Rasanya Rangga dan Aleena tak ingin melewati malam ini dengan cepat. Namun, mereka harus berpisah karena malam sudah sangat larut.
"Kamu tinggal di rumah Reksa?"
"Tidak," jawabnya seraya menggeleng.
"Lalu?"
"Ada rumah yang sudah Baba siapkan. Itu tak jauh dari kediaman Reksa." Aleena mulai menjelaskan sambil memeluk tubuhnya sendiri karena udara yang dingin.
"Tinggal sama teman kamu itu?" Aleena mengangguk. Seketika langkah Rangga terhenti. Ada rasa tidak terima ketika Aleena berkata seperti itu.
Aleena pun ikut menghentikan langkahnya. Dia menatap Rangga dengan tatapan bingung.
"Tidak boleh 'kan lelaki lajang dan wanita lajang tinggal dala satu rumah."
Aleena tertawa, melihat Rangga seperti ini. Itu terlihat sangatlah lucu. Dia gemas dan ingin mencubit pipi Rangga yang putih itu karena baru kali ini melihat cemburunya seorang Rangga Ardana yang biasanya hanya menunjukkan wajah teduh.
"Aku gak sendiri di sana. Banyak pengawal juga. Reksa akan tinggal di sana. Bang Axel pun akan selalu memantau." Aleena berkata dengan begitu lembut. Ya, Aleena yang dulu telah kembali.
Namun, Rangga tak kunjung melangkah kakinya. Itu membuat Aleena sedikit kesal karena dia sudah sangat kedinginan.
"Ayo!" ajak Aleena. "Udah dingin banget ini."
Bukannya melangkahkan kaki, Rangga malah menarik tangan Aleena hingga masuk ke dalam pelukannya dan mampu membuat Aleena terkejut.
"Kalau gini hangat gak?"
Aleena membeku. Dia tidak mampu menjawab, tapi dia merasakan kehangatan yang luar biasa dari pelukan kakak angkat dari Agha itu. Tangannya pun perlahan mulai membalas pelukan Rangga.
"Aku ingin kita seperti ini terus."
Sebuah kalimat yang menjadi doa dari Rangga. Dia mengamini sangat keras sedangkan Aleena hanya membisu.
"Aku juga ingin seperti itu, Ngga."
Tibanya di rumah minimalis khas Jepang, Khairan dan Reksa sudah berada di depan rumah. Khairan menunjukkan wajah ayah dari Aleena kepada wanita yang baru saja diantar oleh Rangga.
"Ponsel kamu mati. Jadi, Om Radit telepon ke aku." Khairan berkata dengan begitu tegas. Juga dibumbui emosi sedikit.
Hati Aleena berdegup tak karuhan. Dia takut kepada sang ayah apalagi di Jepang dia bukan bersama Khairan, melainkan bersama Rangga. Ragu sekali Aleena untuk mengambil ponsel Khairan. Rasa takut sangat menghantui hatinya.
Tanpa semua orang di sana duga, Rangga meraih ponsel yang ada di tangan Khairan. Sontak mata Khairan melebar. Sedangkan Rangga sudah menyapa ayah dari Aleena dengan begitu sopan..
"Maaf, Om. Aleena tadi jalan sama aku. Kebetulan kita bertemu di bandara."
Lugas sekali ucapan dari Rangga. Dia sama sekali tidak takut ataupun sungkan kepada Radit. Padahal Radit adalah orang yang minim bicara, tapi selalu memperhatikan gerak-gerik semua orang yang dia kenal.
"Om jangan marahi Aleena karena aku yang ajak Aleena pergi." Rangga benar-benar gentle man. Dia tidak takut menghadapi Radit. Dia bukan tipikal orang pendiam seperti ayahnya Aleena yang sangat sulit didekati.
"Enggak kok. Om gak marah."
Aleena dapat bernapas lega dan dia mulai menatap ke arah Rangga yang juga melengkungkan senyum penuh kelegaan. Khairan terdiam, dia kalah start kali ini. Juga ternyata Rangga lebih dekat dengan Radit ketimbang dirinya.
"Have fun ya, Kakak Na. Ingat ponsel gak boleh mati karena Baba akan khawatir." Aleena menjawab iya dan sambungan telepon pun berakhir.
Aleena menyerahkan ponselnya kepada Khairan. Namun, tak dia duga jika Khairan akan berkata di luar pemikirannya.
"Masuk! Sudah malam. Kamu adalah tanggung jawab aku karena aku yang meminta ijin untuk mengajak kamu ke sini."
Aleena tercengang mendengar kalimat yang sangat tegas keluar dari mulut Khairan. Wajahnya yang sangat serius membuat Aleena menuruti apa yang dikatakan oleh Khairan. Sedangkan Reksa melirik ke arah Khairan dengan senyum smirk.
"Masuklah!"
Rangga berkata dengan sangat lembut ketika Aleena menoleh ke arahnya. Dia tahu Aleena tengah ketakutan. Segera Aleena masuk ke dalam rumah di mana untuk seminggu ke depan dia, Khairan, Reksa juga para bodyguard akan tinggal di sana.
Selepas Aleena masuk, Khairan mulai mendekat ke arah Rangga yang terlihat amat santai. Sedangkan wajah Khairan sudah menaburkan genderang perang.
"GUA YANG AKAN MENJAGA ALEENA."
Tegas sekali ucapan dari Khairan Kharisma. Apalagi tatapannya yang sangat tidak bersahabat.
"Kamu boleh menjaganya, tapi akulah yang nantinya akan membahagiakan Aleena."
...***To Be Continue***...
Komen dong ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
kendra maulana
aku dukung kamu rangga
2023-03-27
0
Ani Sumarni
god job bang rangga kawal sampai halal ok
2023-03-06
0
Dzaky Naila
waw ka Rangga sedikit yang keluar tapi sakit nya kebangetan 👍👍...emang nya enak khai 🤪🤪🤪
2023-03-06
0