2.

"Astaghfirullah!"

Wajah pria itu benar-benar sudah membuat Unni sangat kaget, apalagi ditambah ia sudah begitu ketakutan melihat cairan merah pada tubuh pria itu.

"Damn it!!!"

Erang pria yang sedang melakukan sesuatu yang begitu membuat dirinya puas, namun tidak untuk manusia normal.

Mendapati dirinya diketahui oleh pria tersebut, dengan cepat Unni berlari menjauh. Mulutnya tidak berhenti mengucapkan istighfar sampai pada akhirnya kakinya sudah berhenti tepat dimana ia tinggal, sebuah apartemen yang sangat sederhana. Memasuki dan menekan angka pada lif yang ia gunakan agar segera tiba ditempatnya. Membuka dan menutup pintu dengan cepat, membuat Unni seperti sedang dikejar-kejar bagaikan pencuri.

"Astaghfirullah ya Allah, ampuni hambaMu ini. "

Di luar tempat tinggal Unni, terdapat mobil mewah yang diyakini milik pria yang aksinya telah dilihat oleh Unni terparkir. Pria itu menatap bangunan tersebut dengan cukup lama, Seringai kecil ia perlihatkan.

"Beraninya mata itu meminta semuanya, heh. Tidak akan aku biarkan kau tenang, nona."

.

.

.

Dengan kejadian tersebut, membuat Unni hampir saja melewatkan kewajibannya di subuh hari. Mengalami kesulitan untuk memejamkan matanya untuk tidur, membuat dirinya gelisah dan pada akhirnya berakhir dengan membentangkan sejadah serta melakukan sholat sunnah. Lantunan ayat suci terdengar begitu indah, ketika Unni membacanya dan hal itu berhasil membuatnya terlelap begitu saja.

"Bismillah, semoga hari ini akan lebih baik lagi dari hari kemarin."

Berangkat menuju tempat kerjanya, Unni selalu beristighfar dan berdoa agar hatinya menjadi lebih tenang dalam melakukan pekerjaannya. Setibanya ia di perusahaan, ia langsung mengerjakan tugasnya. Disaat semuanya telah selesai, namun jam istirahat makan siang belum tiba. mengeluarkan mushaf berukuran sedang, membukanya dan mulai membacanya dengan suara yang hanya dirinya sendiri bisa mendengar. Karena perusahaan tersebut tidak mengizinkan karyawannya untuk berkeliaran disaat jam kerja masih berlangsung, maka dari itu Unni memanfaatkannya dengan tilawah.

"Nona Hafsah, anda diminta untuk datang ke ruangan CEO." Suara Kenzo membuat kaget semua karyawaan ya g berda di dalam ruanga tersebut.

Mendengar suara itu, Unni menghentikan aktivitasnya. Memberikan jawaban akan segera kesana, namun pada aslinya. Dirinya begitu gugup untuk berhadapan dengan pemilik perusahaan, menarik nafas panjang dan menyimpan kembali mushaf miliknya.

"Baik tuan, saya akan segera kesana."

Saat Unni akan keluar dari ruangannya, tangan Jihan menahan lengan Unni. Dimana ia tahu, jika temannya itu penasaran kenapa dirinya dipanggil ke ruangan CEO. Menggerakkan bahu sebagai tanda jika ia juga tidak tahu.

Detak jantung Unni berdetak sangat cepat, ia begitu takut saat Kenzo membuka ruangan yang di pintunya tertuliskan 'Ruang CEO'.

"Silahkan nona, tuan sudah menunggu anda di dalam." Mempersilahkan Unni untuk segera masuk dan menutup kembali pintunya.

Langkah kaki itu terasa berat untuk melangkah, jika harus mengingat kejadian sebelumnya yang ia saksikan. Berusaha untuk tetap tenang dan tidak terlihat gugup.

"Assalamu'alaikum..." Ucap Unni secara pelan, karena ia tidak tahu kepercayaan apa yang dimiliki oleh tuannya.

Terlihat seorang pria yang memiliki tubuh yang cukup proporsional, dengan wajah tampan dan juga terkesan sedikit arogan dan juga kejam. Itulah yang ada di dalam pikiran Unni saat itu, tanpa ia sadari jika pria itu mengetahui kehadirannya.

Menyadari jika orang yang ia inginkan sudah berada disana, membuat Azka menghentikan pekerjaannya. Ia bersandar pada sandaran kursinya, menatap wanita yang kini berada dihadapannya dan menunduk. Azka tahu jika wanita itu adalah orang yang sudah melihat aksi horornya, akan tetapi wanita itu terlihat begitu berbeda dan sangat tenang.

" Hafsah Kamilatunnissa. Jangan dibiasakan tidak menatap lawan bicaramu."

" Maafkan saya tuan." Suara itu membuatnga kaget, namun ia berusaha untuk tetap tenang.

