada di film

2023-02-19

2

Renzy Olivia

Renzy Olivia

Kalau tahu ya kabur duluan lah, boro-boro mau suka kan

2023-02-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!