Tidak boleh menatap lantai, maka ia memutar sedikit tubuhnya dan menatap ke arah depan.

" Heh, kau sungguh menarik." Desis Azka yang tidak didengar oleh Unni.

"Baiklah, jika kamu mempunyai berbagai cara untuk tidak menatap lawan bicaramu. Maka saya juga mempunyai cara agar kau bisa melihatku. "

Mendengar suara berat itu, membuat Unni semakin gugup. Namun ia terus berusaha untuk tetap tenang. Seakan ia tidak menghiraukan apapun yang di ucapkan oleh Azka, mengingat kembali akan kejadian yang ia lihat sebelumnya.

"Astaghfirullah!" Seketika tubuh itu melangkah mundur ke belakang.

Azka muncul secara tiba-tiba, tepat berada dihadapannya. Mendapati wanita dihadapannya melangkah mundur, dengan cepat tangan itu menahannya. Mencengkram perngelangan tangan kecil itu dengan sangat kuat, membuat wanita itu meringgis kesakitan.

"Sa sakit! Astaghfirullah, tuan lepaskan." Unni memberontak agar tangan itu terlepas dari cengkraman Azka yang sangat menyakitkan.

"Sakit? Ini belum seberapa, kau akan merasakan yang lebih menyakitkan dari ini. Maka dari itu, bersiaplah nona." Menghempaskan dengan cukup kuat dan kasar, membuat Unni terjerembab ke lantai.

Memegang tangannya yang sakit, tak terasa air mata itu telah terjatuh membasahi pipi. Sungguh tidak ia duga akan mendapatkan perlakuan seperti ini, dengan mengumpulkan semua kekuatannya agar tetap kuat. Unni berdiri dan kembali berhadapan dengan pemimpinnya.

"Kenapa? Aku tahu wajahku sangat tampan, tapi aku tidak akan mengizinkan wanita sepertimu untuk mengaguminya. Sungguh aneh, kenapa mereka menerima wanita aneh sepertimu untuk bekerja disini sebagai karyawan. "

Ingin rasanya Unni mencengkram mulut Azka yang terus-terusan merendahkannyq, ia tahu jika perbuatannya salah untuk erkata kasar pada pimpinannya. Maka, Unni melakukannya dengan cara ia sendiri.

" Terima kasih atas pujiannya tuan, apakah masih ada yang harus saya dengan dan saya kerjakan?"

Raut wajah Azka langsung berubah menjadi sangat dingin, sedingin kutub Utara. Menatap tajam pada wanita yang sudah membuatnya mood seorang Azka menjadi hancur, ia tidak menyangka jika wanita itu begitu tenang menghadapinya.

" Arkh!" Rahang Unni mendapatkan cengkraman dari tangan kekar Azka.

" Kau! Tidak takut denganku? Aku bisa saja menjadikanmu seperti orang yang kau saksikan saat itu, bagaimana?" Seringai Azka.

"Untuk apa saya takut pada anda, tuan. Saya hanya takut pada pemilik dan pencipta semua makhluk di dunia ini." Begitu tegas Unni menjawab perkataan Azka padanya, walaupun harus menahan rasa sakit yang sudah seperti luka mengangga tersiram air garam pada rahangnya.

Ucapan Unni semakin membuat Azka terpancing, ia menggeretakkan rahangnya. Menandakan jika ia begitu marah, kini ia mendorong kuat tubuh Unni hingga ia terbentur dengan ujung meja kerja milik Azka.

...Astaghfirullah ya Allah, kuatkanlqh hambaMu ini untuk menghadapi seseorang yang sudah dikuasai oleh amarah....

Merasakan jika tubuhnya begitu sakit, Unni menarik nafas panjang dan berdiri. Namun tidka bagi Azka, ia merasa sangat direndahkan saat mengetahui lawannya berdiri tanpa merasakan sakit dari wajahnya. Tangan kekar itu kembali mencengkram kepala Unni yang terungkap oleh hijabnya, Azka berusaha menarik kain itu dengan sekuat tenaganya dan Unni menahannya.

" Sungguh munafik sekali, wanita sepertimu ini hanya berlindung dari baju ini dari keburukan yang kau lakukan. Dimana kau dengan mudah memberikannya pada orang lain, tapi menutupinya agar terhindar dari celaan."

Deg!!

"Arkh!!"

"Apa apa yang kau lakukan!" Azka mengerang dengan kuat, saat Unni terlepas dari dirinya dan menendnag aset masa depan miliknya.

Terpopuler

Comments

Adiba Shakila Atmarini

Adiba Shakila Atmarini

hajar saja unni..mnusia g bermoral tu..selalu mrendahkn prempuan.dy pikir trlahir dri daun pintu apa..

2024-04-27

0

Aldina Rianti

Aldina Rianti

perlu d hajar laki2 kasar

2024-04-23

0

anita

anita

rasain

2024-03-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!